Info Gempa Bumi
Gempa Megathrust Ancam Pantai Barat Sumatera dan Selatan Jawa, Ahli: Belum Bisa Diprediksi
Pada sekitar Februari-Maret 2020 lalu, hasil kajian BMKG telah menyebutkan adanya potensi wilayah pesisir Sukabumi termasuk zona megathrust
Akan tetapi, hal ini bukan berarti masyarakat bisa abai dari kewaspadaan potensi gempa bumi yang lebih kecil kekuatan magnitudonya.
"Gempa bumi yang lebih kecil juga tetap bisa timbulkan tsunami dengan kategori moderate atau medium," ucap dia.
Wilayah potensi gempa megathrust belum bisa dipastikan Dijelaskan Widjo, beberapa bulan terakhir aktivitas gempa bumi secara beruntun terjadi di daerah megathrust salah satunya seperti Megathrust Enggano.
"Ini perlu diwaspadai, mengingat hasil kajian yang menunjukkan gempa bumi besar hampir selalu diikut dengan gempa pendahuluan," ujarnya.
Mengenai daftar wilayah yang berpeluang terdampak jika gempa megathrust dan tsunami katastropik terjadi, Widjo dengan tegas mengatakan tidak ada yang tahu pasti kapan dan di mana titik gempa zona megathrust itu akan terjadi.
"Bagaimana pun, gempa bumi masih belum bisa diprediksi secara tepat, baik magnitudo, lokasi dan waktunya," jelasnya.
Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) perlu menyiapkan mitigasi yang baik di setiap daerah yang berpotensi tinggi terhadap gempa bumi yang bisa diikuti tsunami.
"Peta bahaya tsunami dan evakuasi dengan skala yang detil serta protokol evakuasi perlu disosialisasikan dan rutin ke masyarakat secara rutin," ujarnya.
Apa Itu Megathrust?
Dalam wawancara dengan Kompas.com, Sabtu (7/4/2018), Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, megathrust bisa diartikan sesuai dengan kata penyusunnya.
"Thrust" merujuk pada salah satu mekanisme gerak lempeng yang menimbulkan gempa dan memicu tsunami, yaitu gerak sesar naik.
Dengan demikian, megathrust bisa diartikan gerak sesar naik yang besar.
Daryono menjelaskan, mekanisme gempa megathrust bisa terjadi di pertemuan lempeng benua. Dalam geologi tektonik, wilayah pertemuan dua lempeng disebut zona subduksi.
Sementara zona megathrust terbentuk ketika lempeng samudra bergerak ke bawah menghunjam lempeng benua dan menimbulkan gempa bumi.
Baca juga: Ngopi-ngopi Berujung Ambil Alih Jabatan Ketua Umum Partai Demokrat, Moeldoko Auto Disindir AHY
Baca juga: SBY Sangat Menyesal Pernah Angkat Moeldoko Jadi Panglima TNI: Saya Mohon Ampun pada Allah SWT
Baca juga: Ramalan Zodiak Kesehatan, Sabtu 6 Maret 2021, Aries Sakit Kepala Tiba-tiba, Gemini Mental Memburuk
"Zona subduksi ini diasumsikan sebagai sebuah zona 'patahan naik yang besar' atau populer disebut zona megathrust," kata Daryono.