Keluarga Guru di Cisolok Sukabumi yang Lumpuh Usai Divaksin, Diberitahu Nama Penyakitnya Adalah GBS
Pamannya, Opi S (43) mengatakan, keluarga sudah mendapatkan pemberitahuan dari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jawa Barat
Laporan Kontributor Tribunjabar.id, M Rizal Jalaludin
TRIBUNCIREBON.COM, SUKABUMI - Pihak keluarga guru Susan Antela (31) asal Kampung Pasir Talaga RT 03 RW 06 , Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengaku sudah dapat kabar nama penyakit yang dialami Susan.
Pamannya, Opi S (43) mengatakan, keluarga sudah mendapatkan pemberitahuan dari Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jawa Barat kaitan nama penyakit yang dialami guru Susan.
Ia menyebut, nama penyakit yang dialami Susan berdasarkan informasi dari KIPI adalah Guillain Barre Syndrome ( GBS).
"Ada (kabar dari KIPI), iya GBS," ujarnya via telepon, Senin (3/5/2021).
Baca juga: Guru Susan Lumpuh Usai Divaksin Bikin Semua Guru SMAN 1 Cisolok Sedih, Begini Pernyataan Wakasek
Baca juga: SOSOK Susan Antela, Guru yang Lumpuh Setelah Divaksin, Kini Sudah Bisa Bicara Meski Terbata-bata
Selain itu, Opi mengatakan, saat ini Susan masih belum bisa melihat dan kakinya belum bisa bergerak.
Serta bicaranya pun belum normal dan masih terbata-bata.
"Kondisinya saat ini masih sakit, matanya masih belum normal penglihatannya, kakinya masih lemas belum bisa jalan, bicaranya pun masih," jelasnya.
Sebelumnya, Rudi Heriady (47) Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kesiswaan SMAN 1 Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyatakan bahwa sosok guru Susan Antela yang alami kelumpuhan usai disuntik vaksin.
Ia mengatakan, Susan adalah sosok pengajar yang sangat berdedikasi dan sosok yang ramah dalam bergaul dengan para guru maupun siswa.
Menurutnya, guru Susan ini divaksin sebulan yang lalu bersama 40 orang guru di SMAN 1 Cisolok.
"Vaksinya tanggal 31 maret, jadi persis satu bulan dari sekarang, hampir seluruh, kita jumlah hampir 40 an lebih, semua kondisi baik. Bu Susan di mata saya selaku guru sekaligus bapak gurunya dulu, sosok yang sangat berdedikasi dalam pekerjaannya, apalagi dia juga punya rasa memiliki dengan sekolah sebagai almamaternya, semuanya berjalan lancar, dalam pekerjaan berjalan dengan baik, rasa kebersamaan sama guru-gurunya juga ada," ujarnya, Jumat (30/4/2021).
Baca juga: KIPI Angkat Bicara Soal Kasus Guru yang Alami Gangguan Gerak Setelah Divaksin, Ini Penjelasannya
Ia mengatakan, para guru sangat merasakan kesedihan mendalam atas musibah yang diderita Susan.
"Ketika ada kejadian seperti ini kita sangat sedih, merasa kehilangan figur yang seharusnya ada bersama-sama di masa sulit, di masa pandemi kegiatan program belajar jarak jauh seperti ini, satu bulan full beliau gak bersama kita," jelasnya.
Ia menegaskan, Susan tidak pernah menuntut apapun selama mengajar kurang lebih sudah sekitar 6 tahun lamanya di SMAN 1 Cisolok.
"Dedikasinya bagus, gak pernah macem-macem," tegasnya.
Sosok Guru Susan
Susan Antela, guru di Cisolok yang lumpuh setelah divaksin adalah pribadi yang ceria.
Susan adalah guru yang mengajar di SMAN 1 Cisolok.
Guru yang mengajar mata pelajaran Seni Budaya itu berusia 31 tahun.
Susan merupakan warga Kampung Pasir Talaga RT 03/06, Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Adik Susan Antela, Yayu (26) mengatakan kakaknya itu kerap mengabadikan setiap momen kegiatannya melalui video.
Guru yang kini tidak bebas bergerak karena lumpuh itu pribadi yang semangat.
"Teteh itu orangnya baik, semangat, ceria. Teteh itu paling seneng kalau apa-apa itu di-video-in, dia itu ceria. Kalaupun punya masalah enggak dipikirin," katanya saat ditemui TribunJabar.id, Kamis (29/4/2021).
Baca juga: Sekitar 1.500 Guru se-Kecamatan Buahbatu Bandung Mendapat Vaksin Covid-19 di ZEC
Menurut Yayu, Susan Antela sudah mengajar selama sekitar tujuh tahun di SMAN 1 Cisolok sebagai guru Seni Budaya.
Susan Antela sempat menikah namun bercerai tanpa memiliki anak.
Saat ini Susan Antela sudah mulai bisa bicara walaupun masih terbata-bata.
Yayu berharap kakaknya sembuh dan kembali beraktivitas seperti biasa.
"Harapannya Teteh sembuh kembali normal dan lakukan aktivitas seperti biasa. Bicara udah mulai, ngelihat dan berjalan belum," ucapnya.
Kronologi Lumpuh Setelah Divaksin
Seorang guru, Susan Antela lumpuh setelah divaksin Covid-19 tahap kedua.
Penyebab Susan Antela lumpuh belum diketahui apakah karena vaksin atau faktor lainnya.
Susan Antela adalah guru asal Kampung Pasir Talaga RT 03/06, Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Adik Susan Antela, Yayu (26) menceritakan detik-detik kakaknya lumpuh.
Yayu mengatakan kakaknya merasakan pusing, mual, dan lemas setelah 10 menit disuntik.
Saat Susan Antela disuntik, kata Yayu, keluar darah cukup banyak.
Tidak hanya itu, Susan Antela juga merasa sesak.
"Nah, pada saat disuntik itu sebenarnya keluar darah, darahnya banyak. Teteh sampai bilang darahnya mancer (nyembur) katanya kayak gitu, terus disuruh duduk. Disuruh duduk bukannya membaik malah merasa sesak," ujar Yayu saat ditemui Tribunjabar.id di rumahnya, Kamis (29/4/2021).
Baca juga: BERITA POPULER JAWA BARAT Guru Tak Bisa Lihat dan Lumpuh usai Disuntik Vaksin Covid-19
Baca juga: Dinkes Belum Bisa Pastikan Guru Susan di Cisolok Sukabumi Lumpuh karena Vaksin
Dijelaskan Yayu, Susan Antela sempat diminta berbaring oleh tim medis setelah merasakan mual dan pusing.
Kondisi Susan Antela tidak membaik setelah berbaring.
Penglihatan kakaknya menjadi buram.
Selain itu, tangan dan kaki Susan Antela menjadi kaku.
Belakangan diketahui, kakak Yayu itu juga tidak bisa berbicara.
Terjadi Sebulan Lalu
Paman Susan Antela, Opi S (43) mengatakan, peristiwa itu sudah terjadi sejak sebulan yang lalu.
Saat itu, Susan disuntik bersama ratusan guru di sebuah SMK di Cisolok. Penyuntikan dilakukan oleh pihak Puskesmas Cisolok.
"Setelah divaksin yang kedua, susan dilarikan ke Rumah Sakit Palabuhanratu, dikarenakan badannya sudah kaku, gak bisa ngomong,
gak bisa lihat, setelah dilarikan ke rumah sakit Palabuhanratu di situ dokter tidak bisa menangani, dirujuk ke RSHS Bandung. Jelas dokter waktu itu ngobrol sama saya sebabkan karena vaksin," ujarnya, Kamis (29/4/2021).
