Human Interest Story
Kisah Ustaz di Sukabumi yang Tetap Semangat Mengajar Ngaji Meski Kakinya Diamputasi
Lima tahun lalu, setelah ia bertahan selama 23 tahun akhirnya memutuskan menerima saran dokter untuk di amputasi.
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Sukabumi M Rizal Jalaludin
TRIBUNCIREBON.COM, SUKABUMI - Meskipun hidup dengan satu kaki, Tajudin (54) seorang Ustaz dari Kampung Cibeureum RT 07/06, Desa Cirendang, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, tetap semangat mengajar ngaji.
Diketahui, Tajudin harus kehilangan kaki sebelah kiri karena tergesek bambu saat ia di pondok puluhan tahun silam yang membuat kakinya bengkak.
"Awalnya saya lagi mesantren di Cicurug kena musibah kegesek bambu, gak seberapa lukanya. Setelah tiga hari bengkak, sempat dirawat di rumah sakit selama satu bulan, kata dokter saya harus diamputasi, saya bertahan," ujarnya saat ditemui di rumahnya beberapa waktu lalu.
Ia pun sempat bertahan selama sekitar 23 tahun dengan berobat jalan.
Namun, bukannya membaik, selain kondisi kakinya yang tak kunjung sembuh, ia pun merasakan penyakit lain akibat dari pembengkakan pada kakinya.
Penyakit lain yang ia derita diantaranya rambut rontok, kulit mengelupas, hingga badannya panas.
"Setelah pulang dari rumah sakit saya berobat jalan, selama 23 tahun lamanya tidak pernah sembuh, selama 23 tahun itu saya penyakit bertambah-tambah, rambut selalu rontok, kulit mengelupas, sebelum di amputasi panas," jelasnya.
Lima tahun lalu, setelah ia bertahan selama 23 tahun akhirnya memutuskan menerima saran dokter untuk di amputasi.
"Setelah 23 tahun lamanya baru saya di amputasi. Dari mulai di amputasi sampai sekarang sudah hampir 5 tahun," ucapnya.
Setelah diamputasi, Ustaz Tajudin yang hidup berdua dengan ibunya ini mengaku merasakan kenikmatan yang berlipat-lipat.
Dimana penyakit gatal-gatal dan kulit mengelupas yang ia rasakan sebelum diamputasi hilang seketika.
Baca juga: Duel Satu Lawan Empat, Seorang Pelajar di Sukabumi Tewas di Tempat Usai Dikeroyok, Ini Penyebabnya
Baca juga: Paula Verhoeven Kesal Pengen Jual Rumah, Gara-gara Banyak Orang Asing Datang Minta Bantuan Baim Wong
Ia pun mengaku batinnya sangat bahagia setelah kaki sebelah kirinya hilang.
"Alhamdulillah setelah di amputasi kenikmatan dari Allah terasa semakin bertambah, di mata orang umum saya sangat kurang, berabe lah. Tapi yang dirasakan batin saya sangat bahagia hilangnya kaki, karena penyakit-penyakit yang lain gak ada," jelasnya.
Tajudin yang sejak dulu berkecimpung di dunia pesantren tidak bisa melakukan pekerjaan lain dengan kaki sebelah, selain tetap semangat dan fokus mengajar ngaji.