Virus Corona
Apakah Aman Gunakan Bantuan Oksigen Saat Isolasi Mandiri di Rumah? Ini Penjelasan Dokter
Sebagian pasien pun menggunakan oksigen di rumah saat melakukan isolasi mandiri. Tapi amankah?
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNCIREBON.COM, JAKARTA - Tingkatan gejala orang yang terpapar Covid-19 beragam. Ada yang tanpa gejala, ringan, sedang, hingga gejala berat.
Saat seseorang terkena virus corona dan bergejala berat, biasanya mengalami gejala Covid-19 berupa sesak napas.
Pada saat normal, tingkat saturasi oksigen atau tingkat oksigen dalam darah berada antara 95-100 persen.
Saturasi ini bisa diukur dengan alat bernama pulse oximetry (oximeter nadi).
Namun ketika virus Covid-19 telah menginfeksi organ seperti paru-paru, maka saturasi oksigen dapat terganggu.
Bahkan kadar oksigen dalam darah bisa menurun hingga di bawah normal, sehingganya pasien membutuhkan bantuan terapi oksigen.
Fenomena penuhnya rumah sakit membuat beberapa pasien terpaksa melakukan isolasi mandiri selama di rumah.
Sebagian pasien pun menggunakan oksigen di rumah saat melakukan isolasi mandiri.
Tapi amankah penggunaan oksigen saat isolasi mandiri di rumah?

Menurut dr Ugi Sugiri Sp EM, idealnya, perawatan di rumah tidak dibenarkan beri oksigen.
Menggunakan tabung oksigen harus diawasi oleh para ahli. Ada aturan khusus seperti berapa liter pemberian pada pasien, berapa jam oksigen akan habis dan sebagainya.
"Oleh karena itu, jika ada yang merasa sesak bisa ke rumah sakit saja. Biar bisa dinilai dirawat inap atau enggak perlu. Kalau menggunakan oksigen di rumah tidak dianjurkan," ungkapnya pada siaran Radio Kesehatan, Rabu (4/8/2021).
Penggunaan tabung oksigen menurut pemaparan dr Ugi betul-betul harus dipantau.
Tidak hanya sekadar kasih oksigen saja, bahkan ukuran tabung juga memengaruhi. Karenanya perlu berkonsultasi terlebih dahulu.