Pasien Meninggal dalam Taksi Online karena Ditolak RS, Pemkot Bandung Janji Tambah Tempat Tidur

Menanggapi adanya pasien yang meninggal dalam taksi online karena ditolak rumah sakit dan ada penyekatan jalan Ema Sumarna merasa prihatin

Editor: Mumu Mujahidin
TribunJabar.id/Nazmi Abdurrahman
Bani sopir taksi online di Bandung yang mengantar pasien dan meninggal di dalam mobilnya. 
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Sekda Kota Bandung Ema Sumarna akan terus menambah tempat tidur di seluruh rumah sakit di Kota Bandung, agar tak ada pasien yang ditolak karena penuh.
"Rumah sakit sedang didorong terus untuk menambah tempat tidur agar pasien tertampung, " ujar Ema, Jumat (9/7).
Menanggapi adanya pasien yang meninggal dalam taksi online karena ditolak rumah sakit dan ada penyekatan jalan Ema Sumarna merasa prihatin dan ikut bela sungkawa.
Menurut Ema kalau rumah sakit penuh, fakta memang seperti itu tapi kalau hambatan akbat dampak penyekatan tidak harus terjadi.
"Sebetulnya tinggal bicara ke petugas di lapangan pasti diberi jalan apalagi membawa orang yang sedang sakit/kritis," ujar Ema.
Ema minta kasus tidak terulang dan kasus yang menimpa warga yang meninggal di taksi online akan menjadi bahan evaluasi dan Pemkot Bandung menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya almarhumah.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara mengatakan rumah sakit ruang IGD tidak boleh menolak pasien apalagi sudah kritis.
"IGD RSKIA dan RSUD harus terima pasien, pasti bisa terima," ujar Ahyani.
Ahyani berjanji akan optimalkan pelayanan di rumah sakit.
"Prinsip seluruh RS mengoptimalkan pelayanan, penambahan tempat tidur dan perluasan IGD," ujarnya.
Menurut Ahyani, pada pelaksanaannya perlu didukung kepastian oksigen dan ketersediaan SDM.

Baca juga: Sopir Taksi Online Antar Penumpang Cari RS Sampai Meninggal di Mobil, Sebelum Wafat Bilang Begini

Ditolak 2 Rumah Sakit

Bani (31) seorang driver taksi online tak menyangka, seorang ibu yang menjadi penumpangnya meninggal di dalam mobilnya, saat akan dibawa ke Rumah Sakit (RS).

Bani merupakan seorang driver taksi online di Kota Bandung.

Ia diminta penumpangnya diantarkan ke Rumah Sakit untuk berobat dari klinik di Cijambe, Ujungberung, Kota Bandung.

"Saya lagi ON jam 11.00 WIB, dapat orderan dari klinik di Jalan Cijambe bertiga. Bapaknya, putranya sama si ibu. Tujuannya ke RS Hermina, sudah dapat rujukan," ujar Bani, saat dihubungi, Jumat (9/7/2021).

Sesampainya di RS Hermina Arcamanik, kata dia, Ia diminta penumpangnya untuk menunggu karena khawatir tidak mendapat tempat di RS tersebut.

Setelah menunggu sekitar setengah jam, kata dia, penumpangnya kembali minta diantar ke RS lain, lantaran di RS Hermina sudah penuh dan tidak dapat menerima pasien baru.

"Kondisi Ibunya sudah kritis, dari situ saya diminta mengantarkan ke RS Al Islam," katanya.

Di RS Al Islam pun, kata dia, Ibu yang menjadi penumpangnya itu tidak dapat ditangani dengan alasan yang sama.

RS sudah tidak dapat menerima pasien karena sudah penuh. 

"Ternyata di RS Al Islam penuh juga tidak bisa masuk. Kemudian koordinasi dengan keluarganya yang lain, mau dibawa ke RS Santosa Bandung," katanya.

Bani mengaku sempat khawatir, karena melihat kondisi si Ibu sudah semakin kritis.

Dari RS Al Islam, Bani kemudian memacu kendaraannya menuju RS Santosa melewati Jalan Gatot Subroto menuju Jalan Kebonjati, demi menghindari penutupan jalan.

Baca juga: Pasien Covid-19 Indramayu Meninggal di Mobil, Sempat Datangi 5 Rumah Sakit Tapi Semuanya Penuh

"Memang sudah lemas, tapi masih bisa senyum," ucapnya. 

Dalam kondisi panik, kata Bani, si Ibu sempat mengatakan "A, nyungkeun bantosananya, sabar" (A, minta bantuannya ya, sabar). 

"Sempat komunikasi, itu (ucapan si Ibu) yang masih bisa saya ingat," katanya. 

Dalam perjalanan menuju RS Santosa, kata Bani, si Ibu akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di dalam mobil.  

"Saya sempat berhenti, kata keluarganya si Ibu seperti tidur, pas dicek sudah tak bernafas. Keluarganya langsung histeris," ucapnya.

Melihat keluarga histeris, Bani semakin panik dan segera mengantarkan keluarga tersebut ke rumahnya di Cijambe.

"Saya juga panik. Saya lihat alamat di KTPnya, langsung dibawa pulang. Ini kejadian pertama kali saya alami, mudah-mudahan ibunya khusnul khotimah," katanya.

Baca juga: Pasien Covid-19 Meninggal di Mobil Bak Terbuka, Keluarga Keliling Cari RS Kosong di Indramayu

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved