Gedung Asrama Telkom University Diubah Jadi Pusat Isoman Pasien Covid-19, Emil: Percepat Penyiapan

emda Provinsi Jabar bersama Telkom Property akan menyiapkan fasilitas asrama mahasiswa di Telkom University, Kabupaten Bandung, sebagai pusat isolasi

Editor: Machmud Mubarok
tribunnews
Ilustrasi - Gedung Rektorat Telkom University. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah intens berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menekan angka keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) di rumah sakit. Salah satunya dengan menambah kapasitas ruang-ruang isolasi bagi pasien COVID-19.

Pertama, Pemda Provinsi Jabar bersama Telkom Property akan menyiapkan fasilitas asrama mahasiswa di Telkom University, Kabupaten Bandung, sebagai pusat isolasi mandiri (isoman). Pada tahap awal, ada dua gedung asrama Telkom University dengan kapasitas 260 tempat tidur disiapkan.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, penyiapan fasilitas isolasi mandiri di asrama Telkom University ini harus dipercepat. Mengingat, dalam situasi seperti ini kecepatan sangat diperlukan untuk memenuhi pelayanan kesehatan bagi pasien COVID-19 yang akan isolasi mandiri.

"Makanya tahap satu arahan saya tolong dikebut segera dalam dua hari ini," ujar Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, dalam telekonferensi bersama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Telkomedika, dan Grup Pertamedika di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (13/7).

Baca juga: PPKM Darurat Diperpanjang 6 Minggu ? Jika Jadi, Ini Antisipasi Yang Akan Dilakukan Mensos Risma

Baca juga: Puluhan Remaja di Bandung Ditangkap karena Dianggap Langgar Aturan PPKM, Main Bareng Game Online

Kang Emil juga meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Nina Susana Dewi untuk mengatur teknisnya. Karena asrama tersebut bisa digunakan sebagai dua pilihan, pertama untuk isolasi mandiri atau tempat transit bagi pasien COVID-19 yang menuju sembuh setelah dirawat di rumah sakit.

Termasuk juga mengenai tenaga kesehatan yang perlu segera disiapkan. Jangan sampai, banyak pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di asrama Telkom University tidak terakomodasi karena kekurangan tenaga kesehatan.

"Saya minta Kadinkes pikirkan peruntukan apakah sebagai isolasi yang ringan, orang tanpa gejala (OTG) tapi rumahnya tidak cukup, atau sekian persen untuk pasien dari rumah sakit yang proses pemulihan," kata Kang Emil.

Kang Emil menjelaskan, fasilitas ini bisa digunakan untuk seluruh masyarakat Jabar. "Dan walaupun lokasinya ada di Kabupaten Bandung, tapi fasilitas ini untuk seluruh warga Jawa Barat, dengan radius empat jam perjalanan," ucapnya.

Selain berkolaborasi dengan Telkom Property, Pemda Provinsi Jabar bekerja sama dengan PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) IHC akan mendirikan rumah sakit modular yang difungsikan sebagai tempat perawatan pasien COVID-19.

Kang Emil pun merekomendasikan  lahan di bumi perkemahan yang terletak di Jatinangor sebagai lokasi rumah sakit modular. Mengingat, bumi perkemahan tersebut memiliki lahan yang cukup luas dan jauh dari permukiman.

"Itu di lapangan perkemahan Jatinangor di belakang IPDN atau UNPAD, lapangannya sudah rata dan bisa dijadikan rumah sakit darurat," kata Kang Emil.

Menurut Kang Emil, lahan yang berada di Bumi Perkemahan ini juga dekat dengan beberapa daerah. Misalnya Kabupaten Garut dan Tasikmalaya. 

"Kalau setuju tolong disurvei, pilih saja lokasinya. Saya setuju di mana saja karena kita berpacu dengan waktu, sehingga upaya-upaya ini kita lakukan," ucapnya.

Selain itu, kata Kang Emil, ada beberapa pilihan lainya yang bisa digunakan sebagai rumah sakit modular. Misalnya dengan menggunakan lahan miliki perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada di Jabar.

Pendirian rumah sakit modular ini juga sejalan dengan upaya Pemda Provinsi Jabar untuk menurunkan tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien COVID-19. Kang Emil menjelaskan, secara umum, ada tiga langkah yang dilakukan untuk menurunkan BOR.

Pertama adalah dengan menaikkan kapasias tempat tidur bagi pasien COVID-19. Kemudian langkah kedua adalah menyediakan tempat isolasi mandiri (Isoman) di desa-desa dan terakhir adalah menyiapkan hotel untuk pasien yang akan sembuh setelah dirawat di rumah sakit.

"Tiga hari terakhir membuat kita agak turun 3 persen. Tapi kasus masih aktif naik. Kesimpulannya, strategi menurunkan rumah sakit berhasil mencegah OTG dan gejala ringan ke rumah sakit, memindahkan yang mau sehat dan menaikkan bed COVID-19," ucapnya.

Angka keterisian rumah sakit perawatan pasien Covid-19 di Jabar terus mengalami penurunan, dari awalnya di atas 90 persen pada dua pekan lalu, menjadi 85,18 persen pada Rabu (14/7). Walaupun turun signifikan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan pihaknya masih harus bekerja keras untuk menurunkannya lebih jauh.

Belum lagi, jumlah masyarakat yang menjalani isolasi mandiri juga cukup banyak. Dari 95.559 jumlah kasus aktif di Jawa Barat pada Rabu (14/7), hanya 16.299 orang yang dirawat di rumah sakit. Sedangkan sisanya atau lebih dari 80 persen melakukan isolasi mandiri.

Di sebanyak 333 rumah sakit di Jabar yang menangani pasien Covid-19 sendiri, terdapat 19.135 tempat tidur perawatan pasien Covid-19. Kapasitas ini terus bertambah seiring dengan instruksi Ridwan Kamil kepada semua rumah sakit untuk meningkatkan kapasitas perawatan pasien Covid-19 sampai 60 persen kapasitas keseluruhan.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved