Berikut Keistimewaan Malam Lailatul Qadar, Kapan Terjadinya? Ini Ciri Orang Dapat Malam Kemuliaan
Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat istimewa karena termasuk malam kemuliaan di Bulan Ramadan.
TRIBUNCIREBON.COM- Berikut ini keistimewaan malam Lailatul Qadar menurut penjelasan ulama.
Simak juga cara dan ciri-ciri orang yang mendapatkan Lailatul Qadar.
Sekedar info, lailatul qadar diartikan sebagai malam ketetapan.
Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat istimewa karena termasuk malam kemuliaan di Bulan Ramadan.
Sebagaimana dituliskan dalam Surat Al Qadr ayat 97:
"Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar"
Keistimewaan lailatul qadar juga dijelaskan dalam hadist nabi.
Hadis Abu Hurairah, dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang lailatul qadar:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari no. 1901)
Sehingga tidak heran jika umat muslim berlomba-lomba memperbanyak amalan ibadah di Bulan Ramadan, salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan kemuliaan malam lailatul qadar dan ampunan atas segala dosa di masa lalu.
Lantas kapan malam Lailatul Qadar itu?
Ustadz Abdul Somad menjelaskan menurut pandangan ulama, malam lailatul qadar ada pada akhir bulan Ramadan.
"Menurut pandangan ulama, carilah, berusahalah untuk merebutnya di malam-malam terakhir Ramadhan," jelas UAS dalam video ceramah yang diunggah di YouTube.
Ada berbagai pendapat ulama yang memprediksi malam Lailatul Qadar.
Ada yang berpendapat jatuh pada malam ke-27 Ramadhan dan 29 Ramadhan.
Ada juga yang menyebut malam ke-17 Ramadhan dan malam ke-3 Ramadhan.
Ustadz Abdul Somad mengaku tidak menolak seluruh pendapat tersebut, namun umat Muslim sebaiknya tidak hanya bertumpu pada satu malam saja.
Sehingga amalan baik harus terus dilakukan, selama Bulan Ramadan.
Siapa orang yang mendapatkan malam lailatul qadar?
"Allah tidak beritahu siapa yang dapat lailatul qadar, supaya hati senantiasa rindu selalu beristighfar karena merasa belum mendapat ampunan," jelas Ustadz Abdul Somad.
Cara mendapatkan Lailatul Qadar
Ustadz Abdul Somad dalam video yang diunggah di kanal Youtube Mutiara Islam, pernah menyebut cara mendapatkan Lailatul Qadar.
1. Berpuasa pada siang hari
Berpuasa di sini berarti menjaga mata, telinga, mulut, tangan, hingga kaki, bukan hanya lapar atau haus.
"Syiam itu tetap beraktivitas tapi menundukkan pandangan, jaga lidah," kata Ustaz Abdul Somad, dalam ceramahnya.
2. Beribadah di malam hari atau shalat malam
Ibadah ini seperti melakukan salat tarawih, membaca Alquran setelahnya.
Hal yang dilakukan berikutnya adalah tidur.
Dan kemudian bangun di sepertiga malam untuk salat tahajud dan salat lailatul qadar.
Ustazd Abdul Somad mengatakan tahajud bisa dilakukan 8 rokaat, 2 rakaat satu kali salam.
Setelah tahajud, seseorang bisa menyambungnya dengan beristigfar.
"Insyaallah, beramal dari malam pertama hingga terkahir, insyaallah Allah akan berikan malam lailatul qadar," ungkapnya.
"Makna lailatul qadar adalah tiap malam beribadah," imbuhnya.
Ciri mendapatkan Lailatul Qadar
Sementara ciri-ciri atau tanda orang yang mendapatkan malam Lailatul Qadar, yakni terjadi perubahan dari orang tersebut.
Perubahan yang dimaksud bukanlah perubahan fisik, melainkan perubahan perilaku.
"Seperti apa orang yang mendapatkannya? Ada perubahan. Bukan setelah dapat lailatul qadar jadi tukang ngomong, 'Alhamdulillah kemarin saya dapat lalilatul qadar. Begitu saya turun mau ambil wudhu saya lihat semua pohon-pohon bambu rebah, tumbang," ujar Ustad Abdul Somad.
"Bukan pada bentuk fisiknya, tapi ada perubahan," tegas UAS.
Kemudian UAS memberikan contoh perubahan yang dimaksud dari orang yang mendapatkan malam lailatul qadar.
Dicontohkan seperti seorang wanita sebelumnya tidak memakai jilbab.
Tapi setelah wanita tersebut melakukan iktikaf ia tidak pernah lagi melepaskan jilbab dari kepalanya.
Atau seorang bapak yang dulunya memiliki sifat yang sangat pelit.
Namun setelah mendapatkan malam lailatul qadar, ia selalu menyumbangkan sedekahnya setiap lewat di kotak amal.
Lebih lanjut lagi, UAS kemudian memberitahukan amalan yang dikerjakan pada malam lailatul qadar.
UAS mengatakan malam lailatul qadar diisi dengan qiyam.
Yaitu dengan mengerjakan shalat sunah, membaca al-quran, mendengarkan tausiah, dzikir dan bermuhasabah atau merenung dan memikirkan kesalahan yang telah diperbuat.
UAS kemudian menambahkan agar tetap menjaga air wudhunya jangan sampai putus pada saat melewati malam lailatul qadar.
Jika air wudhu terputus atau batal, kata UAS, maka segera berwudhu kembali.