Purna PMI Asal Indramayu Tak Perlu ke Luar Negeri Lagi Setelah Pulang, Pemda Bakal Beri Modal Usaha

Upaya ini pun menjadi langkah yang tepat dari pemerintah, mengingat Kabupaten Indramayu merupakan daerah pemasok PMI terbesar di Indonesia.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Machmud Mubarok
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih, Selasa (10/3/2020). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Kabar baik bagi para Purna Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW di Kabupaten Indramayu.

Pasalnya, sekarang ini mereka akan lebih diberdayakan lagi untuk memperbaiki perekonomian keluarga.

Hal ini seiiring dengan diluncurkannya program Perempuan Berdikari (Pe-Ri) sebagai salah satu dari 10 program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Indramayu, Nina Agustina-Lucky Hakim dalam 100 hari kerja.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu, Juwarih menyambut baik hal tersebut.

"Adanya program Pe-Ri ini berarti Pemerintah Daerah Indramayu telah menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf h UU RI Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Pelindungan PMI," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Jumat (12/3/2021).

Baca juga: Istri Selingkuh Saat Suami Jadi TKI di Malaysia hingga Menikah, Tak Terima Pria Ini Lakukan Hal Keji

Baca juga: Ikatan Cinta Malam Ini Ada Lagi Huru-hara Dalam Rumah Tangga Andin dan Mas Al, Cek Link Streaming

Baca juga: Kapan Ibadah Malam Nisfu Syaban 1442 H Dilakukan? Berikut Keutamaan Bulan Ampunan Sebelum Ramadan

Melalui program tersebut, dijelaskan Juwarih, para Purna PMI akan diberdayakan perekonomiannya dalam bentuk pelatihan keterampilan dan pemberian modal usaha. 

Upaya ini pun menjadi langkah yang tepat dari pemerintah, mengingat Kabupaten Indramayu merupakan daerah pemasok PMI terbesar di Indonesia.

Di sisi lain, fenomena para Purna PMI yang memilih kembali lagi ke luar negeri setelah pulang ke tanah air tidak jarang terjadi di Kabupaten Indramayu.

Mereka memutuskan kembali ke luar negeri karena tidak memiliki pekerjaan di tanah air, kondisi ekonomi memaksa para Purna PMI harus kembali meninggalkan keluarga mereka.

Sehingga, Juwarih berharap, implementasi program Pe-Ri bisa berjalan baik di lapangan dan tepat sasaran dirasakan oleh para Purna PMI yang membutuhkan.

"Semoga saja program ini menjadi solusi bagi para perempuan purna PMI asal Indramayu yang sudah tidak lagi berminat untuk bekerja ke luar negeri," ujar dia. 

Solusi Kemenaker

Sebanyak 40 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan purna PMI di Desa Singakerta, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu mengikuti program Desa Migran Produktif (Desmigratif), Jumat (29/11/2019).

Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Kemenaker, Anwarudin mengatakan, melalui program Desmigratif, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) berupaya mengedukasi, memberdayakan dan meningkatkan perlindungan kepada para calon PMI, purna PMI serta anggota keluarganya.

"Kami di sini melalui Desmigratif melakukan pendampingan kepada para purna-purna PMI dalam edukasi, dan pemberdayaan," ujar dia kepada Tribuncirebon.com.

Anwarudin menjelaskan, untuk menciptakankan sebuah desa menjadi Desmigratif, ada 4 buah pilar yang mesti dibangun.

Pertama, edukasi imigrasi kepada para calon PMI. Edukasi ini berupa informasi mengenai bagaimana bekerja ke luar negeri secara legal, termasuk pengurusan dokumen, dan lain sebagainya.

Kedua, usaha produktif. Melalui kegiatan ini para purna PMI difokuskan untuk meningkatkan keahliannya dalam berwirausaha.

Mereka akan didampingi dan dilatih langsung oleh pelatih yang ahli dibidangnya termasuk cara memulai usaha, dan menjalankan usaha.

Adapun keterampilan yang diberikan dalam program tersebut akan disesuaikan dengan potensi yang ada di desa setempat serta keinginan dari masing-masing purna PMI.

"Sekarang di Desa Singakerta kita ada usaha kreatif tata rias dan membuat kue kering. Ini atas kemauan mereka jadi mereka yang memilih," ucapnya.

CATAT Live SCTV, Jadwal Timnas U20 Melawan Arsenal, Real Madrid dan Inter Milan di International Cup

Mantan Menteri Jokowi, Susi Pudjiastuti, Bakal Bagi-bagi Kapal untuk Nelayan di Lampung

Ketiga, yaitu community parenting atau pembinaan kepada anak-anak dari para PMI. Dijelaskan Anwarudin, anak-anak itu akan dibina melalui beragam kegiatan, seperti mengaji, les privat, dan lain sebagainya.

Keempat, yakni koperasi. Di dalam koperasi ini nantinya produk-produk kreatif hasil usaha para purna PMI akan dibantu penjualannya.

"Pesertanya umum, semua bisa ikut. Tapi kita fokuskan untuk para purna PMI," ujar Anwarudin.

Anwarudin menyampaikan, dengan diciptakannya Desmigratif di Desa Singakerta ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam menekan tingginya angka PMI di Kabupaten Indramayu.

Berdasarkan data yang tercatat di Kemenaker, disebutkan Anwarudin, Kabupaten Indramayu menempati urutan kedua dengan tingkat PMI terbanyak di Jawa Barat.

Ada 15 ribu PMI asal Kabupaten Indramayu yang tersebar di berbagai negara.

Sehingga, baik calon PMI maupun purna PMI bisa mandiri serta mengurungkan niatnya bekerja di luar negeri dan memilih membuka usahanya sendiri di tempat tinggalnya masing-masing.

"Tujuan program ini agar para PMI yang purna itu tidak usah berangkat lagi ke luar negeri, karena kita sudah memberikan ilmu dan pelatihan untuk bisa berwirausaha di negerinya sendiri," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved