Aa Umbara Disikat KPK
Aa Umbara Disikat KPK, Orang Nomor 1 di Bandung Barat Jadi Tersangka Korupsi Dana Bansos Covid-19
Ini perjalanan kasus yang menjerat Aa Umbara dan anaknya sehingga menjadi tersangka korupsi.
TRIBUNCIREBON.COM, JAKARTA - Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (1/4/2021) sore.
Di tanggal 1 April kerap ada kejutan atau yang juga dikenal dengan istilah April Mop. Dan kali ini April Mop menimpa keluarga Bupati Bandung Barat Aa Umbara yang menerima kejutan.
KPK menetapkan Aa Umbara Sutisna, anaknya Andri Wibawa, dan seorang dari kalangan swasta M Totoh Gunawan menjadi tersangka.
Totoh adalah Pemilik PT Jagat Dir Gantara (JGD) dan CV Sentral Sayuran Garden City Lembang (SSGCL).
Mereka menjadi tersangka dugaan suap pengadaan barang tanggap darurat bencana pandemi Covid-19 pada Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat Tahun 2020.
"Setelah melakukan proses penyelidikan dan menemukan bukti permulaan yang cukup, KPK meningkatkan status perkara ini ke tahap penyidikan pada bulan Maret 2021 dengan menetapkan tersangka," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta , Kamis (1/4/2021).
KPK kemudian menjelaskan perjalanan kasus ini.
Kasus bermula saat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat menganggarkan sejumlah dana untuk penanggulangan Covid-19 pada Maret 2020.
Penganggaran dilakukan melalui refocusing anggaran APBD tahun 2020 pada Belanja Tidak Terduga (BTT).
Pada April 2020, Aa Umbara diduga melakukan pertemuan dengan Totoh.
Dalam pertemuan itu, dibahas perihal keinginan dan kesanggupan Totoh menjadi salah satu penyedia pengadaan paket sembako pada Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat.

"Dengan kesepakatan adanya pemberian komitmen fee sebesar 6 persen dari nilai proyek," kata Alex.
Guna merealisasikan keinginan Totoh, Aa Umbara kemudian memerintahkan Kepala Dinas Sosial Bandung Barat dan Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) Bandung Barat untuk memilih dan menetapkan Totoh sebagai salah satu penyedia pengadaan paket sembako.
Kemudian pada Mei 2020, Andri Wibawa menemui Aa Umbara untuk turut dilibatkan menjadi salah satu penyedia pengadaan sembako.
Aa Umbara menyetujui permintaan Andri dengan kembali memerintahkan Kepala Dinas Sosial Bandung Barat dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinsos Bandung Barat agar ditetapkan.