Ini Sosok Always Giving Hamonangan Tiris Putra Papua Pertama Peraih Adhi Makayasa, Anak Juru Parkir
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memberikan Gelar Adhi Makayasa tersebut secara langsung kepada Always Giving Hamonangan Ti
TRIBUNCIREBON.COM - Ini sosok Sermatutar (P) Always Giving Hamonangan Tiris, pemuda asal Papua yang mendapatkan gelar Adhi Makayasa. Always merupakan putra Papua pertama yang meraih penghargaan tersebut.
Gelar Adhi Makayasa tersebut dianugerahkan kepada Always Giving Hamonangan Tiris sebagai lulusan terbaik Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-66 tahun 2021.
Diketahui, Gelar Adhi Makayasa merupakan penghargaan kepada lulusan terbaik dari setiap matra TNI dan Polri.
Penerima penghargaan ini adalah mereka yang secara seimbang mampu menunjukkan prestasi terbaik di tiga aspek, yakni akademis, jasmani, dan kepribadian.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memberikan Gelar Adhi Makayasa tersebut secara langsung kepada Always Giving Hamonangan Tiris pada Rabu (23/6/2021).
Penganugerahan diberikan dalam upacara penutupan pendidikan dan Wisuda Sarjana AAL Angkatan ke-66 di Gedung Maspardi, Kesatrian AAL, Bumimoro, Surabaya, Jawa Timur.
Baca juga: CEO Tribun Network Dahlan Dahi Berkaca-kaca Saat Berterima Kasih kepada Wartawan Tribun Papua
Berdasarkan keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal), Rabu (23/6/2021), Always merupakan taruna kelahiran Jayapura, Papua, 15 Maret 1999.
Always merupakan putra dari pasangan Alex Tiris dan Dirmawaty Panjaitan.
Alex Tiris sehari-hari bekerja sebagai juru parkir dan Dirmawaty Panjaitan sebagai penjual minuman.
Keluarga sederhana ini juga sudah membawa anak pertamanya, Letda Mar Aldre Binhur Tiris sebagai taruna AAL Angkatan ke-63 tahun 2018.
Always mengaku termotivasi dengan jejak sang kakak untuk bisa bergabung dalam AAL.
"Keinginan kuat dan niat tinggi untuk menjadi Taruna membuat semua kegiatan di lembaga pendidikan dapat saya lakukan dengan baik dan menyenangkan," kata Always, Rabu.
Sementara itu, Yudo mengatakan pelaksanaan upacara penutupan pendidikan merupakan penanda dimulainya babak baru dalam kehidupan perjalanan karier dan pengabdian dari seorang taruna menjadi perwira.
"Sebagai seorang perwira muda kalian harus mampu beradaptasi dengan lingkungan baru dan belajar untuk menerapkan semua bekal dan pengetahuan yang diterima di lembaga pendidikan dengan tepat dalam penugasan di lapangan, di antaranya sebagai perwira Divisi KRI dan Komandan Peleton Batalyon Marinir," kata Yudo.
Baca juga: Pemasok Senjata KKB Papua Bongkar Asal Uang Pembelian Senpi Berasal dari Ketua DPRD dan Pemkab
Anak Tukang Parkir
Tak ada yang menyangka, Always berasal dari keluarga sederhana di Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Sang ayah, Alex Tiris, berprofesi sebagai juru parkir di Jalan Ahmad Yani, Kota Jayapura. Sementara itu, ibunya berjualan minuman di salah satu sekolah dasar.
Sebelum menjadi juru parkir, Alex Tiris pernah merantau ke Jakarta sekitar 1990-an. Ia menggeluti beragam profesi, mulai dari atlet tinju hingga satpam.
Saat menjadi satpam, Alex Tiris juga banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan gereja. Di rumah ibadah itu ia bertemu dengan istrinya, Dirmawaty Panjaitan.
Mereka menikah pada 1995. Dari pernikahan itu, Alex dan Dirmawaty dikaruniai lima anak.
Pada 1998, Alex dan Dirmawaty yang baru memiliki dua anak memutuskan kembali ke Jayapura karena kerusuhan yang pecah di Jakarta.
Datang ke Jayapura dengan kondisi keuangan kurang memadai, Alex terpaksa membawa istri dan kedua anaknya tinggal di rumah orangtuanya di kawasan Polimak. "Jadi di situ kita ada beberapa keluarga tinggal satu rumah," kata Alex di Jayapura, Kamis (24/6/2021).
Alex pun bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ia bekerja sebagai pengumpul besi tua hingga tukang bangunan yang digelutinya hampir tujuh tahun.
Pada 2005, Alex bertemu seorang kawan, Yance Awom, yang mengajaknya menjadi juru parkir. Tidak terasa sudah 17 tahun profesi tersebut ia jalani dan kelima anaknya kini sudah bertumbuh.
Sementara Ibu kandung Always, Dirmawaty Panjaitan, mengaku sangat terharu dengan prestasi yang ditorehkan putra ketiga yang lahir pada 15 Maret 1999 itu.
Kebahagiaan meliputi wajah ibu lima anak itu. Sang ibu mengaku, ia dan suaminya berusaha memberikan yang terbaik buat sang anak. Sejak 2007, ia ikut membantu perekonomian keluarga dengan berjualan.
"Saya setiap hari bangun jam tiga (subuh) untuk siapkan makanan untuk anak-anak, buat saya tidak ada alasan anak saya tidak masuk sekolah walau hanya satu hari," kata dia.
Namun, hasil yang diperoleh tetap tergantung niat dan kemauan sang anak. Menurut Dirmawaty, Always merupakan anak yang disiplin dan berprestasi di sekolah.
"Always sejak SD memang punya prestasi yang luar biasa, SMA dia peringkat enam secara umum (se-Papua) dan menjadi utusan Papua untuk PJTA pada 2015," kata dia.
Dengan keterbatasan ekonomi kedua orangtuanya, Always selalu berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu, termasuk ketika berusaha masuk ke AAL.
Tanpa diarahkan, Always selalu menjaga kondisi fisiknya dengan baik dan terus meningkatkan kemampuan akademiknya secara otodidak.
"Dia selalu berangkat sekolah jam 6.00 pulang jam 17.30, dia di sekolah saja. Kalau sudah pulang dia tidak keluar lagi," kata dia.
Apa yang dicapai Always tidak sekadar membanggakan keluarga, tetapi juga bisa menjadi motivasi untuk pemuda Papua lainnya.
"Saya ingin putra kami maju supaya menjadi contoh untuk saudara-saudara kami di Papua. Ada banyak saudara kami di Sarmi tidak mengenal pendidikan," kata Dirmawaty. Ia pun mengapresiasi pihak Lantamal X Jayapura yang telah memberikan bimbingan bagi anak-anaknya untuk bisa masuk ke AAL.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul KSAL Berikan Adhi Makayasa untuk Putra Papua Anak Juru Parkir