Gerhana Bulan Total

Gerhana Bulan Total Terlihat Jelas dari Pantai Karangsong Indramayu, Warga Beramai-ramai ke Pantai

Gerhana Bulan Total (GBT) terlihat jelas dari Pantai Karangsong, Kabupaten Indramayu. semakin langit gelap, nyala merah dari Gerhana Bulan Total

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Machmud Mubarok
TribunCirebon.com/Handhika Rahman
Gerhana Bulan Total dari Pantai Karangsong Indramayu, Rabu (26/5/2021). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Gerhana Bulan Total (GBT) terlihat jelas dari Pantai Karangsong, Kabupaten Indramayu, Rabu (26/5/2021).

Pantauan Tribuncirebon.com, semakin langit gelap, nyala merah dari Gerhana Bulan Total tersebut justru semakin menyala terang.

Bentuk dari Gerhana Bulan Total dari Pantai Karangsong Indramayu pun terlihat sempurna bulat bahkan jika dilihat secara langsung dengan mata telanjang.

Fenomena langka ini pun turut disambut antusias dari warga Kabupaten Indramayu.

Mereka berbondong-bondong datang ke Pantai Karangsong sejak sore hari, sengaja untuk melihat Gerhana Bulan Total.

Baca juga: Jemaah Padati Masjid Agung Al-Imam Majalengka untuk Melaksanakn Salat Gerhana Bulan Total

Baca juga: INI PANDUAN dan Tata Cara Salat Gerhana Bulan, Doa Lengkap, Teks Arab dan Latin, Berikut Artinya

Salah satunya, Reni Yawati (16), warga Kecamatan Jatibarang itu sengaja datang jauh-jauh bersama temannya ingin melihat langsung gerhana.

"Tahu dari teman, katanya magrib mau ada Gerhana Bulan Total, jadi sengaja ke sini," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Reni Yawati mengaku senang karena pertama kalinya melihat langsung Gerhana Bulan Total.

Ia bersama warga lainnya yang menyaksikan fenomena Gerhana Bulan Total pun terlihat mengabadikan momen langka itu dengan menggunakan kamera maupun ponsel masing-masing.

"Seneng banget, gerhananya kelihatan, ini pertama kali," ucap Reni Yawati.

Fenomena Gerhana Bulan Total (GBT) yang disebut juga sebagai Super Blood Moon.

Fenomena langka di langit itu terjadi lantaran posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar.

GBT kali ini pun menjadi istimewa, pasalnya bertepatan dengan Perigee, yaitu ketika Bulan berada di jarak terdekat Bumi.

Jadi, ketika dilihat dari Bumi, GBT kali ini akan tampak lebih besar, makanya dinamakan Super Blood Moon.

Warga antusias menyaksikan fenomena Gerhana Bulan Total di Pantai Karangsong Indramayu, Rabu (26/5/2021).
Warga antusias menyaksikan fenomena Gerhana Bulan Total di Pantai Karangsong Indramayu, Rabu (26/5/2021). (TribunCirebon.com/Handhika Rahman)

Diberitakan sebelumnya, fenomena alam langka gerhana bulan total yang terjadi bersamaan dengan Hari Raya Waisak dapat disaksikan di Indonesia pada Rabu 26 Mei 2021.

Momen ini sungguh langka karena hanya terjadi 195 tahun sekali.

Gerhana bulan total itu dapat disaksikan di berbagai belahan bumi.

Indonesia kembali akan menyaksikan fenomena gerhana bulan total pada Rabu (26/5/2021).

Baca juga: Rabu 26 Mei Bakal Terjadi Super Blood Moon alias Gerhana Bulan Total, Begini Penjelasan BMKG

Baca juga: PANDUAN dan Tata Cara Sholat Gerhana, Bisa Dilakukan Saat Gerhana Bulan Total pada 26 Mei 2021

Baca juga: INGAT Dua Hari Lagi Bakal Terjadi Gerhana Bulan Total, Seperti Ini Prosesnya dari Awal sampai Akhir

Gerhana bulan total (GBT) atau super blood moon tahun ini berbarengan dengan hari raya Waisak.

Bagaimana GBT bisa terjadi?

Diketahui, GBT terjadi ketika bayangan Bumi sepenuhnya menutupi Bulan. Saat itu, Bulan akan tampak sangat gelap.

Sinar Matahari yang melewati atmosfer Bumi akan tersebar, dibiaskan, dan difokuskan kembali ke Bulan hingga memberikan cahaya yang redup, bahkan gelap.

Apabila GBT dilihat dari permukaan Bulan, maka akan terlihat bentuk cakram hitam Bumi menghalangi seluruh Matahari.

Pada peristiwa ini, warna Bulan bisa berubah warna menjadi kemerahan atau menyerupai warna tembaga selama GBT berlangsung.

Saat Bulan berada dalam bayangan total, sebagian cahaya Matahari melewati atmosfer Bumi dan membelok ke arah Bulan.

Sedangkan, warna lain dalam spektrum terhalang dan dihamburkan oleh atmosfer Bumi.

Penjelasan Lapan

Terkait akan berlangsungnya fenomena GBT, Peneliti Pusat Antariksa (Pusainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emmanuel Sungging mengatakan bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan GBT pada Rabu, 26 Mei 2021.

"Sebetulnya dari seluruh wilayah Indonesia bisa saja, hanya saja, kalau mau lengkap dari awal, memang lebih baik dari wilayah Timur Indonesia," ujar Emmanuel saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/5/2021).

Ia menambahkan, untuk menyaksikan GBT, masyarakat tidak perlu menggunakan alat bantu optik.

"Buat masyarakat umumnya, ya bisa menikmati gerhana tanpa harus berkerumun, bisa dari rumah masing-masing menikmati saat senja hari," lanjut dia.

Emmanuel mengatakan, GBT atau bulan merah yang beriringan dengan Waisak terjadi setiap 195 tahun sekali.

Sementara, periode GBT umumnya berlangsung setiap dua kali dalam setahun. "Bulan merah yang beriring dengan Waisak itu setiap 195 tahun sekali, kalau gerhana bulan setahun bisa sampai dua kali terjadi," ujar Emmanuel.

 Pada dasarnya, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka purnima yang selalu jatuh pada tanggal 15 suklapaksa di bulan Waisaka.

Sementara itu, GBT yang beriringan dengan Hari Raya Waisak dalam seabad terakhir pernah terjadi pada 24 Mei 1910, 14 Mei 1938, 14 Mei 1957, 25 Mei 1975, dan 16 Mei 2003.

Menurutnya, fenomena ini akan terjadi kembali pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 6 Mei 2069, 17 Mei 2087, dan 29 Mei 2106.

Jadwal, fase gerhana, lokasi menyaksikannya

Selain itu, dilansir dari situs resmi Lapan, masyarakat dapat menyaksikan fase gerhana berdasarkan waktu yang wilayah yang pas.

Fase awal penumbra

Untuk fase awal penumbra gerhana bulan total dapat disaksikan di Papua dan Kepulauan Aru pada pukul 17.46 WIT.

Fase awal sebagian

Fase awal sebagian gerhana bulan total dapat disaksikan di Papua, Papua Barat, Maluku (kecuali Kepulauan Aru), Maluku Utara, Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan NTT pada pukul 17.44 WITA atau 18.44 WIT.

Fase awal total

Fase awal total gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia kecuali di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan sebagian Riau.

Masyarakat dapat melihatnya pada pukul 18.09 WIB, 19.09 WITA, atau 20.09 WIT.

Fase puncak gerhana

Fase puncak gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia kecuali di Aceh, Pulau Nias, sebagian Sumatera Utara.

Masyarakat dapat menyaksikan pada pukul 18.18 WIB, 19.18 WITA, atau 20.18 WIT.

Fase akhir total

Fase akhir total gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia pada pukul 18.27 WIB, 19.27 WITA, atau 20.27 WIT.

Fase akhir sebagian

Fase akhir sebagian gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia pada pukul 19.52 WIB, 20.52 WITA, atau 21.52 WIT.

Fase akhir penumbra

Untuk fase akhir penumbra gerhana bulan total dapat disaksikan di seluruh Indonesia pada pukul 20.51 WIB, 21.51 WITA, atau 22.51 WIT.

Secara global, GBT dapat disaksikan di Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Amerika kecuali Kanada bagian Timur, Kepulauan Virgin sampai dengan Trinidad-Tobago, Brasil bagian timur, Guyana, Suriname, dan Guyana Perancis.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved