Belanda Menyerah Kepada Jepang di Kalijati Subang, Pasukan KNIL Tak Berkutik Hadapi Tentara Nippon

Jepang berhasil memaksa pasukan KNIL (Koninklijk Netherlandsch Indische Leger) di bawah komando Letjen Ter Poorten melakukan gencatan senjata.

Editor: Machmud Mubarok
(Tribunnewswiki)
Perjanjian Kalijati antara Belanda dengan Jepang yang digelar di Kalijati, Jawa Barat pada 8 Maret 1942. 

TRIBUNCIREBON.COM - Jepang mengakhiri kekuasaan Belanda selama lebih dari satu abad. Pada 8 Maret 1942 pagi, di rumah dinas seorang perwira di kawasan Landasan Udara Kalijati, Subang, Belanda menyerah kepada Jepang.

Kedatangan Jepang di Indonesia sejak Januari 1942 membuat Belanda kewalahan. Jepang berhasil menguasai Kalimantan, Sumatera, hingga akhirnya Jawa dalam waktu singkat.

Dikutip dari National Geographic Indonesia, serangan terakhir Belanda berlangsung di Jawa Barat. Pada 6 Maret 1942, Panglima Angkatan Darat Belanda Letnan Jenderal Ter Poorten memerintahkan Komandan Pertahanan di Bandung, Mayor Jenderal JJ Pesman, untuk tidak melakukan pertempuran di Bandung.

Sebab Bandung sudah dipadati penduduk sipil, baik wanita maupun anak-anak. Jika pertempuran terjadi, akan banyak korban sipil berjatuhan. Ter Poorten ingin berunding. Sore hari tanggal 7 Maret 1942 Lembang jatuh ke tangan Jepang.

Jepang berhasil memaksa pasukan KNIL (Koninklijk Netherlandsch Indische Leger) di bawah komando Letjen Ter Poorten melakukan gencatan senjata.

Mayjen JJ Pesman pun mengirim utusan ke Lembang untuk melakukan perundingan.

Baca juga: Bacalah Surat Al Ikhlas 4 Ayat dalam 5 Waktu Istimewa Ini, Jangan Lupa Surat An Naas dan Al Falaq

Baca juga: SEGERA CAIR BLT BPJS Ketenagakerjaan Rp 1,2 Juta,Tak Semua Karyawan Bisa Mendapat Dana Ini

Baca juga: Gatot Nurmantyo Ungkap soal Dirinya Sempat Diajak Kudeta AHY dari Ketua Umum Demokrat

Jenderal Imamura meminta agar perundingan dilakukan dengan Gubernur Jenderal Tjarda van Starkendborgh Strachouwer di Kalijati, Subang pada pagi hari tanggal 8 Maret 1942.

Setelah menerima permintaan itu, Letjen Ter Poorten meminta Gubernur Jenderal Tjarda menolaknya.  Mendengar penolakan itu, Jenderal Imamura mengeluarkan ultimatum

. Bila pada pagi hari 8 Maret 1942 pukul 10.00 para petinggi Belanda belum juga berada di Kalijati, maka Bandung akan dibom sampai hancur.

Sebagai bukti bahwa ancaman itu bukan sekadar gertakan, sejumlah besar pesawat pengebom Jepang disiagakan di Landasan Udara Kalijati.

Melihat perkembangan yang semakin mengkhawatirkan, Jenderal Ter Poorten pemimpin Angkatan Perang Hindia Belanda dihadapkan pada situasi kritis.

Letjen Ter Poorten dan Gubernur Tjarda mengutus Mayjen JJ Pesman, untuk menghubungi Komandan Tentara Jepang dalam upaya melakukan perundingan. Namun utusan Belanda ini ditolak mentah-mentah Panglima Imamura.

Dia hanya mau berbicara dengan Panglima Tentara Belanda atau Gubenur Jenderal.

Pertemuan yang semula direncanakan di Jalan Cagak Subang, akhirnya berlangsung di rumah dinas seorang perwira staf Sekolah Penerbang Hindia Belanda di Lanud Kalijati pada 8 Maret 1942.  

Rumah itu kini menjadi Museum Rumah Sejarah yang lokasinya berada di Komplek Garuda E-25 Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang Jawa Barat.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved