Sudah 3 Hari Ibu di Indramayu Ini Memeluk Anaknya yang Wafat, Terus Rangkul Tubuh Kaku Sang Anak
Ada kisah sedih di Indramayu, seorang ibu memeluk jasad anaknya yang diduga sudah meninggal selama tiga hari sebelum akhirnya ditemukan warga.
TRIBUNCIREBON.COM - Ada kisah sedih di Indramayu, seorang ibu memeluk jasad anaknya yang diduga sudah meninggal selama tiga hari sebelum akhirnya ditemukan warga.
Peristiwa itu terjadi di Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu.
Warga menemukan jasad anak yang dipeluk ibunya tersebut pada Jumat (16/7/2021).
Mayat yang ditemukan oleh warga adalah SY (56), diduga ia merupakan pasien Covid-19.
Sementara itu, sosok ibu yang memeluknya adalah ST (70).

Sekretaris Kecamatan Balongan, Encep RS mengatakan, awalnya warga menyangka di dalam rumah tersebut ada dua orang yang meninggal.
Pasalnya, ketika ditemukan, ibu dan mayat anaknya tengah saling merangkul satu sama lain.
Namun ternyata, ketika digoyangkan, ST masih dalam keadaan hidup.
"Dia memang selama 3 hari memeluk anaknya yang meninggal dunia itu," ujar Encep RS kepada TribunCirebon.com, Senin (19/7/2021).
SY ditemukan dalam keadaan sudah membusuk, alhasil tercium aroma tak sedap.
Karena itu, menurut Kepala Puskesmas Balongan, Sohekah Nurdiani, belum dapat dipastikan apakah SY meninggal karena Covid-19 atau tidak.
Saat ini ibu dari SY, yaitu ST sedang menjalani isolasi mandiri, pasalnya, ia dinyatakan positif Covid-19.
"Tapi kalau ibunya (ST), saat kami lakukan swab, itu hasilnya positif Covid-19," ujarnya.
Lebih lanjut Encep RS mengatakan, ST dan SY hanya tinggal berdua saja.
Mereka tak memiliki rumah, jadi tinggal di bangunan milik warga yang sebelumnya hendak dijadikan kandang sapi.
Lantaran kasihan, warga sudah mengizinkan mereka berdua tinggal di bangunan tersebut.
SY sebelumnya pernah menikah dengan warga Kecamatan Balongan, Indramayu.
Kemudian, ibunya turut diboyong ke daerah tersebut.
"Tapi suaminya sudah meninggal dunia dan sekarang tidak punya rumah, makanya sama warga diizinkan tinggal di situ karena kasihan," ujarnya.
Diketahui, selama ini ST mengalami depresi.
Ia sekarang sebatang kara karena anaknya sudah tiada.
Selama menjalani isolasi mandiri, petugas dari Puskesmas maupun Satgas Desa terus berupaya untuk rutin melakukan pemantauan kesehatan.
"Kalau untuk makan, dia dikasih sama Bapak Kuwu (Kepala Desa)," kata Encep RS.
Jenazah SY sudah dimakamkan pada malamnya di hari ia ditemukan oleh warga.
Pemakanan pun dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Pada dasarnya almarhum ini tidak terdata sebagai pasien Covid-19, tapi karena ibunya yang positif corona saat memakamkan jenazah kami menggunakan protokol kesehatan yang ketat," ujar Kepala Puskesmas Balongan, Sohekah Nurdiani.