Edhy Prabowo Enggak Terima 8 Sepedanya Disita KPK, Sebut Tak Ada Kaitan Dengan Kasus Ekspor Benur

Edhy Prabowo mengklaim delapan sepeda Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak berkaitan dengan kasus suap izin ekspor benih lobster

Tribunnews/Irwan Rismawan
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo mengenakan rompi oranye usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu (25/11/2020). KPK resmi menahan Edhy Prabowo bersama enam orang lainnya terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) dalam kasus dugaan menerima hadiah atau janji terkait perizinan tambak usaha dan/atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya. 

Polisi juga menyita sepatu Louis Vuitton Abbesses Derby. Sepatu buatan Italia berbahan kulit sapi itu memiliki sol tebal dengan tiga monogram bunga keemasan.

Mengutip informasi dari situs Louis Vuitton Singapura, sepatu tersebut dibanderol dengan harga 1.590 dollar Singapura atau sekitar Rp 16,7 juta.

7 Orang Jadi Tersangka

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meminta maaf kepada masyarakat karena terjerat kasus dugaan korupsi terkait izin ekspor benih lobster.

Edhy menyebut kasus yang menjeratnya itu sebagai sebuah kecelakaan.

"Saya juga mohon maaf kepada seluruh masyarakat, seolah-olah saya pencitraan di depan umum, itu tidak, itu semangat. Ini adalah kecelakaan yang terjadi," kata Edhy di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (26/11/2020).

Baca juga: Harga HP Vivo Akhir November 2020: Ada Vivo Y19, X50, V9 Hingga Vivo V20, Mulai Rp 1,5 Jutaan

Baca juga: Ini Penyebab Kanker Paru-paru, Bukan Hanya Rokok Tapi Juga 4 Hal Ini, Cek Sebelum Membahayakan

Baca juga: KATALOG Promo Indomaret Super Hemat, Harga Heboh dan Promo Bulanan, Berlaku sampai 1 Desember 2020

Baca juga: Diego Maradona Pemain Legendaris Argentina Meninggal Dunia Kena Serangan Jantung

Edhy menyatakan akan bertanggung jawab atas kasus yang menjeratnya. "Saya bertanggung jawab terhadap ini semua, saya tidak lari dan saya akan beberkan apa yang saya lakukan," ujar Edhy.

Kontak saja pernyataan Edhy Prabowo soal kasus suap dan penangkapan dirinya sebagai kecelakaan itu disambar netizen di media sosial.

Bahkan di Twitter, diksi Kecelakaan jadi trending yang semuanya merujuk ke ucapan Edhy Prabowo.

Akun @Aliurridha milik Aliurridha Al-Habsyi mencuit. "Ya ampun ternyata semua itu hanyalah kecelakaan. Berarti semua politisi dan pejabat yang terciduk KPK itu karena kecelakaan. Hmmm betul juga sih. Kalau nggak kecelakaan mana mungkin tercyduk. Makanya hati-hati kalau korupsi, biar gak ketahuan, eh kecelakaan maksudnya".
Alvin Arfiyanto melalui akun @Al_Arfiyanto menyebutkan bahwa kata kalimat "ini adalah kecelakaan" merupakan penemuan pentin abad ini.
"Setelah sekian lama alibi koruptor hanya itu bukan saya dan itu fitnah sekarang ada yg baru "ini adalah kecelakaan" Penemuan penting abad ini".
Lalu akun@Ch_Chotlmah menulis," Edhy Prabowo resmi tersangka, dia minta maaf kepada byk pihak, katanya ini kecelakaan. Maaf aja pak, kalo kecelakaan itu biasanya ke rumah sakit bukan ke luar negeri borong barang2 mewah. Dasar waluh".

KPK telah menetapkan tujuh orang tersangka dalam kasus dugaan suap terkait izin ekspor benih lobster.

Ketujuh tersangka itu adalah Edhy, staf khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Safri dan Andreau Pribadi Misata, pengurus PT Aero Citra Kargo Siswadi, staf istri Menteri Kelautan dan Perikanan Ainul Faqih, Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito, serta seorang pihak swasta bernama Amiril Mukminin.

Edhy diduga menerima uang senilai Rp 3,4 miliar dan 100.000 dollar AS terkait izin ekspor lobster. Uang itu diperoleh Edhy dari pihak PT Aero Citra Kargo.

Perusahaan itu diduga menerima uang dari beberapa perusahaan eksportir benih lobster, karena ekspor hanya dapat dilakukan melalui PT Aero Citra Kargo.

Tidak ada nama Iis Rosita Dewi, istri Edhy Prabowo, dalam daftar tersangka. Iis turut diciduk KPK di Bandara Soekarno Hatta bersama dengan suaminya dan sejumlah pejabat KKP lainnya sepulang dari kunjungan kerja di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat. 

Selain di Bandara Soekarno-Hatta, KPK juga menangkap sejumlah pihak lain di Jakarta dan Depok.

"Jumlah yang diamankan petugas KPK seluruhnya saat ini 17 orang, di antaranya adalah Menteri Kelautan dan Perikanan beserta istri dan beberapa pejabat di KKP. Di samping itu juga beberapa orang pihak swasta," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri, Rabu siang.

Total 7 tersangka

Edhy tampak mengenakan jaket tahanan KPK berwarna orange bersama 4 tersangka lainnya.  Selain Edhy, enam tersangka lainnya yaitu, staf khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Safri, pengurus PT Aero Citra Kargo Siswadi, staf istri Menteri Kelautan dan Perikanan Ainul Faqih, staf khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Andreau Pribadi Misata, dan seorang bernama Amiril Mukminin. Mereka ditetapkan sebagai penerima suap.

Kemudian, seorang tersangka lagi bernama Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito disangkakan sebagai pemberi suap.

Nawawi menuturkan, Edhy, Safri, Siswadi, Ainul, Andreau, dan Amiril ditetapkan sebagai tersangka penerima suap sedangkan Suharjito ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap.

Edhy, Safri, Siswadi, Ainul, dan Suharjito telah ditangkap KPK dalam rangkaian operaasi tangkap tangan pada Rabu dini hari dan ditahan KPK.

Sedangkan, Amiril dan Andreau belum ditahan dan diminta untuk menyerahkan diri ke KPK.

Kronologi

KPK menetapkan tujuh tersangka itu setelah melakukan operasi tangkap di sejumlah titik yang berawal dari laporan masyarakat.

"Komisi Pemberantasan Korupsi menerima informasi adanya dugaan terjadinya penerimaan uang oleh penyelenggara negara," kata Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Rabu (25/11/2020).

Nawawi menuturkan, pada tanggal 21 November 2020 sampai 23 November 2020, KPK kembali menerima informasi adanya transaksi pada rekening bank.

Rekening bank itu diduga digunakan sebagai penampung dana dari beberapa pihak yang sedang dipergunakan untuk membeli sejumlah barang mewah di luar negeri.

"Antara lain dipergunakan untuk belanja barang mewah oleh EP (Edhy Prabowo) dan IRW (Iis Rosyati Dewi, istrinya) di Honolulu, AS, di tanggal 21 sampai dengan 23 November 2020, sejumlah sekitar Rp 750 juta di antaranya berupa jam tangan Rolex, tas Tumi dan LV, baju Old Navy," kata Nawawi.

Lalu, pada Selasa (24/11/2020), tim KPK bergerak dan membagi menjadi beberapa tim di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, Tangerang Selatan, Depok, dan Bekasi untuk menindaklanjuti adanya informasi tersebut.

"Pada sekitar pukul 00.30 WIB, tim langsung melakukan pengamanan di beberapa lokasi," ujar Nawawi.

Di Bandara Soekarno-Hatta, KPK menangkap delapan orang, yaitu Menteri KP Edhy Prabowo; istri Edhy, Iis Rosyati Dewi; staf khusus Menteri KP Safri; dan Direktur Jenderal Tangkap Ikan KKP Zaini.

Kemudian, ajudan Menteri KP Yudha; protokoler KKP Yeni; Humas KKP Desri; dan Direktur Jenderal Budi Daya KKP Selamet.

Mereka ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta karena baru saja mendarat setelah melakukan perjalanan dinas ke Honolulu, Hawaii, AS.

KPK kemudian mencokok sembilan orang lainnya di rumah mereka masing-masing, yaitu Direktur PT Dua Putra Perkasa Suharjito, pengurus PT Aero Citra Kargo (PT ACK) Siswadi, pengendali PT PLI Dipo, dan pengendali PT ACK Deden Deni.

Kemudian istri Siswadi, Nety; staf istri Menteri KP Ainul Faqih, staf Menteri KP Syaihul Anam, dan staf PT Gardatama Security Mulyanto.

Sebanyak 17 orang itu kemudian dibawa ke Gedung Merah Putih KPK untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Dari hasil tangkap tangan tersebut ditemukan ATM BNI atas nama Ainul Faqih, tas LV, tas Hermes, baju Old Navy, jam Rolex, jam Jacob n Co, tas koper Tumi, dan tas koper LV," kata Nawawi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Deretan Barang "Bermerek" yang Disita KPK dari Edhy Prabowo", Klik untuk baca: https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/26/112027920/ini-deretan-barang-bermerek-yang-disita-kpk-dari-edhy-prabowo?page=all#page2.
Penulis : Maria Adeline Tiara Putri
Editor : Glori K. Wadrianto

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Edhy Prabowo Protes 8 Sepedanya Disita KPK,'Tak Ada Kaitan Dengan Kasus Benih Lobster'n

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved