Ridwan Kamil Bilang Jabar Bakal Pakai Vaksin AstraZeneca, Sempat Digosipkan Mengandung Tripsin Babi
Emil mengatakan, semua vaksin yang digunakan oleh pemerintah tentu sudah melewati tahapan penyeleksian yang ketat.
TRIBUNCIREBON.COM - GUBERNUR Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengaku siap menggunakan vaksin apapun yang disalurkan pemerintah pusat, termasuk vaksin AstraZeneca, yang sempat dinyatakan mengandung tripsin babi.
Menurut Emil, pemerintah daerah tidak memiliki kewenangan untuk memilih produk vaksin yang akan mereka gunakan.
Pemerintah daerah hanya bertugas menyukseskan program vaksinasi untuk mengatasi pandemi Covid-19.
"Setiap namanya merek, namanya distribusi, bukan kewenangan daerah. Daerah menerima saja. Pas dibuka ternyata Sinovac atau Astra Zeneca, kita tidak akan memilih-milih. Kewenangan halal-haram itu di MUI, sementara kewenangan aman atau tidak di BPOM," tegas Emil di sela-sela kegiatannya memantau vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Garuda, Senin (22/3/2021).
Emil mengatakan, semua vaksin yang digunakan oleh pemerintah tentu sudah melewati tahapan penyeleksian yang ketat.
"Jadi kalau sudah dikirim AstraZeneca, berarti di pusat sudah meyakini itu halal atau itu boleh, dan itu aman. Kami mah senang saja. Semakin banyak yang divaksin makin bagus," ujarnya.
Baca juga: Mantan Pemain Persib Bandung Cerita Soal Jose Mourinho yang Pernah Menjadi Pelatihnya di Chelsea
Berbeda dengan vaksin buatan Sinovac, penggunaan vaksin AstraZeneca sejauh ini baru dilakukan di berapa provinsi.
Selain ke DKI Jakarta, vaksin baru dikirim ke Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, Jawa Timur, dan Bali.
Vaksin AstraZeneca diklaim 79 persen efektif mencegah Covid-19 pada lansia dan tidak meningkatkan risiko pembekuan darah.
Hasil itu diketahui setelah uji coba fase III terhadap vaksin AstraZeneca di Amerika Serikat.
Uji coba fase III itu melibatkan 32.449 peserta, dengan dua pertiganya menerima suntikan vaksin AstraZeneca.
Baca juga: Diparkir di Halaman Mako Tagana, Sepeda Motor Ade Waluya Raib, Ketahuan saat Akan Beli Gorengan
Para peserta sekitar 20 persen berusia 65 tahun atau lebih. Sekitar 60 persen peserta uji coba memiliki kondisi kesehatan yang terkait dengan risiko Covid-19 seperti diabetes, obesitas parah, atau penyakit jantung.
"Temuan ini menegaskan kembali hasil sebelumnya yang telah diamati dalam uji coba AZD1222 di semua populasi orang dewasa. Namun sangat menarik melihat hasil efikasi yang serupa pada orang di atas 65 untuk pertama kalinya," ujar profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Rochester, Ann Falsey, dikutip dari AFP.
"Analisis ini mengakui vaksin AstraZeneca sebagai pilihan vaksinasi tambahan yang sangat dibutuhkan, menawarkan kepercayaan bahwa orang dewasa dari segala usia dapat memperoleh manfaat untuk melindungi diri dari virus," ujar Ann.
Sebelumnya, sejumlah negara menyarankan agar vaksin AstraZeneca tak digunakan kepada orang tua lantaran kurangnya data di peserta lansia dalam uji coba.