Pergerakan Tanah di Tarikolot

Pergerakan Tanah di Tarikolot Majalengka Makin Parah, Ancam Permukiman Warga di Bawahnya

Bahkan, badan jalan ada yang bergeser sekitar 1-2 meter ke arah selatan hingga semakin dekat dengan permukiman warga.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Machmud Mubarok
TribunCirebon.com/Eki Yulianto
Pergerakan tanah di Blok Tarikolot, Desa Sidamukti, Kecamatan/Kabupaten Majalengka semakin parah, Senin (25/1/2021). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Pergerakan tanah di Blok Tarikolot, Desa Sidamukti, Kecamatan/Kabupaten Majalengka semakin parah.

Hal itu dikhawatirkan pemukiman warga di bawahnya terancam tertimbun.

Sudah sejak sebulan terakhir, ruas jalan antara Desa Sidamukti dengan Blok Tarikolot memang sudah mengalami pergerakan tanah.

Baca juga: Daftar Harga Mobil Toyota Avanza Bekas, Punya Duit Rp 50 Juta Sudah Dapat Unit, Buruan Sikat!

Baca juga: Agnez Mo dengan Ariel Noah Dijodoh-jodohkan Fans, Dibilang Cocok Juga, Inikah Kode Yes dari Agnez?

Baca juga: Gigi Berlubang Bikin Nyeri Tak Tertahankan, Coba Atasi Pakai Cara Alami Ini, Bisa Makan Enak Lagi

Namun hari demi hari, pergerakan tanah tersebut semakin parah.

Pantauan Tribun di lokasi, badan jalan sudah terlihat patah-patah di beberapa titik sepanjang 25 meter.

Bahkan, badan jalan ada yang bergeser sekitar 1-2 meter ke arah selatan hingga semakin dekat dengan permukiman warga.

Padahal, semula badan jalan menempel ke bibir tebing Cileuweung.

Namun kini, bergeser ke arah selatan hingga memperlebar badan jalan.

Wakapolsek Majalengka Kota, Iptu Agus Purwanto mengatakan pergerakan tanah tersebut sudah terjadi kurang lebih keempat kalinya.

Pertama, terjadi pada tahun 1982 yang mana terjadi longsor dari tebing menutup jalan dan sebagian pemukiman.

"Lalu, 10 tahun lalu, pergerakan tanah lebih parah merusak sekitar belasan rumah dan pergerakan tanah terjadi di perkebunan hingga cukup luas," ujar Agus saat ditemui di lokasi, Senin (25/1/2021).

Pergerakan tanah di Blok Tarikolot, Desa Sidamukti, Kecamatan/Kabupaten Majalengka semakin parah, Senin (25/1/2021).
Pergerakan tanah di Blok Tarikolot, Desa Sidamukti, Kecamatan/Kabupaten Majalengka semakin parah, Senin (25/1/2021). (TribunCirebon.com/Eki Yulianto)

Pada awal tahun juga, jelas dia, pergerakan tanah kembali mengancam permukiman warga.

Namun, warga berinisiatif membuang air yang berada di tebing agar tidak ada gerakan tanah yang semakin parah.

Menurutnya, peristiwa pergerakan tanah itu membuat Blok Cibadak yang berada di sisi barat lokasi bencana, kini hanya dihuni oleh 10 KK.

Sementara, di Blok Tarikolot sudah tidak ada yang menetap tinggal.

"Kalau ada juga yang aktivitas saja, karena mereka memiliki ladang pertanian. Sementara, kebanyakan sudah direlokasi ke Blok Buah Lega yang jaraknya sekitar beberapa kilometer dari Tarikolot," ucapnya.

Agus pun mengimbau, agar masyarakat yang masih beraktivitas di lokasi pergerakan tanah, agar senantiasa memperhatikan lingkungan sekitar.

Terutama saat hujan mengguyur di kawasan tersebut.

"Sebaiknya menjauh dulu dari sini (Blok Tarikolot) karena dikhawatirkan akan terjadi pergerakan tanah atau longsor," jelas Agus.

Potensi Bencana di Majalengka

Sedikitnya ada lima potensi bencana di Kabupaten Majalengka pada tahun 2021 ini.
Hal itu sesuai assesment yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka.
Kepala Pelaksana BPBD Majalengka, Agus Permana melalui Unit Informasi Geospasial Bidang Kedaruratan BPBD Majalengka, Fery mengatakan sejumlah bencana itu termasuk ekstrem yang diprediksi bakal terjadi di Majalengka.
Bencana itu, yakni Longsor, Gerakan Tanah, Banjir, Kebakaran hingga Cuaca Ekstrim.
"Kami telah berhasil melakukan assesmen peta rawan bencana dengan 5 potensi bencana alam mulai Longsor, Gerakan Tanah, Banjir hingga Cuaca Ekstrim tahun 2021 ini di Kabupaten Majalengka," ujar Fery, Kamis (21/1/2021).
Tak hanya itu, jelas dia, suatu saat ketika terjadi gerakan dari Gunung Ciremai yang mengakibatkan semburan abu vulkanik, menjadi bencana lainnya yang akan berdampak negatif kepada Majalengka.
"Tidak menutup kemungkinan kita juga akan dapat lontaran muntahan abu vulkanik gunung Ciremai dan itu di prediksi akan sampai Kecamatan Ligung," ucapnya.
Fery menjelaskan, potensi bencana alam di Majalengka dapat dilihat dari 3 Level warna berbeda yang menunjukkan potensi risiko akan terjadi.
"3 Warna, warna merah, kuning dan hijau , warna merah artinya risiko tinggi, kuning menengah dan hijau risiko rendah," jelas dia.
Berikut detail data peta potensi bencana dari banjir, longsor, gerakan tanah, dan cuaca ekstrim di Kabupaten Majalengka.
- Potensi banjir risiko tinggi, yakni sebanyak 76 desa.
- Potensi banjir menengah sebanyak 85 desa.
- Untuk potensi longsor risiko tinggi berdasarkan pemetaan BPBD sebanyak 14 Desa, yaitu terdiri dari Desa Cibunut, Tejamulya, Sukasari Kidul, Sadasari, Haurseah, Sukadana, Argalingga, Gunungwangi, Mekarwangi, Sangiang, Sedaraja, Cidadap, Wangkelang, Cimuncang.
- Sementara, potensi longsor menengah berada di 71 desa yang harus waspada.
- Terkait potensi gerakan tanah risiko tinggi diprediksi BPBD Majalengka berada di 17 desa dan potensi gerakan tanah risiko menengah berada di 61 desa.
- Adapun terkait potensi cuaca ekstrim risiko tinggi hampir terjadi di seluruh di Kabupaten Majalengka.
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved