Kasus Suap Menteri KKP

Ngabalin Satu Rombongan dengan Edhy Prabowo, Tapi Tak Ditangkap KPK, Ini Penjelasan Novel Baswedan

alasan mengapa Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin tidak ikut ditangkap oleh KPK

Editor: Machmud Mubarok
kolase tribunnews (Tribunnews/Herudin/Gita Irawan)
Novel Baswedan (kiri) dan Ali Mochtar Ngabalin - Satu Rombongan, Kenapa Ngabalin Tidak Ikut Terjaring saat OTT Edhy Prabowo? Ini Kata Novel Baswedan 

TRIBUNCIREBON.COM -  Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan menjelaskan alasan mengapa Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin tidak ikut ditangkap oleh KPK saat dilakukan penangkapan terhadap Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo

Padahal saat itu, Ngabalin merupakan satu rombongan dengan Edhy Prabowo yang pulang dari kunjungan di Amerika Serikat. 

Penjelasan disampaikan Novel menjawab pertanyaan presenter senior, Karni Ilyas

Baca juga: Susi Pudjiastuti Curiga Sejak Awal Terkait Penerbitan Izin Ekspor Benih Lobster di Masa Edhy Prabowo

Menjawab hal itu, Novel mengatakan Ngabalin tidak ikut ditangkap karena dia bukan orang yang diduga sebagai pelaku.

Ngabalin, lanjut Novel, juga bukan orang yang perlu ditangkap untuk dimintai keterangan sebagai saksi. 

Novel memastikan tidak ditangkapkapnya Ngabalin bukan karena ia merupakan seorang pejabat. 

"Memang setiap proses upaya penangkapan atau tertangkap tangan, yang akan diamankan atau diperiksa, dilakukan penangkapan dalam hal OTT itu adalah orang yang diduga sebagai pelaku dengan syarat-syarat tertentu, orang yang diperlukan keterangannya sebagai saksi untuk menjelaskan peristiwa , hal hal itu pak Karni. Selain itu (terduga pelaku dan saksi,-Red) tentu tidak (ditangkap). Siapapun dia, bukan karena dia pejabat, bukan. Namun memang karena kepentingan diperlukan apa tidak," jelas Novel. 

Lebih jauh, Novel juga menjawab sejumlah pertanyaan dari Karni Ilyas terkait penangkapan KPK terhadap Edhy Prabowo

Di antaranya, Novel menjawab tentang keberhasilan OTT KPK setelah sekian lama tidak ada OTT pasca- KPK dengan undang-undang baru. 

Novel mengatakan, proses penangkapan Edhy Prabowo melalui proses panjang dan merupakan kerja tim, bukan dirinya semata. 

"Saya sebagai penyidik, saya tentunya bagian dari operasi itu. Tentunya itu tim yang bekerja. Proses tentunya panjang dan banyak ada keterlibatan masyakat yang memberikan bantuan," jelas Novel. 

Baca juga: BOCORAN Harga dan Tanggal Rilis iPhone 12, iPhone 12 Mini, iPhone 12 Pro, dan iPhone 12 Pro Max,

Novel mengakui, adanya UU baru KPK membuat upaya pengungkapan kasus lebih berat dan lebih sulit. 

"Tentunya dengan UU KPK yang baru, tugas untuk memberantas korupsi itu menjadi lebih sulit, lebih berat. Oleh karena itu kalau dilihat belakangan ini tidak terlalu banyak kegiatan pengungkapan kasus, itu kendalanya terkait itu. Kenapa kok belakangan ini ada (OTT)? Prosesnya panjang," beber dia. 

Novel menyatakan dirinya tidak bisa berbicara lebih jauh karena saat ini proses hukum terhadap Edhy Prabowo masih berjalan dan ia merupakan bagian dari proses yang berjalan tersebut. 

Karni Ilyas kemudian bertanya apakah pengungkapan kasus Edhy Prabowo terbilang mudah? Pasalnya modus yang dipakai seperti transfer rekening bisa dianggap ceroboh atau bodoh. 

Terkait hal ini, Novel pun enggan membeberkan lebih detail.

