Keraton Kasepuhan Cirebon Disebel
Pangeran Kuda Putih Tak Peduli Siapa yang Bertahta di Keraton Cirebon: Hanya Ingin Luruskan Sejarah
Ketua Umum Santana Kasultanan Cirebon, Raden Heru Rusyamsyi Arianatareja, menegaskan apa yang dilakukannya murni hanya ingin meluruskan sejarah.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Mumu Mujahidin
Menurut dia, tuntutan itu berasal dari dzuriah atau keturunan Sunan Gunung Jati yang tergabung dalam Santana Kasultanan Cirebon.
"Tuntutan pertama adalah menyegel dan menutup Keraton Kasepuhan Cirebon dari semua kegiatan selama proses audit," kata Raden Heru Rusyamsyi Arianatareja saat ditemui usai penyegelan.

Ia mengatakan, audit tersebut diperlukan lantaran dugaan penyalahgunaan aset leluhur untuk kepentingan pribadi yang dilakukan oleh keluarga Sultan Sepuh XV, PRA Luqman Zulkaedin.
Selain itu, ia menuntut proses audit Keraton Kasepuhan dilakukan secara terbuka dan transparan agar seluruh para dzuriah Sunan Gunung Jati serta masyarakat mengetahui adanya dugaan penyalagunaan aset-aset keraton.
Pihaknya juga meminta agar seluruh aset-aset peninggalan leluhur Kesultanan Cirebon termasuk Keraton Kasepuhan diinventarisir.
"Tatanan dan menejemen Keraton Kasepuhan Cirebon juga harus dirapihkan bersama konsultan manajemen," ujar Raden Heru Rusyamsyi Arianatareja.
Heru menyampaikan, setelah proses audit dan manajemen dirapihkan barulah sosok Sultan Kasepuhan serta orang-orang yang mengisi di dalam tatanan yang sudah tertata sesuai pakem adat dan Sunan Gunung Jati ditentukan.
Selain itu, ia menilai peringatan HUT ke-76 RI kali ini menjadi momentum yang tepat untuk meluruskan sejarah karena Luqman bukan merupakan keturunan Sunan Gunung Jati.
"Tuntutan yang disampaikan berdasarkan pertimbangan penuh, dan kami berharap pemerintah juga mendukung," kata Raden Heru Rusyamsyi Arianatareja.
Baca juga: BREAKING NEWS Keraton Kasepuhan Disegel Massa Santana Kasultanan Cirebon, Gerbang Dipasangi Spanduk