Politik

Soal Pilpres 2024, Pengamat: Ridwan Kamil Jangan Hanya Jago di Medsos harus Komunikasi dengan Partai

Tidak hanya popularitas, kata Asep, Ridwan Kamil pun dinilai sudah mengantongi elektabilitas atau tingkat keterpilihan yang cukup tinggi.

Editor: Mumu Mujahidin
Tribun Jabar/ Muhamad Syarif Abdussalam
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Gedung Sate, Selasa (1/12/2020). Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyinggung agar Menko Polhukam Mahfud MD ikut bertanggung jawab atas kisruhnya kerumunan massa di acara Rizieq Shihab. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan Yusuf, mengatakan peluang Ridwan Kamil untuk maju di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 semakin terbuka lebar.

Peluang tersebut tidak lepas dari kondisi Ridwan Kamil yang telah mengantongi modal sosial dan elektabilitas yang sudah baik di masyarakat. 

"Hal itu menjadi salah satu modal kuat Ridwan Kamil menuju panggung Pilpres 2024. Pak Emil (Ridwan Kamil) terbuka lebar peluangnya untuk maju ke nasional karena dia sudah punya modal sosial," ujar Asep melalui telepon, Rabu (9/6).

Tidak hanya popularitas, kata Asep, Ridwan Kamil pun dinilai sudah mengantongi elektabilitas atau tingkat keterpilihan yang cukup tinggi.

Hal itu ditandai dengan banyaknya lembaga survei yang menempatkan Ridwan Kamil dalam bursa Pilpres 2024.

"Modal sosial, termasuk elektabilitas sudah dikantongi Pak Emil, tinggal bagaimana meyakinkan partai politik dan investor untuk modal finansial," ujar Asep.

Asep mengatakan Ridwan Kamil harus mampu meyakinkan parpol yang akan mengusungnya sekaligus mendapatkan dukungan finansial. Setidaknya terdapat tiga hal yang harus dilakukan Ridwan Kamil.

Pertama, Ridwan Kamil harus memastikan bahwa dirinya memiliki basis komunikasi politik yang baik.

Ridwan Kamil, kata Asep, harus mampu menjalin komunikasi dengan seluruh parpol dan tidak membatasi komunikasi hanya dengan parpol tertentu.

"Jangan sampai dia terkesan diklaim atau diaku oleh satu partai, saya pikir akan berat. Konon kabarnya yang dekat waktu pilkada itu kan PPP, NasDem dan PKB. Nah kalau bisa dirawat lagi dengan partai yang lain, misalnya Gerindra, Demokrat, bahkan PKS," katanya.

Baca juga: Jawaban AHY Saat Ditanya Soal Maju di Pilpres 2024: Saya Ingin Terus Berbuat yang Baik Saja

Untuk meyakinkan parpol, Ridwan Kamil juga dinilai harus memiliki modal dasar yang kuat, mulai dari dasar kemampuan, integritas, jaringan yang luas, termasuk di dalamnya modal sosial yang sudah dikantonginya disamping modal finansial.

"Jadi, pastikan Pak Emil ini punya komunikasi politik yang bagus dengan banyak parpol," katanya.

Hal lain yang harus dilakukan Ridwan Kamil, yakni mengajak tokoh-tokoh masyarakat Jabar yang memiliki pengaruh kuat hingga tingkatan akar rumput, baik yang berada tingkat pusat maupun daerah untuk bersama-sama membesarkan namanya.

"Tokoh-tokoh ini bisa menjadi amplifier, bisa membesarkan dia. Nah Pak Emil mampu gak mendayagunakan tokoh-tokoh ini, entah yang di pusat, di Jabar, atau yang sudah pensiun tapi dia punya pengaruh ke grassroot.

Nah, Pak Emil jangan hare-hare dengan mereka, harus diajak ngobrol, diskusi, bagaimana Jabar untuk kepemimpinan nasional, pokoknya buat tema-tema yang kira kira bisa didukung tokoh-tokoh Jabar," kata Asep.

Asep mendorong Ridwan Kamil menjadi tokoh nasional. Menurutnya, saat ini, ketokohan Ridwan Kamil baru sebatas tokoh Jabar.

Oleh karenanya, Ridwan Kamil harus memunculkan gagasan cemerlang yang tidak pernah terpikirkan siapapun, agar namanya dikenal di tingkat nasional.

"Pak Emil harus jadi tokoh nasional lewat prestasi. Solusi dan gagasannya harus bunyi. Jadi jangan istilahnya jago kandang, hanya di Jabar," katanya.

Baca juga: REAKSI Tak Terduga AHY Ditanya Mungkinkah Berpasangan dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024

Untuk menghasilkan gagasan yang cemerlang, Ridwan Kamil dapat mendayagunakan akademisi kampus-kampus terkemuka di Jabar, seperti Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dengan strategi tersebut, menurut Asep, Ridwan Kamil sangat berpotensi menjadi tokoh nasional.

"Tapi jangan juga jadi tokoh nasional yang hanya jago di medsos (media sosial), jangan seperti Youtuber, jangan sekaliber dia, tapi harus dengan prestasi," katanya.

Asep mengingatkan Ridwan Kamil agar jangan asal menyampaikan gagasan. Bahkan, Ridwan Kamil harus selektif dalam menyampaikan gagasan, termasuk pendapatnya, agar tidak menjadi bumerang baginya.

"Jangan masuk wilayah kontroversial, polemik, dan masih jadi perdebatan yang tajam antara pemerintah dengan masyarakat karena bisa jadi bumerang untuk dia.

Pak Emil cukup memberikan gagasan-gagasan yang paling dirasakan masyarakat. Pokoknya dia harus memikirkan masalah yang mendera masyarakat yang relatif dirasakan merata, misalnya solusi terkait dampak Covid-19 bagi usaha kecil, dan lainnya," kata Asep.

Baca juga: Ridwan Kamil dan Khofifah Bertemu dan Bahas Kerjasama, Netizen Mengkait-kaitkan dengan Pilpres 2024

Asep menekankan, jika ketiga hal tersebut dapat dilakukan, modal politik dan modal finansial dengan sendirinya akan hadir dan peluang Ridwan Kamil maju ke ajang Pilpres 2024 pun bakal semakin besar.

"Hal itu dapat dilakukan dengan asumsi Pak Emil ingin maju di RI 1 atau RI 2. Kalau untuk Jabar mah, Pak Emil saya kira belum ada saingan. Pak Emil untuk Jabar aman, tapi untuk RI 1 atau RI 2 harus kerja ekstra," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved