Gubuk Kumuh 2x3 Meter Berdiri Tepat di Sebelah Istana Bupati Bandung, Gubuk Dipenuhi Tumpukan Sampah
Di samping kompleks Pemda Kabupaten Bandung di Soreang yang menjadi kantor Bupati Bandung sehari-hari
"Kalau bantuan paling BLT yang Rp 600 ribu, sudah dapat Rp 1.8 juta, kalau bantuan rumah belum pernah. Saya ingin punya rumah dan tanah sendiri," katanya.
• Polisi Datang, Peserta Balap Liar di Indihiang Tasik Kocar-kacir, Ada Motor Sampai Nyungsep ke Sawah
Kepala Desa Pajagan, Rohaetin membenarkan bahwa keluarga ini merupakan warga Desa Pajagan yang kondisinya sangat memprihatinkan karena harus tinggal di dalam gubuk dan selalu berpindah-pindah tempat.
"Keadaan rumahnya (gubuk) tidak layak huni. Namun, dalam hal ini saya selaku kepala Desa Pajagaan sudah berencana untuk membangun rumah, walaupun sederhana dengan anggaran tahun 2021," ucapnya.
Sementara terkait anaknya yang mengidap penyakit TBC, selama ini sudah diperhatikan pihak desa dengan cara dibawa ke rumah sakit, sehingga kondisinya saat ini sudah mulai membaik.
"Kami juga rutin setiap satu bulan satu kali, mengontrol kesehatan anaknya ke rumahnya. Itu anaknya mengidap TBC, alhamdulillah sudah pulih," kata Rohaetin.
• Sempat Heboh Usai Vaksin Pertama, Kini Raffi Ahmad Vaksinasi Kedua, Minta Masyarakat Tak Perlu Takut

Kisah Pilu Duda 60 Tahun di Indramayu Tinggal di Gubuk Bertumpuk Karung Padi, Sampai Ditinggal Istri
Nasib pilu dialami Kadilah (60) yang hidup seorang diri di sebuah rumah gubuk di Desa Lemahayu, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu.
Di rumah gubuk tak layak huni itu lebih menyerupai sebuah gudang. Di sana ia tinggal bertumpuk dengan karung-karung padi yang merupakan harta satu-satunya yang digunakan untuk bertahan hidup.
Kadilah yang merupakan seorang duda mengaku tak memiliki tempat tinggal lain selain rumah tersebut, rumah itu adalah peninggalan orang tuanya dahulu.
• VIDEO 300 Personel Polresta Cirebon Siap Amankan Pendistribusian dan Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19
"Istri saya di Desa Wirangrong, sudah cerai di sini jadi tinggal sendiri," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Jumat (2/10/2020).
Pantauan Tribuncirebon.com, suasana pengap langsung terasa saat memasuki rumah berukuran kurang lebih 3x3 meter tersebut.
Tak ada lantai di dalamnya, apalagi jendela. Lantai rumah Kardilah hanya beralas tanah. Semua barang pun terlihat menumpuk di rumah kecil tersebut.
Untuk tidur pun Kardilah hanya menggunakan tikar. Tikar tersebut bahkan mampu menutupi seluruh alas tanah di ruang kamar karena saking sempitnya.
Baju-baju juga berserakan di dalam kamar. Kardilah tak mempunyai lemari, semua baju di tumpukan pada sebuah kardus di samping tempat biasa ia tidur.
Antara baju bersih yang sudah dilipat dan baju kotor juga bercampur menjadi satu.