Kilas Balik Soeharto

Soeharto Menangis Lihat Tien, Istri Tercinta Terbaring Tak Bernyawa: Dokter, Kok Ora Iso Ditolong?

Setelah Tien meninggal, hari-hari menjadi kelabu bagi Soeharto meratapi kematian Tien hingga bertanya pilu kepada dokter

Editor: Fauzie Pradita Abbas
tututsoeharto.id
Soeharto dan Tien 

“Ibumu pagi itu, mengeluh”

“Bapak, aku kok susah nafas yo”

“Bapak tanya mana yang sakit bu”

Ibumu bilang “Ora ono sing loro (tidak ada yang sakit), mung susah nafas pak (hanya susah nafas pak)”

Bapak bertanya lagi, “Dadanya sakit nggak bu”

Ibumu berbisik “ Ora ono (tidak ada)”

Bapak rebahkan ibu dengan bantal yang agak tinggi, karena ibumu susah nafasnya.

Bapak panggil ajudan untuk segera menyiapkan ambulans. Ibu harus dibawa ke rumah sakit segera.

Tutut pun bertanya kepada Soeharto,

"Jadi ibu tidak mengeluh sakit sedikitpun pak?”

Soeharto menjawab dengan tegas, “Tidak, ibu hanya mengatakan susah nafas.”

“Jam berapa itu pak?” Tutut bertanya.

“Kurang lebih jam 3” kata bapak (Soeharto). Berarti setelah bapak sholat tahajut.

tembang yang dinyanyikan Tutut untuk Soeharto sebelum meninggal
tembang yang dinyanyikan Tutut untuk Soeharto sebelum meninggal (Kolase Tribun Jabar (Kompas.com/tututsoeharto.id))

 Sebulan Bekerja Via Vallen Bisa Dapat Rp 500 Juta di ATM, Langsung Berangkatkan Keluarga Naik Haji

Soeharto melanjutkan ceritanya bahwa di perjalanan Tien sudah tidak sadarkan diri.

Hingga sampai di rumah sakit, semua dokter sudah berusaha membantu Tien, tapi Allah berkehendak lain, ungkap Soeharto kepada Tutut.

Setelah itu, Soeharto tak berbicara lagi kepada Tutut.

Hanya Tutut merasa seperti seorang bapak, Soeharto mengungkapkan perasaan hati kehilangan sang istri tercinta dengan bercerita.

Kala itu Tutut tak dapat membendung air mata hingga menangis.

Lalu Tutut kembali menceritakan, selama masa hidup sang ibu dan bapaknya tak pernah saling berjauhan.

Tutut mengatakan kedua orangtuanya itu saling mencintai dan saling mendukung.

Begitu yang satu tidak ada lagi di kehidupan, maka akan terasa, ada sesuatu yang hilang dalam dirinya.

Kesedihan Tutut tak cukup sampai sana rupanya.

Tersiar kabar tak benar, bahwa Tutut meninggal karena ditembak.

Alangkah kagetnya Tutut mendengar kabar Tien wafat karena ditembak.

Tak hanya itu, kabar tersebut juga beredar Tien ditembak oleh adik-adiknya.

Mendengar kabar itu Tutut merasa heran dan tega menyebar kabar tak benar tersebut.

"Saya heran, siapa manusia yang tega menyebarkan berita keji tersebut.

Demi Allah, apa yang bapak ceritakan, itu yang terjadi," ujar Tutut.

 Soeharto Nyaris Menangis dan Menyesal saat Benny Moerdani Ucap Kata-kata Terakhir Sebelum Meninggal

Untuk menanggapi berita tak benar itu, tadinya diakui Tutut ia hanya akan diam saja.

Namun Tutut merasa berita tersebut terus diulang oleh orang yang tak bertanggung jawab.

Lanjut Tutut menjelaskan, sebelum ia dipanggil oleh sang Maha Kuasa, ia ingin masyarakat tahu kebenarannya.

Bahwa kematian sang ibu, Tien wafat karena murni takdir bukan karena ditembak.

Tutut pun mensyukuri lewat media sosial kini ia bisa menceritakan berita kebenarannya.

"Sebelum Allah memanggil saya, masyarakat harus tahu kebenarannya.

Dan alhamdulillah sekarang ada medsos, yang alhamdulillah, sayapun ikut aktif di sana.

Siapapun yang membuat cerita itu, dan siapapun yang ikut menyebarkan, kami serahkan pada Allah untuk menilainya. Karena kami meyakini, bahwa Allah adalah Hakim Yang Maha Adil," pungkasnya.

Terakhir Tutut berterimakasih kepada orang-orang yang senantiasa mendoakan keluarganya.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved