Gempa Majene
TNI AU Terbangkan Alutsista untuk Membantu Korban Gempa Majene
TNI AU juga menyiagakan pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 33 Lanud HND dan Skadron Udara 31 Lanud Halim P
Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
TRIBUNCIREBON.COM, JAKARTA - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) memerintahkan untuk memberangkatkan pesawat Boeing 737 dari Skadron Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin untuk memastikan situasi dan kondisi daerah yang terdampak bencana alam dan mengalami kerusakan dari udara.
Perintah itu sesuai dengan instruksi Panglima TNI merespons peristiwa gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021) dini hari.
Dalam rilis Dinas Penerangan TNI AU (Dispenau), disebutkan, TNI AU juga menyiagakan pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 33 Lanud HND dan Skadron Udara 31 Lanud Halim P, dan pesawat CN 295 dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma.
Selain itu, satu pesawat Helikopter Super Puma NAS-332 dari Skadron Udara 6 Lanud Atang Sendjaja disiagakan standby SAR Lanud Sultan Hasanuddin, untuk dukungan Search dan Rescue (SAR), evakuasi, dan bantuan logistik kepada warga masyarakat yang terdampak bencana.
Hal ini merupakan wujud dari kehadiran Negara melalui TNI AU pada masyarakat yang tertimpa musibah bencana sekaligus merupakan pelaksanaan tugas TNI di Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang salah satunya penanggulangan bencana alam.
Diberitakan sebelumnya, gempa bumi yang terjadi di beberapa daerah di Sulawesi Barat dengan magnitudo 6,2, Jumat (15/1/2021) dini hari menyebabkan 3 warga meninggal dunia dan 24 warga mengalami luka.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan selain korban dari warga, gempa bumi yang mulai terjadi sejak Kamis kemarin membuat sejumlah bangunan mulai rusak.
Salah satunya ialah Kantor Gubernur Sulbar dan Hotel Maleo di Kota Mamuju. Hingga kini jaringan listrik di daerah Mamuju masih padam.
Baca juga: Cuaca Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon Hari Ini Diprediksi Bakal Hujan, Siapkan Payung & Jas Hujan
Baca juga: SIAP DAFTAR SNMPTN 2021? Ini 20 Perguruan Tinggi Negeri Paling Diminati Peserta SNMPTN 2020
Baca juga: Gunung Merapi Muntahkan Lava Pijar Jumat Pagi, Arah Luncur 400 Meter ke Hulu Kali Krasak.
"Sebanyak 2.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sedangkan kerugian material berupa kerusakan, antara lain Hotel Maleo dan Kantor Gubernur Sulbar mengalami rusak berat," ujar Raditya dalan rilis yang diterima Kompas.com, Jumat pagi.
Selain di Mamuju, kerusakan cukup parah juga terjadi di Kabupaten Majene. Akses jalan poros Majene-Mamuju, kata Raditya, saat ini terputus usai longsor akibat gempa, 62 unit rumah rusak, 1 puskesmas rusak berat, hingga kantor Danramil di Kecamatan Malunda juga rusak berat.
Di Kabupaten Majene, BPBD setempat, kata Raditya, juga telah membuatkan lokasi pengungsian ke tempat yang lebih aman untuk warga.
"BPBD setempat melakukan penanganan darurat, seperti penanganan korban luka, evakuasi, pendataan dan pendirian pos pengungsian. Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal," tambah Raditya.
Gempa bumi yang berkekuatan magnitudo 6.2, mengguncang Majene Jumat (15/1/2021) sekitar pukul 01.28 WIB, mengakibatkan banyak rumah dan gedung hancur.
Dilaporkan selain banyak rumah warga yang hancur, juga banyak gedung hancur termasuk kantor Gubernur runtuh dan rumah sakit hancur.
Seperti diberitakan Tribun-Timur.com, banyak bangunan dilaporkan ambruk, termasuk Kantor Gubernur Sulbar di Mamuju, Sulbar dan bangunan hotel.
Semua warga juga terpantau panik sehingga berlarian menyelamatkan diri ke dataran tinggi untuk menghindari terjadinya tsunami kendati ada penyampaikan dari BMKG jika guncangan gempa kali ini tak berpotensi tsunami.

