Kasus Sate Beracun di Bantul
Pengakuan Wanita Asal Majalengka Kirim Sate Beracun Untuk Polisi Senior, Ternyata Motifnya Ini
NA mengaku menyesal, targetnya salah sasaran dan menghilangkan nyawa seorang bocah SD anak pengemudi ojek online di Bantul.
Timbul mengatakan ratusan kasus kriminal pernah ditangani oleh T, namun ditanya terkait kasus kriminal paling krusial yang pernah ditangani oleh T, Timbul belum memastikan lebih lanjut.
"Belum tahu pasti kalau itu, banyak ya," kata Timbul
Penelusuran Tribun Jogja, T pernah mendapatkan penghargaan dari Polda DIY pada 2017 silam sebagai penyidik terbaik.
Timbul pun membenarkan adanya informasi tersebut dan menegaskan bahwa T memang penyidik senior dengan kinerja yang baik.
"Ya karena sudah senior direskrim Polresta, artinya memang bisa bekerja," terang dia.
Namun demikian, Timbul belum memastikam sudah berapa lama T bertugas sebagai penyidik di Satreskrim Polresta Yogyakarta.
"Kalau itu belum tahu pasti, yang jelas dia sudah senior," tegasnya.
Menurut Timbul, selama mengabdi di jajaran Satreskrim Polresta Yogyakarta, T dikenal ramah dan baik kepada siapa pun.
Ia cukup terkejut lantaran ada seseorang yang mengirim paket sate beracun ke rumahnya, yang pada akhirnya justru salah sasaran dan menelan korban bocah berusia 10 tahun bernama Naba Faiz Prasetya, Warga Bangunharjo, Sewon, Bantul.
"Dia dikenal ramah, dan biasa-biasa saja dengan rekan-rekan di Polresta. Kalau untuk alasan mengapa dikirimi sate beracun ya itu kewenangan penyidik yang menangani," ujarnya.
Bandiman Lega Pelaku Sate Maut Akhirnya Terungkap
Terungkapnya perempuan misterius pengirim sate maut di Kabupaten Bantul membuat keluarga Naba Faiz Prasetya (10) lega. Perempuan tersebut adalah NA (25), warga asal Majalengka, Jawa Barat yang sudah lama bekerja di Yogyakarta.
Tersangka NA meminta ayah Naba, Bandiman yang berprofesi sebagai ojek online untuk mengirimkan makanan secara offline atau tanpa aplikasi. Makanan tersebut ditujukan untuk Tomy, warga Bangunjiwo, Kasihan.
Namun saat itu Tomy tidak ada di rumah dan merasa tidak memesan makanan, juga tidak mengenal si pengirim. Makanan tersebut kemudian diberikan kepada Bandiman untuk berbuka puasa.
Bandiman kemudian membawa pulang makanan tersebut. Saat berbuka puasa, Bandiman dan anak sulungnya mengonsumsi sate saja tetapi baik-baik saja. Sementara istri dan anak bungsunya, Naba mengonsumsi sate dengan bumbu satenya. Namun istri Bandiman langsung memuntahkan sate tersebut lantaran rasanya yang sangat pahit.