Banjir Merendam Ribuan Hektar Sawah, Petani di Indramayu Merugi, Mayoritas Tak Daftar Asuransi
Hal ini disebabkan oleh bencana banjir besar yang melanda 22 Kecamatan di Kabupaten Indramayu pada pekan kemarin.
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Para petani di Kabupaten Indramayu harus menanggung rugi yang tidak sedikit.
Hal ini disebabkan oleh bencana banjir besar yang melanda 22 Kecamatan di Kabupaten Indramayu pada pekan kemarin.
Akibatnya, tidak sedikit tanaman padi petani yang mati atau mengalami puso, seperti yang terjadi di Desa Pangauban, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu.
Salah seorang petani, Rasmin (60) mengatakan, tanaman padi di desanya itu padahal sudah dua kali dilakukan pemumukan.
Baca juga: Padi Rusak Akibat Banjir, Petani di Indramayu Hanya Bisa Pasrah, Padahal Sebentar Lagi Panen
Baca juga: Kompol Yuni Kapolsek Astana Anyar Ditangkap di Hotel Bersama Anak Buahnya, Kapolda: Bisa Dipecat
Pada pemupukan pertama, para petani bahkan harus mengeluarkan biaya lebih karena terpaksa membeli pupuk non subsidi dengan harga sekitar Rp 600 ribu per kuintal.
Baru pada pemupukan kedua, mereka bisa menggunakan pupuk subsidi dengan harga Rp 240 ribu per kuintal.
Hal ini, dikarenakan adanya keterlambatan distribusi pupuk subsidi saat itu.
"Biaya sekitar Rp 3 juta mah ada per hektarenya, itu baru pemupukan saja, kalau traktor, nanem mah lain lagi," ucap dia saat ditemui Tribuncirebon.com di pematang sawah desa setempat, Rabu (17/2/2021).
Derita yang dialami petani juga diperparah dengan tidak terdaftarnya lahan pesawahan mereka dalam program asuransi.