Baca juga: BREAKING NEWS - Gempa Bumi Magnitudo 6.2 Guncang Majene, Kantor Gubernur Sulbar Hancur
Sementara itu gempa bumi di Majene juga dilaporkan oleh Jaringan Komunikasi Relawan. Disebutkan selain menghancurkan banyak rumah warga juga ada bangunan rumah sakit yang hancur.
Koordinator bidang Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan bahwa sesar naik Mamuju menjadi penyebab terjadinya gempa.
Namun, belum terdapat keterangan lanjutan mengenai gempa berkekuatan lebih besar yang kembali mengguncang Majene.
Saat ini belum terdapat data pasti mengenai dampak kerusakan di Majene, namun tim ACT di Sulawesi tengah bersiaga menuju lokasi bencana untuk memantau dampak kerusakan yang ada.
Informasi BMKG, Gempa berlokasi di koordinat 2.98 LS, 118.94 BT. Pusat gempa berada di darat 6 km TimurLaut Majene dengan kedalaman 10 km.
Guncangan gempa dirasakan dengan tingkat kerusakan (MMI) IV-V Majene, III Palu, II Makassar.
Hingga berita diturunkan belum ada laporan resmi terkait kerusakan akibat gempa.
Sebelumnya, pada Kamis (14/1/2021) sekitar 14.35 Wita, Majene juga diguncang gempa dengan kekuatan 5,9 magnitudo.
Guncangan terasa hingga ke sejumlah daerah di Sulawesi Selatan dan beberapa daerah di Pulau Kalimantan.
Gempa ini juga dilaporkan menyebabkan sejumlah gedung roboh dan longsor di kawasan perbukitan.
Tujuh tips selamatkan diri saat gempa bumi
Gempa bumi bisa terjadi di mana saja.
Oleh karena itu, kita perlu melakukan antisipasi saat gempa bumi terjadi.
Berikut tindakan yang perlu kamu lakukan saat gempa terjadi.
1. Tetap tenang
Saat gempa terjadi, berusahalah untuk tidak panik dan tetap tenang!
Tarik napas dalam-dalamnya, lalu lihatlah keadaan sekitar dan pilihlah spot yang aman untuk berlindung.
2. Di dalam rumah
Jika pada saat gempa sedang berada di dalam penginapan, berusahalah menyelamatkan diri dan orang yang ada di sekitarmu.
Meja adalah tempat terbaik untuk berlindung dari benda-benda yang berjatuhan akibat gempa.
Setelah itu, lindungi kepala dengan benda empuk.
Misalnya bantal, helm, papan, atau yang paling praktis kamu bisa menggunakan kedua tangan dengan posisi tertelungkup.
3. Di luar ruangan
Jika pada saat gempa terjadi kamu sedang berada di luar ruangan tindakan pertama yang harus dilakukan adalah bergerak menjauhi gedung dan tiang lantas menuju daerah terbuka.
Tetap tenang dengan menarik napas dalam-dalam dan jangan lakukan apapun.
Sebab, biasanya setelah gempa pertama akan terjadi gempa susulan.
4. Di kerumunan
Gempa bisa terjadi kapan saja.
JIka saat itu kamu sedang berada di kerumunan, biasanya akan terjadi kepanikan.
Untuk mengindari hal tersebut. kamu bisa perhatikan arahan petugas penyelamat dan usahakan langsung menuju ke tangga darurat untuk menuju ke daerah terbuka.
5. Di gunung atau dataran tinggi
Jika gempa terjadi saat kamu sendang berada di gunung, bergeraklah menuju daerah lapang untuk berlindung.
Hidari daerah dekat lereng karena dipastikan akan menimbulkan longsor dan mengancam keselamatan jiwa.
6. Di laut
Gempa di bawah laut bisa menimbulkan gelombang tsunami.
Jika gempa itu terjadi, bergeraklah ke dataran yang lebih tinggi.
7. Di dalam kendaraan
Bagi yang sedang melakukan perjalanan saat terjadi gempa, berpeganglah erat agar tak terjatuh.
Berhentilah di tempat yang lapang dan berhentilah di sana.(*)