Alasan Abah Lurah Pilih Bertahan Hidup di Kampung Mati Cimeong, Kades: Ya Seperti Sosok Mbah Marijan
yang penting kami sudah usahakan dan merayu Bah Lurah untuk tidak tinggal di Kampung Mati. Namun, semuanya juga tahu dan itu keinginan pribadi
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Kepala Desa Cilayung, Danta Hidayat mengungkapkan alasan Abah Lurah pilih bertahan hidup di kampung mati, Dusun Cimeong yang berada di Desa Cilayung Kecamatan Ciwaru, Kuningan. Dusun itu ditinggalkan penghuninya karena bencana gerakan tanah.
"Sewaktu tahun 2018, Abah Lurah atau mantan Lurah itu pernah berjanji disertai pernyataan untuk tetap bertahan hidup di sana. Itu sebelumnya diberikan saran oleh pemerintah desa untuk ikut relokasi bareng warga lain," kata Danta mengawali perbincangan dengan Tribuncirebon.com, Jum'at (12/2/2021).
Abah Lurah, kata Danta, pernah berucap untuk komitmen bertahan hidup sekaligus penunggu wilayah peninggalan leluhur.
"Iya, diibaratkan Abah Lurah itu tidak jauh seperti Mbah Marijan. Kondisi hidupnya persis mencerminkan Mbah Marijan yang hidup hingga mati di Gunung Merapi di Sleman Yogyakarta," katanya.
Baca juga: Kumpulan Ucapan Hari Valentine Romantis, Kirim Buat Pasangan Anda, Bisa Dijadikan Status di Medsos
Baca juga: Segini Bayaran Raffi Ahmad untuk Nge-host Selama 2 Jam, Tarif Endorse & Youtube Tak Kalah Fantastis
Baca juga: Seorang Gadis Selamat dari Aksi Pemerkosaan, Tawari Pelaku Uang Rp 1 Juta, Ini Kronologinya
Kehidupan pria tua akrab disapa Bah Lurah, kata Danta, itu semua diketahui keluarga dan warga desa. Namun apalah daya, ketika keinginan pribadi Bah Lurah memilih hidup di kampung mati.
"Iya, yang penting kami sudah usahakan dan merayu Bah Lurah untuk tidak tinggal di Kampung Mati. Namun, semuanya juga tahu dan itu keinginan pribadi apa boleh buat," ujarnya.
Danta menyebut Dusun Cimeong hingga viral disebut kampung mati, ini akibat lokasi permukiman di sana terkena longsor. Sehingga warga terpaksa diungsikan secara permanen hingga sekarang di Kampung Mekarsari desa setempat.
"Iya, terjadinya kampung mati itu akibat kondisi alam di sana terus mengancam warga, seperti bencana longsor terjadi dengan beragam skala, hingga pada tahun 2017 terjadi longsor cukup hebat, membuat warga beralih domisili," ungkapnya.
Kampung Cimeong, kata Danta, merupakan lingkungan sekaligus cikal bakal terbentuknya Desa Cilayung. Hal itu berdasar orang tua dan cerita warga terdahulu sebelum masuk menjadi kampung mati saat ini.