Politik
Mohon Maaf, Faktanya Tak Ada Tamu dari PSI yang Diundang Jokowi ke Istana, Justru PAN yang Diundang
Seperti diketahui PSI merupakan pendukung Jokowi di Pilpres 2019 sementara PAN mendukung Prabowo.
Terlepas dari itu, PSI juga menyatakan pendapatnya soal kabar merapatnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke partai koalisi pemerintah.
Antoni mengimbau PAN tak lagi berada di antara dua kaki dalam berpolitik.
"Salah seorang pengurusnya misalkan menjadi menteri di kabinet Pak Jokowi. Akan tetapi langgam politiknya, personal-personal lainnya selalu nembakin Pak Jokowi," ucapnya.
PSI berharap PAN yang berada di bawah pimpinan Ketua Umum Zulkifli Hasan (Zulhas) lebih konsekuen untuk tidak bermain dalam politik dua kaki ke depannya.
"Bila memang bergabung dengan koalisi ini maka menjadilah peserta koalisi yang konsekuen memberikan dukungan politik kepada Pak Jokowi dan berhenti bermain dua kaki seperti yang pernah ditunjukkan PAN pada periode sebelumnya," kata dia.
Penjelasan Istana
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Ngabalin menyebut pertemuan pimpinan parpol hanyalah membicarakan terkait perkembangan Covid-19 di Indonesia.
Menurutnya, pertemuan parpol koalisi ini adalah hal yang normal-normal saja.
"Melihat tren (kasus Covid-19) yang menurun, artinya kerja-kerja pemerintah terkait dengan skema levelling dengan PPKM ini kan memberikan hasil yang signifkan."
"Sehingga kemudian Bapak Presiden mengumpulkan dan membicarakan hal ini kepada beliau-beliau (petinggi parpol)," ucap Ngabalin, dikutip dari tayangan YouTube TV One, Rabu (25/8/2021).

Lebih lanjut, Ngabalin menuturkan Presiden hanya mendiskusikan strategi pemerintah dalam pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
"Yang dibicarakan itu perkembangan Covid-19, tadi kita dengar strategi yang disampaikan oleh Presiden adalah tentang ekonomi dan bisnis negara," jelas dia.
Selain itu, ia juga menampik kabar dugaan adanya posisi menteri baru atau reshuffle, mengingat PAN yang ikut serta dalam pertemuan parpol koalisi.
Dikatakannya, kini pemerintah hanya fokus dalam penanganan pandemi.
"Tidak ada pembicaraan itu sama sekali," ujar Ngabalin.