Politik

SBY Mulai Jengkel, Minta Kader Partai Demokrat yang Dukung Kudeta AHY Segera Diusir Saja dari Partai

Tak berhenti sampai di situ, SBY mengungkapkan pernah mengalami fitnah kejam, satu hari menjelang pemungutan suara Pilkada Jakarta 2017.

Editor: Fauzie Pradita Abbas
Warta Kota/Henry Lopulalan
Susilo Bambang Yudhoyono bersama Majelis Tinggi Partai Demokrasi saat mengungumkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Kantor DPP Demokrat, JAlan Prokalamasi, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2018). Partai Demokrat mendukung 17 pasangan calon gubernur dan wakil gubernur hari untuk mengikuti ajang Pilkada Serentak 2018. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

TRIBUNCIREBON.COM, JAKARTA - Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan agar kader mendukung pengambilalihan atau kudeta pimpinan Partai Demokrat diusir.

//

"Kalau segelintir kader atau mantan kader itu masih bergentayangan, mencari mangsa ke kanan dan ke kiri, katanya ada juga yang bertindak sebagai 'EO', hadapi dengan sikap yang tegas. Usir orang-orang itu," kata SBY, Presiden keenam Indonesia yang merupakan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, itu dalam dalam video news release yang diterima Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

Adapun SBY juga meminta agar kader dan mantan kader Demokrat itu segera berhenti merusak partai.

Kendati demikian, ia tetap mengingatkan agar para kader tidak melakukan tindakan dengan unsur kekerasan atau main hakim sendiri dalam menghadapi gerakan tersebut.

"Banyak cara untuk mempertahankan kedaulatan partai, tanpa melawan hukum yang berlaku. Dalam melawan kemungkaran, janganlah digunakan cara-cara yang sama mungkarnya," ucapnya.

Meskipun demikian, diakui SBY, sering kali tak mudah untuk mendapatkan keadilan.

Namun, ia mengingatkan agar Demokrat tetap menjadi pihak yang menghormati konstitusi.

Lebih lanjut, Presiden keenam RI itu bercerita pengalamannya pada 2017, saat putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengikuti kontestasi Pilkada DKI Jakarta.

Kala itu, ia merasa sebagai warga negara yang tidak mendapatkan keadilan dalam menyuarakan haknya.

"Sebagai warga negara, bukan sebagai mantan presiden, saya juga kerap menghadapi isu keadilan ini. Dulu, di tahun 2017, ketika tengah digelar Pilkada Jakarta, dan AHY menjadi salah satu calon gubernur, rumah saya di Kuningan digeruduk oleh ratusan massa," cerita dia.

"Sebenarnya banyak yang tahu, siapa penggerak dari aksi penggerudukan itu. Namun, hingga kini, keadilan tidak pernah datang," sambung SBY.

Tak berhenti sampai di situ, SBY mengungkapkan pernah mengalami fitnah kejam, satu hari menjelang pemungutan suara Pilkada Jakarta 2017.

Ia mengatakan, fitnah itu dilakukan oleh seseorang yang dekat dengan penguasa. Namun, ia tak menyebut fitnah seperti apa dan siapa orang yang dimaksud memfitnahnya.

Menurut SBY, ia sudah mengadukan hal tersebut kepada pihak kepolisian.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved