Tantangan Dedi Mulyadi pada Buwas, Minta Disebutkan Nama-nama 'Setan' yang Bikin Harga Kedelai Mahal
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi menantang Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso. . .
"Imbas dari kenaikan kacang kedelai tersebut berdampak terhadap sejumlah harga serta jumlah produksi tahu tempe yang ada dibeberapa wilayah Kota Sukabumi," katanya.
Dirinya memastikan, meskipin harga kedelai mengalami kenaikan, namun untuk harga tahu dan tempe tidak terjani peningkatan harga. Karena sejumlah produsen tahun tempe mengurangi ukurannya.
"Untuk menyiasati kenaikan kacanga kedelai itu, para pengarajin tahun tempe mengurangi ukuran tahu dan tempe menjadi lebih kecil," ucapnya.
Pihaknya mengaku, hingga saat ini belum bisa memastikan jumlah ketersediaan jenis kacang kedelai impor untuk memenuhi kebutuhan di Kota Sukabumi.
• Kata Mantan Striker Juventus Ini, Hakan Calhanoglu Pemain Paling Penting di AC Milan
"Stoknya belum bisa dipastikan. Kita sedang konfirmasi ke pihak Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (KOPTI) Sukabumi," jelasnya.
Rifki menambahkan, sedangkan untuk bahan pokok penting dan barang strategis lainya cukup tersedia, serta fluktuasi harga masih dalam batas kewajaran. Begitu juga dengan penyaluran dan pendistribusian barang-barang tersebut dalam kondisi aman dan lancar.

• Imbas Pandemi Covid-19, Tingkat Kunjungan Wisata Kota Cirebon Selama 2020 Tidak Mencapai Target
Sentra Tahu Cibuntu, Bertahan Berkat Resep Leluhur, Pakai Kedelai Impor Berkualitas
Kota Bandung memiliki sentra tahu. Sentra ini sudah ada puluhan tahun lalu. Namanya sentra tahu Cibuntu.
Sentra Tahu Cibuntu berada di Kelurahan Warung Muncang, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung.
Para perajin di sentra tahu Cibuntu ini sudah menekuni usaha ini turun temurun.
Mereka mempertahankan resep leluhur dan bahan baku alami yang berkualitas sejak 1960-an.
Perajin tahu, Supardi (56), mengaku, menekuni usaha membuat tahu sudah 40 tahun.
Dia menyebut usahanya ini merupakan warisan turun temurun dari sesepuh dan orang tuanya.
Bersama sang istri, Lilis Sudiarti (47) dan lebih dari sepuluh orang pegawainya, dia mempertahankan rumah produksi tahu yang berdiri pada 1980-an.
Menurutnya, selama ini, dia menggunakan resep dan bahan, termasuk proses pengolahannya, warisan dari leluhurnya.