Human Interest Story

Kisah Ratna Dewi Asal Indramayu Biasa Mandikan Jenazah Covid-19, Ada Rasa Takut tapi Beranikan Diri

Salah satunya Ratna Dewi (41), warga Kelurahan Margadadi, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Anggota tim pemulasaraan jenazah Covid-19 Kabupaten Indramayu, Ratna Dewi, Kamis (24/6/2021). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Di balik penanganan Covid-19 di Kabupaten Indramayu, ada yang tetap setia mengantarkan pasien berpulang ke tempat peristirahatan terakhir.

//

Salah satunya Ratna Dewi (41), warga Kelurahan Margadadi, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Ia salah satu srikandi dari dua relawan tim pemulasaraan jenazah Covid-19 perempuan yang ada di Kabupaten Indramayu.

Bersama timnya yang berjumlah 16 orang secara keseluruhan, Ratna Dewi tak pernah mengeluh dan selalu siap bilamana ada tugas pemakaman, kapan pun dan di mana pun.

Ratna Dewi mengakui, dalam menjalankan tugas, memang ada rasa takut yang ia rasakan.

Tapi rasa itu kalah seketika demi alasan kemanusiaan.

"Apalagi kalau saat memandikan jenazah, itu kan suka keluar cairan gitu, takut, Mas, tapi bagaimana lagi, demi kemanusiaan," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Kamis (24/6/2021).

Tugas berat tersebut semakin menjadi-jadi dalam dua pekan terakhir ini.

Setiap hari selalu ada pasien yang meninggal dunia di Kabupaten Indramayu. Jumlahnya pun terus membeludak.

Berdasarkan data pantauan Covid-19 di Kabupaten Indramayu, tercatat ada 10 orang meninggal pada 23 Juni 2021, 10 orang meninggal pada 22 Juni 2021, 13 orang meninggal pada 21 Juni 2021, dan 13 orang meninggal pada 20 Juni 2021.

Hingga saat ini, secara keseluruhan, tercatat 296 orang meninggal dunia karena Covid-19 di Kabupaten Indramayu.

"Kami juga melakukan pemulasaraan terhadap pasien suspek, tapi ini tergantung pihak keluarga apakah mau dimakamkan secara prokes atau tidak," ucapnya.

Sama seperti perempuan lainnya, Ratna Dewi adalah ibu rumah tangga yang juga harus membagi waktunya untuk keluarga.

Ia memiliki dua orang anak yang saat ini masih butuh perhatian lebih.

Ratna Dewi pun harus berperan sebagai ayah karena merupakan single parent.

Setiap pagi, Ratna Dewi harus bangun sedini mungkin menyiapkan masakan untuk keluarga dan kebutuhan dagangan sarapan di depan rumahnya.

Semua itu ia lakoni rutin setiap hari untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Di sisi lain, ia juga harus bersiaga bilamana ada tugas memakamkan jenazah.

Ratna Dewi menceritakan, pernah terjadi saat ia sedang makan setelah selesai melakukan pemulasaraan, tugas pemulasaraan lainnya sudah menunggu dan harus segera dilakukan.

"Saat itu nasi belum turun, masih di tenggorokan, belum minum, tapi karena keluarga pasien minta buru-buru, terpaksa langsung berangkat," ujar dia.

Dalam hal ini, Ratna Dewi mengakui, tugasnya tersebut memang penuh dengan risiko.

Apalagi tugasnya tersebut tidak hanya memakamkan jenazah.

Tugas membawa jenazah dari ruang isolasi, lalu memandikan hingga mengafani jenazah pun harus mereka lakukan pula.

Dalam bertugas, Ratna Dewi mengaku sebisa mungkin menjaga kesehatan dan selalu steril saat pulang ke rumah demi anak-anaknya.

Di rumah itu, ada pula ibunya yang sudah sepuh.

Hal inilah yang membuatnya harus benar-benar yakin bahwa ketika pulang ia tidak membawa virus.

Ratna Dewi pun membiasakan diri dengan menjaga pola makan.

Ia menghindari untuk makan makanan pedas dan minum minuman dingin.

Ia juga mengaku rutin mengonsumsi vitamin agar tidak sampai terpapar Covid-19.

"Tapi dari keluarga sih alhamdulillah tidak ada yang melarang karena mungkin sudah tahu ya kebiasaan ibunya seperti ini," ujar dia. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved