Guru Ditunjuk-tunjuk Aparat Desa Gegara Posting Jalan Rusak, Membuat Bupati Sukabumi Angkat Bicara
Bupati Sukabumi Marwan Hamami memberikan tanggapan terkait guru yang dimarahi sampai ditunjuk-tunjuk aparat desa Cijalingan
Laporan Kontributor Tribunjabar.id, M Rizal Jalaludin
TRIBUNCIREBON.COM SUKABUMI - Bupati Sukabumi Marwan Hamami memberikan tanggapan terkait guru yang dimarahi sampai ditunjuk-tunjuk aparat desa Cijalingan, Kecamatan Cicantayan gegata postingan jalan rusak.
Seperti diberitakan sebelumnya, ada sebuah video seorang guru dimarahi aparat desa hingga ditunjuk-tunjuk viral di media sosial.
Baca juga: Hantu Ambulans Tua Teror Kantor Diskominfo Indramayu Lagi, Begini Cerita Istri Penjaga Malam Kantor
Baca juga: Bocah 7 Tahun Disekap dan Dirantai Ibu dan Ayah Kandung Selama Berhari-hari di Dapur Rumahnya
Disebutkan guru tersebut dimarahi gegara memposting jalan rusak ( butut).
Belakangan diketahui, guru tersebut berada di Desa Cijalingan, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat .
Dalam potongan video yang dilihat Tribunjabar.id, aparat desa itu memarahai guru SMPN 1 Cijalingan.
Mereka tidak terima guru itu memposting jalan rusak disebut kubangan kerbau.
"Apa maksudnya itu? Ini dipostingnya di Facebook lagi bukan di status WA, Facebook itu sedunia," kata seorang pria berbaju kemeja putih sambil menunjuk guru tersebut.
Lalu sang guru yang kemudian diketahui bernama Eko itu berusaha memberi penjelasan.

"Kalau saya gak maksud apa-apa pak, kan saya gak nyebut desa," jawab Eko.
Dalam video yang beredar berdurasi 4,29 menit itu Eko juga meminta maaf.
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Cijalingan, Didin Jamaludin membenarkan satu di antara sosok dalam video itu adalah aparat desanya.
Baca juga: UNIK, Lansia di Indramayu Ini Sulap Kain Bekas Jadi Kerajinan Pot Bunga Cantik
Baca juga: TERUNGKAP Mayat Wanita Muda Korban Pembunuhan yang Bikin Geger Warga Buher Karawang, Seorang Janda
Aparat desa itu memarahi guru pada Rabu (10/3/2021) gegara posting jalan rusak di wilayahnya.
"Dalam video itu setidaknya ada BPD, LPMD, Karang Taruna, termasuk perangkat desa. Tujuannya ingin mengklarifikasi soal postingan di Facebook Pak Eko," ujarnya.
Didin mengatakan, aparat desa itu berpendapat bahwa postingan itu tidak etis dan tidak elok diposting.