Goa Jepang di Majalengka Saksi Bisu Tempat Pengawasan Warga Pribumi, Lokasinya di Kawasan Kota

Goa yang dikenal masyarakat sekitar dengan sebutan Goa Jepang atau Bungker ini berada di pinggir pusat Kota Majalengka.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: dedy herdiana
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Kondisi Bungker atau Goa Jepang di Majalengka, Rabu (11/8/2021). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Keberadaan goa biasanya identik ada di tepian tebing atau di dalam hutan yang sulit dijangkau oleh masyarakat.

Namun, berbeda dengan Goa Jepang yang ada di Kabupaten Majalengka.

Goa yang dikenal masyarakat sekitar dengan sebutan Goa Jepang atau bungker ini berada di pinggir pusat Kota Majalengka.

Tepatnya di bawah jembatan saluran irigasi Cibudug di Kelurahan Tonjong, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka.

Baca juga: Detik-detik Penyusunan Naskah Proklamasi Kemerdekaan, Sempat Ditulis Tangan Soekarno Lalu Diketik

Goa ini dibangun oleh pemerintah Belanda untuk memata-matai warga Majalengka.

Namun, tentara Jepang menaikkan fungsinya kala mereka berkuasa di daerah berjuluk Kota Angin itu.

Ini sebabnya kemudian lebih akrab disebut sebagai Goa Jepang, daripada goa Belanda.

"Goa ini juga berada di Komplek Kodim 0617 Majalengka yang mana dulu merupakan kompleks tangsi pasukan militer Belanda yang dikenal sebagai tentara Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger (KNIL) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda," ujar Ketua Grup Madjalengka Baheula (Grumala), Nana Rohmana kepada Tribun, Rabu (11/8/2021).

Disampaikan Naro, sapaan akrabnya, kala itu pemberontakan dan pergerakan politik masyarakat Majalengka tengah ngetrend.

Tak heran bila kemudian pemerintah Belanda memperketat pengawasan terhadap pergerakan politik pribumi.

Baca juga: Gedung Eks Kawedanaan Rengasdengklok Pernah Dipakai Upacara Kemerdekaan, Kini Dipakai Mabuk-mabukan

Kondisi eks Gedung Kawedanaan Rengasdengklok Raya atau gedung kecamatan lama makin tidak terawat. Saksi bisu sejarah kemerdekaan Indonesia itu hanya dijadikan tempat parkir dan tempat mabuk-mabukan.
Kondisi eks Gedung Kawedanaan Rengasdengklok Raya atau gedung kecamatan lama makin tidak terawat. Saksi bisu sejarah kemerdekaan Indonesia itu hanya dijadikan tempat parkir dan tempat mabuk-mabukan. (TribunJabar.id/Cikwan Suwandi)

Akhirnya Belanda mendirikan tangsi militer itu pada 1923.

Bersamaan dengan itu, dibangun pula bungker tersebut yang bertujuan mengawasi aktivitas masyarakat Majalengka.

Bungker itu sendiri terdiri atas dua buah, yang masing-masing dilengkapi dua pintu.

Ukuran bungker sekitar 4x4 meter, tinggi 2 meter dengan sekat pemisah pada kedua pintunya.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved