Keuletan Soeharto Hadapi KKB Papua, Temui Bos Pemberontak, Taklukkan 14 Ribu Pasukan Kembali ke NKRI
Ternyata, Presiden kedua RI, Soeharto memiliki trik tersendiri memberantas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang kini ditetapkan teroris
Begini salah satu cara Presiden ke-2 RI Soeharto itu, yakni bertemu bos atau pimpinan KKB Papua, Lodewijk Mandatjan.
TRIBUNCIREBON.COM - Ternyata, Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto memiliki cara tersendiri memberantas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang kini ditetapkan teroris.
Salah satu cara Presiden ke-2 RI Soeharto itu, yakni bertemu bos atau pimpinan KKB Papua, Lodewijk Mandatjan
Pada kesempatan ini, Presiden Soeharto mengatakan bahwa ia menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam kehidupan rakyat di Irian Barat.
Akan tetapi, . . .
Lodewijk Mandatjan merupakan pimpinan KKB Papua paling legendaris.
Baca juga: Di Hadapan Benny Moerdani yang Sudah Terbaring Lemah, Soeharto Ungkap Penyesalan, Hampir Menangis
Baca juga: Presiden Sementara Papua Barat Umumkan 12 Departemen Kabinet Papua Barat, Mathias Pemimpin Tentara
Sebanyak 14.000 anggota KKB Papua di bawah kendalinya melakukan aksi teror pada tahun 1964-1967.
Lodewijk Mandatjan bahkan pernah bertemu langsung dengan Presiden Soeharto pada 11 Januari 1969.
Lantas, apa isi pembicaraan antara Soeharto dengan pimpinan KKB Papua saat itu?
Pertama, Mandatjan bersaudara menjelaskan kepada Presiden Soeharto bahwa mereka kembali atas kemauan sendiri.
Pada kesempatan ini, Presiden Soeharto mengatakan bahwa ia menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam kehidupan rakyat di Irian Barat.
Akan tetapi, Presiden menegaskan bahwa kebahagiaan tidak turun dari langit, melainkan harus dicapai dengan bekerja keras, dengan mengusahakan pembangunan.
Barulah dengan demikian kita akan dapat memperbaiki kehidupan rakyat setahap demi setahap.
Presiden Soeharto juga menegaskan kembali tekad pemerintah untuk membangun Irian Barat sejak daerah itu diperoleh kembali dari Belanda tahun 1963.
Menurut Presiden, yang menjadi masalahnya sekarang ialah bagaimana pembangunan Irian Barat dapat diwujudkan secepatnya.