Kabar Duka, Superhero Citarum Kolonel Is Priyadi Meninggal Dunia, Letjen Doni Monardo Kenang Jasanya
Pahlawan Citarum Kolonel Ckm dr. Is Priyadi meninggal dunia, Kamis (3/12/2020). Letjen TNI Doni Monardo berduka.
Nah, untuk menggali lebih dalam sosok almarhum, Doni memberikan satu nama: Kolonel (Arh) Desi Ariyanto, mantan Kapendam Siliwangi, saat Doni menjabat panglima. Dengan suara parau menahan rasa haru, Desi mengaku sangat kaget atas wafatnya Is Priyadi.
Setelah tarik nafas panjang, mulailah Desi mengilas balik lorong waktu ke belakang, ke tahun 2017.
Sebagai Kapendam, ia harus memahami concern panglima.
“Secara garis besar bisa saya katakan, yang Pak Doni kerjakan adalah untuk masa depan kita sebagai bangsa, khususnya warga Jawa Barat,” ujar Desi membuka kisah.
Air. Itulah concern Pangdam Doni. Manusia tidak bisa hidup tanpa air. Air di Jawa Barat berasal dari Sungai Citarum. “Beliau menggagas Program Citarum Harum, dimulai dengan data. Dimulai dengan penelitian. Nah, almarhum Is Priyadi-lah yang mengumpulkan data, menguji kadar air ke laboratorium independen, dan melakukan penelitian terkait kandungan air Sungai Citarum,” ujarnya.
Baca juga: Febri Hariyadi Dibidik Klub Luar Negeri, Persib Bandung Kabarnya Siap Melepas
Jasa Is Priyadi
Jasa almarhum Is Priyadi tidak saja terhadap bangsa dan negara sebagai prajurit TNI, tetapi terhadap keberhasilan program Citarum Harum. Jika kemudian Citarum berangsur-angsur pulih, maka salah satu nama yang tidak boleh dilupakan adalah dokter Is.
“Saya menggulirkan Program Citarum Harum setelah almarhum berhasil mengumpulkan data-data akurat tentang kondisi air sungai yang ternyata sangat parah keadaannya,” ujar Doni Monardo, Pangdam III/Siliwangi, 2017 – 2018 itu.
Anda ingin tahu hasilnya lebih lengkap? Jangan tercengang.
Volume tinja manusia yang masuk ke Sungai Citarum adalah 35,5 ton per hari. Sementara, kotoran ternak yang masuk ke Citarum 56 ton per hari.

Bagaimana dengan sampah? Lebih dahsyat. Tak kurang dari 20,462 ton sampah per hari masuk ke sungai Citarum. Dari jumlah itu, sebanyak 71 persen tidak terangkut. Belum lagi limbah medis. Tim Survey Kodam Siliwangi menemukan kantong darah HIV/AIDS, potongan organ bagian dalam tubuh manusia, alat medis bekas pakai, dan lain-lain.
Kondisi itu diperparah dengan adanya 1.900 industri penghasil limbah dan membuangnya ke Citarum. Dari jumlah itu, 90 persen di antaranya belum memenuhi standar IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Data itu valid, karena bersumber dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat. Dokter Is pula yang mengulik data tadi.
Uji lab atas air yang ada di Citarum dan sungai anakannya, menemukan kandungan besi (fe), Mangan (Mn), Zat Organik, dan kekeruhan. Logam berat itu berdampak, antara lain pada gangguan otak dan syaraf, kanker jantung, kanker pembuluh darah, dan kecacatan reproduksi. Itu pula yang mengakibatkan banyak anak-anak autis serta bertambahnya penderita kanker.
Penelitian pun sampai kepada uji klinis pada ikan dan air yang ada di Citarum. Hasilnya, lagi-lagi sangat mencengangkan bagi awam, dan bikin geram Panglima Doni Monardo.
Kandungan merkuri ditemukan dari hasil uji terhadap ikan lele yang ada di Cilampeni dan Cimarangi. Merkuri juga ditemukan pada hasil uji ikan emas yang ada di Cisanti. Hasil penelusuran lebih jauh, ternyata di salah satu zona, terdapat penambangan emas liar yang menggunakan merkuri secara serampangan dan ilegal.