Pantauan di lapangan, pihak Puskesmas mewakili Dinas Kesehatan sedang mengunjungi rumah Susan untuk melihat kondisinya.
Baca juga: Lansia di Sumedang Masih Banyak yang Mangkir Saat Dapat Jadwal Disuntik Vaksin Covid-19
Penjelasan Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Heri Suherman, angkat bicara tentang guru SMAN 1 Cisolok yang lumpuh setelah divaksin.
Selain mengalami kelumpuhan, guru bernama Susan Antela itu juga tidak bisa melihat dan bicara.
Heri mengatakan, hari ini pihaknya menyambangi rumah Susan di Kampung Pasir Talaga RT 03/RW 06, Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, mewakili Dinas Kesehatan.
Baca juga: BREAKING NEWS Divaksin, Guru di Sukabumi Tak Bisa Lihat, Jalan, dan Bicara, Ini Kata Keluarga
"Saya dari puskesmas salah satunya, tapi mengatasnamakan Dinas Kesehatan. Informasi sudah nyampai ke beliau, termasuk Pak Kabid, Pak Haji Andi, insyaallah akan menyusul," ujarnya di rumah Susan, Kamis (29/4/2021).
"Kami dari puskesmas akan mengikuti sesuai aturan yang berlaku, terutama menyangkut rujukan akan mempermudah, sesuai aturan tidak akan mempersulit."
"Untuk itu, sesuai harapan yang kita inginkan terutama sehat lagi, hanya mungkin tahap demi tahap kita mengikuti sesuai aturan KIPPI termasuk yang di RS Palabuhanratu."
"Saya angkat jempol sekali mengenai ini tidak melalui Rumah Sakit Sekarwangi, Bunut, tapi langsung ke Hasan Sadikin."
"Sangat pas ternyata bahwa penyakit ini barusan saya tanyakan aneh juga menurut beliau se-Indonesia ada tiga, salah satunya ini di Cisolok, Jogja ada juga, di DKI juga," katanya.
Ia menyebut, saat vaksinasi tahap kedua sebulan yang lalu, ada 600 orang pelayan pubik yang divaksin.
"Kurang lebih 600 orang, yang berhubungan dengan publik, pegawai negeri segala macam yang berhubungan dengan publik, jadi angkatan pertama dan ini kedua yang dilaksanakan dari tim wilayah IV mulai dari Puskesmas Bantargadung, Warugkiara, Palabuhanratu, sampai ke sini Cisolok, ada 7 puskesmas itu yang melaksanakan," jelasnya.
Peneliti Unpad Lakukan Audit
Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad yang juga Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad, Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, belum dapat memastikan penyebab kebutaan seorang guru di Cisolok, Sukabumi.
Menurut Kusnandi, pihaknya harus melakukan audit lebih dulu sebelum memastikan apakah kebutaan yang dialami seorang guru di Sukabumi itu akibat vaksin atau bukan.
"Saya sudah tahu kasusnya, tapi belum melakukan audit, apakah akibat vaksin atau bukan," ujar Kusnandi, saat dihubungi, Kamis (29/4/2021).
Baca juga: Soal Guru di Cisolok Sukabumi yang Lumpuh Setelah Divaksin, Begini Penjelasan Pihak Puskesmas
Rencananya, kata Kusnandi, ia akan mulai melakukan audit pada Jumat, 30 April 2021, untuk mengetahui penyebab kebutaan yang menimpa guru di Sukabumi.
"Jadi mungkin Senin kita sudah bisa tahu (penyebabnya). Saya belum bisa bicara dulu sebelum saya audit. Nanti, kan, salah."
"Saya tidak mau asal ngomong," katanya.

Dalam proses audit itu, kata Kusnandi, pihaknya bakal melakukan pengecekan secara komprehensif, mulai dari pemeriksaan hasil laborarium hingga mewawancarai perawatnya.
"Sekarang, kan, pasiennya juga sudah pulang, jadi nanti saya cek dulu semuanya," ucapnya.