Mapag Tamba di Indramayu, Perangkat Desa Pakai Baju Serba Putih Bawa 9 Mata Air Suci Keliling Desa
Ritual Mapag Tamba menjadi tradisi rutin warisan leluhur yang masih dilestarikan oleh masyarakat petani di Kabupaten Indramayu.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Iswanto menyampaikan, ada sekitar 2.700 kepala keluarga di Desa Tugu, mayoritasnya adalah petani.
Masyarakat percaya, dengan digelarnya ritual ini dapat membawa berkah berupa panen melimpah dan terhindar dari hama yang dapat merusak tanaman.
Hal ini dibuktikan pula dengan hasil rata-rata panen para petani di desa setempat yang relatif lebih melimpah dibanding desa-desa lainnya.
Pada musim tanam kedua, petani yang memiliki lahan seluas 10 bata bahkan bisa memperoleh hasil panen sampai sekitar 1 kwintal.
"Kalau lagi ada hama yang menyerang atau ada bencana memang sama terdampak seperti desa lain, tapi hasil panen di sini kalau dibanding desa lain relatif lebih banyak," ujar dia.
Disampaikan Iswanto, pemerintah Desa Tugu, sudah sejak dahulu berkomitmen untuk tetap melestarikan tradisi warisan leluhur yang satu ini.
Tradisi Mapag Tamba pun sudah mendapat sertifikat warisan budaya tak benda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI).
"Di Indramayu (yang mendapat sertifikat) ada Tradisi Ngarot dan Tradisi Mapag Tamba. Kita juga ingin kedepannya, tradisi ini bisa diadakan seperti festival sama seperti Ngarot," ucapnya.