PPKM Darurat Indramayu

Emak-emak di Indramayu Protes Petugas Saat Toko Mereka Ditutup Paksa Petugas: Untuk Makan Gimana?

Salah seorang pedagang toko perabotan, Tijah (58) mengatakan, dirinya merasa sangat dirugikan dengan adanya penutupan tersebut.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Petugas saat memberi pengertian kepada pedagang yang protes di Jalan Yos Sudarso Indramayu, Kamis (8/7/2021). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Sejumlah emak-emak yang merupakan pedagang protes saat petugas gabungan menutup paksa toko mereka, Kamis (8/7/2021).

Seperti yang terjadi Yos Sudarso Indramayu, di sana para pedagang meminta adanya solusi dari pemerintah atas penutupan toko yang mereka alami.

Salah seorang pedagang toko perabotan, Tijah (58) mengatakan, dirinya merasa sangat dirugikan dengan adanya penutupan toko tersebut.

Terlebih, hari ini ia belum mendapat uang sama sekali untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Petugas saat memberi pengertian kepada pedagang yang protes di Jalan Yos Sudarso Indramayu, Kamis (8/7/2021).
Petugas saat memberi pengertian kepada pedagang yang protes di Jalan Yos Sudarso Indramayu, Kamis (8/7/2021). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

"Hari ini belum ada yang beli, baru juga buka tapi malah disuruh tutup, terus saya gimana untuk makan," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Tijah mengaku, untuk kebutuhan sehari-hari sangat bergantung pada hasil jualan perabot. 

Suaminya sudah meninggal dunia, anak-anaknya pun tinggal di daerah lain.

Selain itu, ia juga mengaku bingung untuk masak apa hari ini, ditambah ia belum dapatnya pemasukan sama sekali.

"Belum bayar kontrakan Rp 10 juta per tahun, kalau harus tutup pengennya ada bantuan dari pemerintah," ujar dia.

Baca juga: Petugas Gabungan Tutup Paksa Toko-toko di Indramayu, Tetap Bandel Saat PPKM Darurat Siap-siap Sanksi

Hal yang sama juga disampaikan pemilik toko fotocopy, Aas Farenti (51). Ia mengaku keberatan dan ingin pemerintah memberikan solusi soal penutupan tersebut.

"Kami mau makan apa, mending kalau dikasih bantuan, tapi kan boro-boro," ucapnya.

Anak dari Aas Farenti, Okta (29) menambahkan, adanya kebijakan tersebut harus diiringi dengan solusi dari pemerintah terhadap rakyat.

Ia menilai, aparat yang melakukan penutupan hari ini nasibnya lebih beruntung karena digaji oleh pemerintah. 

Lanjut dia, lain halnya dengan masyarakat yang mengandalkan usaha untuk bertahan hidup.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved