Ridwan Kamil Bergetar Menahan Haru Masjid Syaikh Ajlin di Palestina Kembali Dibangun, Ini Alasannya

Ridwan Kamil Terharu Masjid Syaikh 'Ajlin di Gaza, Palestina kembali dibangun setelah dihancurkan Israel pada 2014 lalu, menyisakan puing-puing.

Editor: Mumu Mujahidin
Istimewa
Masjid Syaikh 'Ajlin di Gaza, Palestina setelah dihancurkan Israel pada 2014 lalu, menyisakan puing-puing. 

"Jadi emosional karena situasinya sulit. Bisa membayangkan bertahun-tahun tidak salat di masjid karena tidak ada tempat. Jadi sebelum saya desain, salatnya di tenda kawinan saking daruratnya. Kena hujan, kena angin, tapi mereka tetap salat berjamaah. Mudah-mudahan peristiwa bersejarah ini menguatkan kebaikan kita tak ada batas politik," katanya.

Kang Emil mengatakan dari kebutuhan biaya pembangunan Rp 20 miliar, baru terkumpul dana 30 persennya.

Karena itu Kang Emil mengajak masyarakat atas nama kemanusiaan dan ukhwah islamyiah untuk membantu sedekah atau infak secara langsung dan digital untuk menggenapkan kemuliaan seluruh pembangunan masjid ini. 

"Saya sebagai gubernur tentu akan mengajak perusahaan, orang yang punya kelebihan harta, untuk turun," katanya.

Baca juga: Petugas Gabungan Temukan Senjata Api Laras Panjang & Pistol Mainan Saat Razia Lapas Kelas I Cirebon

Baca juga: Kapan Pencairan THR dan Gaji ke 13 PNS? Catat Jadwalnya dan Inilah Besaran yang akan Diterima

Masjid Semangat Perjuangan

Dalam pidatonya yang emosional, Kang Emil mengatakan masyarakat Indonesia akan selalu mencintai Palestina. Indonesia akan selalu berdiri di bersama Palestina untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina

"Cinta ini ada sejak dahulu, sejak 1955, saat di Bandung diselenggarakan Konferensi Asia-Afrika, yang menghasilkan Dasa Sila Bandung, yang menjadi dasar untuk melawan kolonialisasi, baik di negara Asia mapupun Afrika. Makanya jika masih ada yang belum merdeka dari kolonialisasi, masyarakat Indonesia akan berjuang untuk kemerdekaannya, Indonesia akan berjuang bersama Palestina," katanya.

Saat mendesain masjid tersebut, katanya, Kang Emil melakukannya dengan penuh semangat dan kebanggaan. Sebab dirinya selalu berupaya memanfaatkan keahliannya sebagai arsitek, sedapat mungkin untuk membantu sesama.

Bentuk masjid Syaikh Ajlin tersebut sangat futuristuk. Awalnya Kang Emil menawarkan empat desain masjid, namun akhirnya masyarakat Gaza memilih bentuk yang futuristik tersebut. 

Tampak depan, bentuk masjidnya mirip deretan bambu runcing yang berdiri tegak, dibelai sentuhan futuristik khas bangunan rancangan Ridwan Kamil.

Bambu runcing, senjata tradisional Bangsa Indonesia saat memperjuangkan kemerdekaan, menjadi corak utama masjid yang berdiri di atas tanah yang juga tengah diperjuangkan kemerdekaannya tersebut.

Masjid Syaikh 'Ajlin di Gaza, Palestina setelah dihancurkan Israel pada 2014 lalu, menyisakan puing-puing.
Masjid Syaikh 'Ajlin di Gaza, Palestina setelah dihancurkan Israel pada 2014 lalu, menyisakan puing-puing. (Istimewa)

"Karena saya senang mensimbolisasi nilai Islam ke dalam geometri, saya pilih tiga nilai tadi. Makanya ada struktur yang tinggi di tengah, itu habluminallah, dikanannya hablumminannas dan hablumminal alam. Bahwa kita harus seimbang dalam hubungan kepada Allah, manusia, dan mencintai alam," katanya.

Masjid ini memiliki tiga lantai karena masjid ini bukan hanya tempat salat, tapi juga menjadi tempat belajar atau madrasah. Itulah kenapa sebelum dihancurkan pada 2014, sudah ribuan penghafal Alquran lulus dari masjid Syeikh 'Ajlin yang lama. 

"Sehingga dalam program apa yang perlu dibangun, mereka berharap agar dihadirkan tempat bersekolah. Kemudian karena diminta oleh Aman Palestina dan masyarakat di Gaza untuk mendesain, tentulah itu sebuah kehormatan," katanya.

Direktur Aman Palestin Indonesia Miftahuddin Kemal mengatakan masjid ini pernah didirikan pada 1957. Namun, pada serangan Israel tahun 2014 masjid tersebut hancur lebur hingga berpuing-puing.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved