Persib
Direktur PT PBB dan Kapten Persib Belum Mau Berkomentar Soal Format Liga 1 2021, Ini Katanya
Teddy mengatakan, pihaknya akan menunggu detail yang akan disampaikan oleh PSSI maupun PT Liga Indonesia Baru (LIB) terkait format Liga 1.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferdyan Adhy Nugraha
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Persib Bandung masih belum mau berkomentar terkait format Liga 1 2021 yang menerapkan sistem series dan bubble.
Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahjono dan kapten tim, Supardi Nasir.
Teddy mengatakan, pihaknya akan terlebih dulu menunggu detail yang akan disampaikan oleh PSSI maupun PT Liga Indonesia Baru (LIB) terkait format Liga 1 2021.
Sebab pada saat Kongres Biasa PSSI, Sabtu (29/5/2021) di Jakarta, belum ada penjelasan detail soal format kompetisi.
"Saya belum bisa komentar karena nunggu details aturannya seperti apa, karena saat kongres belum dijelaskan detail nya," ujar Teddy kepada Tribun Jabar melalui aplikasi WhatsApp, Minggu (30/5).
Baca juga: Di Bawah Pelatih Mantan Pemain Persib, Tim Sepakbola Indramayu Tekuk Kuningan pada Latih Tanding
Hal serupa disampaikan oleh sang kapten tim Persib, Supardi.
Dia mengaku belum mengetahui akan seperti apa kompetisi dengan sistem series dan bubble.
Sebab sampai saat ini, pemilik nomor punggung 22 itu belum mendapat detail teknis sistem series dan bubble yang akan diterapkan di Liga 1 nanti.
"Saya belum bisa berkomentar terkait format kompetisi Liga 1. Karena saya juga belum tahu bagaimana dan seperti apa teknis pelaksanaannya. Mungkin nanti kalau sudah ada kejelasan baru saya berbicara," kata Supadi.
Sebelumnya, PSSI lewat Wakil Ketua Umum, Iwan Budianto membeberkan hasil Kongres Biasa PSSI.
Satu di antaranya adalah format kompetisi Liga 1 2021.
Dalam keterangannya kepada awak media, Iwan memberikan sedikit penjelasan terkait sistem series dan bubble.
Baca juga: Pria di Palopo Transfer Duit Rp 17 Juta dan Ngajak Nikah Cewek Kenalannya di FB, Ternyata di Tipu
"Liga 1 tetap dengan kompetisi penuh yakni 306 pertandingan, tapi sistemnya dibedakan. Jika tadinya sistem home and away, sekarang sistemnya mirip dengan Piala Menpora 2021," kata Iwan Budianto di Hotel Raffles, Jakarta, Sabtu (29/5/2021), mengutip dari laman Tribunnews
Format seperti ini dikatakan Iwan mengacu pada Piala Menpora kemarin.
Ketika itu, kompetisi dibagi menjadi empat grup dan setiap grup diisi oleh empat hingga lima tim.
Masing-masing tim di setiap grup nantinya akan bertemu.
Hanya saja kata Iwan, karena klub yang bertanding akan lebih banyak dari Piala Menpora, maka dibuatkan series.
Enam series pun akan dilakoni oleh masing-masing tim dengan menggunakan stadion yang berada di Pulau Jawa .
"Jadi kotanya dimulai dari series DKI-Jabar-Banten, istirahat kemudian masuk series kedua di Jateng-Jogja, kemudian masuk lagi series ketiga di Jatim, istirahat dan kemudian mulai lagi series keempat di Jatim, series kelima di Jateng-Jogja dan terakhir series keenam di DKI-Jabar-Banten," ucapnya.
Baca juga: Ada Kondom Bekas Pakai, Wanita Tanpa Busana Diduga Disetubuhi oleh Sekuriti Bank Sebelum Dibunuh
Setiap series, PSSI menjadwalkan bergulir selama 1,5 bulan.
Lalu untuk menghindari kejenuhan, maka setiap kali jeda kompetisi, klub akan kembali ke kampung halamannya masing-masing.
"Jadi kemungkinan ada 6 series yang dilaksanakan. Target selesai Maret (2022). Startnya saja yang tadinya 3 Juli mungkin jadi 10 Juli sambil tunggu pertandingan teman-teman wakil kita di AFC," katanya.
Namun sistem ini masih bisa saja berubah karena rencananya akan ada pertemuan antara PT LIB dan klub peserta.
Sebab format seperti ini tentu saja akan menguntungkan bagi klub yang berdomisili di Pulau Jawa.
Bagi klub yang berada di Pulau Jawa, mereka akan lebih mudah dan murah ketika harus bepergian ke satu tempat.
Sementara bagi yang di luar Pulau Jawa, mereka tak bisa bermain di Pulaunya dan tentu saja akan mengeluarkan budget yang lebih besar.