Teknologi
Gara-gara Kebijakan Baru WhatsApp yang Dinilai Ribet Banyak yang Auto Uninstall, Pindah ke Telegram?
Semenjak muncul kebijakan privasi baru, aplikasi perpesanan instan milik Facebook Inc, WhatsApp disebut-sebut mulai ditinggalkan penggunanya.
TRIBUNCIREBON.COM - Semenjak muncul kebijakan privasi baru, aplikasi perpesanan instan milik Facebook Inc, WhatsApp disebut-sebut mulai ditinggalkan penggunanya.
//
Dikutip dari Kompas.com, berdasarkan laporan firma riset Sensor Tower, WhatsApp mengalami penurunan jumlah unduhan sebesar 11 persen dalam tujuh hari pertama tahun 2021 dibandingkan periode sebelumnya.
Tak hanya itu, firma riset aplikasi App Annie juga melaporkan mengenai penurunan pengguna WhatsApp.
Baca juga: Heboh Kebijakan Baru WhatsApp, Data Dibagi ke FB, Apa yang Harus Dilakukan Pengguna? Ini Saran Ahli
Baca juga: Pembaruan Privasi WhatsApp Paling Lambat 8 Februari 2021, Bila Tidak Setuju Akun akan Dihapus
Baca juga: WhatsApp Beri Syarat Memaksa Agar Tetap Bisa Dipakai, Berikan Tiga Opsi yang Bisa Dipilih
Di Amerika Serikat kini WhatsApp hanya menempati peringkat ke-38, dan di Inggris peringkat ke-10, dalam soal jumlah unduhan.
Lantas, bagaimana dengan Anda? Apakah berencana untuk uninstall WhatsApp dan pindah ke aplikasi lain?
Dihimpun TribunJabar.id dari techradar.com, berikut ini adalah beberapa aplikasi perpesanan instan atau aplikasi chat yang bisa dijadikan alternatif:
1. Telegram
Telegram diklaim memiliki fitur keamanan yang lebih baik.
Selain memiliki end-to-end encrypted, Telegram juga memiliki fitur untuk mengatur pesan agar terhapus otomatis sendiri setelah jangka waktu tertentu.
Jadi, pengguna tidak akan meninggalkan jejak apa pun yang penting dalam percakapan.
Telegram juga multi-platform. Aplikasi ini tersedia untuk desktop, seluler, dan di web.

2. Signal
Signal memang menawarkan rangkaian fitur yang mirip dengan pesaingnya, seperti misalnya adanya end-to-end encryption.
Kendati begitu, satu perbedaan besar Signal dibandingkan dengan aplikasi chat lainnya adalah, aplikasi ini bersifat open-source.
Ini berarti bahwa semua kode untuk aplikasi tersedia untuk umum dan bisa dilihat.
Alhasil, tidak mungkin bagi pembuatnya untuk menyelinap dan memberi pihak lain akses ke pesan Anda.
3. iMessage
Apple telah membuat aplikasi pesannya sendiri, yaitu iMessage.
Kini, aplikasi tersebut sudah memiliki fitur lebih lengkap.
Melalui iMessage, pengguna bisa mengirim pesan dari iPhone ke iPhone, tidak ada batasan karakter, dapat mengirim gambar, hingga video.
Namun yang patut disayangkan, iMessage hanya tersedia di perangkat Apple.
Baca juga: Cara Memakai 5 Fitur di WhatsApp yang Selama Ini Jarang Diketahui, Silakan Coba
4. Google Messages
Sebagai tanggapan atas Applikasi iMessage, Google meluncurkan layanan pesan khusus Android miliknya yang disebut Messages.
Tersedia di Play Store, aplikasi ini juga menggantikan aplikasi SMS standar Anda.
Keunggulannya, aplikasi ini terintegrasi secara mendalam dengan semua aplikasi dan layanan Google.
Artinya, Anda dapat dengan mudah membagikan gambar dari Google Foto, atau menggunakan Asisten Google untuk melakukan reservasi restoran dengan teman langsung dari dalam aplikasi.
Itulah dia beberapa aplikasi alternatif pengganti WhatsApp.
Jangan lupa, sebelum memasang atau meng-install-nya, cek dan teliti dulu kebijakan privasi penggunanya.
Heboh Soal Kebijakan Privasi WhatsApp
Aplikasi perpesanan instan milik Facebook Inc, WhatsApp atau aplikasi WA, tengah menjadi perbincangan.
Sebelumnya, di aplikasi itu muncul notifikasi yang ditujukan untuk pengguna.
Pengguna disodorkan pengumuman mengenai kebijakan privasi baru dari aplikasi tersebut.
Layanan WhatsApp dan caranya memproses data
Cara bisnis menggunakan layanan yang di-hosting oleh Facebook untuk menyimpan dan mengelola chat WhatsApp
Cara WhatsApp bermitra untuk menawarkan intergasi produk.
“Dengan mengetuk SETUJU, Anda menerima ketentuan dan kebijakan privasi baru yang akan berlaku pada tanggal 8 Februari 2021,” tulis WhatsApp dalam pengumuman tersebut.
Adapun pengguna diberi waktu sampai 8 Februari 2021 untuk setuju atau tidak dengan kebijakan privasi baru itu.
Jika tak setuju, pengguna bisa menghapus akunnya.
Baca juga: Pembaruan Privasi WhatsApp Paling Lambat 8 Februari 2021, Bila Tidak Setuju Akun akan Dihapus
Dilansir dari Kompas.com, ada beberapa hal penting yang harus diketahui pengguna dari kebijakan privasi baru itu.
Data pengguna kini juga akan dibagikan ke Facebook (FB), selaku perusahaan induk WhatsApp.
Selain itu, terdapat perubahan kebijakan privasi terkait pemrosesan data pengguna dan komunikasi dengan pemilik akun bisnis.
Data yang diteruskan ke Facebook mulai dari data identifier (nomor telepon, nama profil, foto profil, status, dll), usage data (berapa lama penggunaan WhatsApp), purchase (data pembelian di WhatsApp), location, user content, diagnostics, contact info, hingga financial info.
Klarifikasi dari Pihak WhatsApp
Setelah heboh soal kebijakan privasi baru itu, pihak WhatsApp pun akhirnya memberikan klarifikasinya.
Masih dilansir dari Kompas.com, sejak 2016, WhatsApp mengatakan, pihaknya telah membagikan data terbatas dengan Facebook di ranah backend.
Adapun hal itu dilakukan demi memenuhi kebutuhan infrastruktur perusahaan.
Mengenai kebijakan privasi terbaru yang diumumkan, pihak WhatsApp mengatakan, tak ada perubahan mengenai pembagian data terbatas tersebut.

Adapun untuk pembaruan di awal 2021 ini lebih menekankan pada perpesanan WhatsApp Business yang kini dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk percakapan WhatsAppnya.
Jadi, percakapan yang terjadi pada akun bisnis akan disimpan dalam server Facebook.
Kendati demikian, pengguna diberi pilihan, apakah mereka ingin berinteraksi dengan akun bisnis itu ataukah tidak.
Dalam klarifikasinya, WhatsApp juga menegaskan mengenai sistem enskripsi secara end-to-end yang masih digunakan.
Jadi, WhatsApp atau Facebook tidak dapat mengakses percakapan pribadi pengguna.
Apa yang Harus Dilakukan Pengguna?
Pemerhati Keamanan Siber sekaligus staf Engagement and Learning Specialist di Engage Media, Yerry Niko Borang mengatakan, pengguna harus waspada terhadap adanya perubahan kebijakan tersebut.
Ada kekhawatiran perubahan kebijakan itu akan mengarah pada pengambilan data warga negara oleh entitas negeri lain.
Jadi, kebijakan privasi baru di WhatsApp itu memiliki potensi ancaman luas.
Baca juga: Cara Memakai 5 Fitur di WhatsApp yang Selama Ini Jarang Diketahui, Silakan Coba
"Misalnya jika data-data ini dihubungan dengan data-data lain misalnya siapa yang suka produk spesifik. Siapa yang memiliki tendensi politik tertentu," kata Yerry, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/1/2021).
Data-data tersebut, lanjutnya, bisa saja digunakan untuk memprediksi siapa yang akan memilih kandidat atau partai mana di masa depan.
"Kasus Cambridge Analytica yang dengan bantuan Facebook berhasil memengaruhi pemilu Amerika khususnya dalam kenaikan Trump adalah contoh nyata bahaya ini," katanya.
Berkaca dari kasus itu, penting bagi pengguna untuk mempelajari dulu aplikasi chat yang akan digunakan.
Biasanya, di laman help atau website resmi mereka dicantumkan mengenai keterangan hak konsumen.
Ketika ditanya mengenai aplikasi lain, Yerry menjelaskan, ada beberapa aplikasi chat lain yang aman yang bisa dijadikan pilihan.
Aplikasi pertama adalah Signal.
Signal bersifat Open Source, jadi menurut Yerry, penyusunnya terbuka dan bisa diperiksa melakukan apa saja di dalam smartphone kita.
Selain itu, Signal juga telah memiliki jaminan dan audit keamanan oleh lembaga independen.
Kemudian, aplikasi lain yang bisa dicoba adalah Wire.