"Banyak faktor di sana. Tentnya ada suatu proses yang dilakukan berkelanjutan, dengan cermat, tekun dan yang terpenting adalah, keberhasilan di KPK yang saya tahu itu berhubungan dengan kecepatan dan kekedapan. Semakin cepat proses yang dilakukan, semakin kedap operasinya maka keberhasilannya akan semakin tinggi," ujar Novel. 

Lebih jauh, Karni Ilyas kemudian menyinggung soal bagaimana penyidik KPK bisa mengetahui uang yang diambil melalui ATM Staf Khusus Edhy Prabowo dipergunakan oleh Edhy Prabowo

Novel menyatakan ada banyak cara yang dilakukan. 

Baca juga: Jadwal Acara TV 2 Desember 2020: Saksikan Mata Najwa di Trans 7 dan Bioskop Trans TV Malam Ini

Namun demikian, ia enggan membeberkan karena hal itu bagian dari rahasia penyidikan.

"Banyak cara yang bisa dilakukan pak Karni. Cuman ini proses sedang berjalan dan saya tidak mewakili KPK untuk berbicara terkait hal ini. Dua hal itu tentunya membuat saya tidak berbicara tentang hal itu," kata Novel. 

Novel melanjutkan, dalam pengungkapan kasus, penyidik harus selalu kreatif.

"Tapi tentunya proses investigasi itu petugas-petugasnya harus kreatif dan itu membuat pola bisa dilakukan lebih cermat dan yang lebih penting lagi dalam setiap kejahatan selalu ada saja pihak-pihak yang bertolak belakang, sehingga pihak-pihak itu yang memberitahukan kepada kami," jelas dia. 

Kata maaf keluar dari mulut Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, seusai ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Edhy Prabowo ditetapkan menjadi tersangka bersama enam orang lainnya karena terjerat dugaan korupsi ekspor benur atau benih lobster. 

Menteri KKP itu mengucapkan permohonan lewat media.

Mengejutkannya, ucapan permohonan maaf Edhy Prabowo mendapat tanggapan positif dari warganet.  

Ini ucapan permintaan maaf Edhy Prabowo:  

Pertama saya minta maaf kepada bapak presiden, saya sudah mengkhianati kepercayaan beliau kepada saya, minta maaf kepada Pak Prabowo Subianto, guru saya, mentor, yang sudah mengajarkan banyak hal.

Saya mohon maaf kepada ibu saya yang saya yakin hari ini nonton tivi.

Saya mohon dalam usianya yang sudah sepuh ini beliau tetap kuat.

Saya masih kuat, dan saya akan bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi.

Saya juga mohon maaf terhadap seluruh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat kelautan dan perikanan yang mungkin banyak yang terkhianati.

Seolah-olah saya pencitraan di depan umum, itu tidak, itu semangat. Ini adalah kecelakaan yang terjadi dan saya bertanggung jawab terhadap ini semua.

Saya tidak lari, dan saya akan beberkan apa yang saya lakukan. Dan ini tanggung jawab penuh saya kepada dunia dan akhirat.

Dan terima kasih kepada temen-temen media yang sabar. Saya akan jalani pemeriksaan ini, insya Allah dengan tetap sehat.

Mohon doa dari temen-temen. Ini saja, saya juga mohon maaf terhadap seluruh keluarga besar partai saya.

Saya dengan ini akan mengundurkan diri sebagai wakil ketua umum. Juga nanti saya akan mohon diri untuk tidak lagi menjabat sebagai menteri, dan saya yakin prosesnya sudah berjalan.

Saya bertanggung jawab penuh dan saya akan hadapi dengan jiwa besar. 

tribunnews
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengenakan rompi oranye usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Rabu (25/11/2020). KPK menahan Edhy Prabowo bersama enam orang lainnya, dalam kasus dugaan menerima hadiah atau janji terkait perizinan tambak usaha dan/atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Ucapan permintaan maaf Edhy Prabowo tampaknya justru mengundang decak kagum dari netizen. 

Hal itu terlihar dari sejumlah komentar di akun YouTube beberapa media mainstream. 

Sejumlah akun berkomentar bahwa Edhy Prabowo bersifat gentle, dan tidak banyak basa-basi. 

Ada pula yang menyebut salut dengan keberaniannya meminta maaf di depan publik.

Ada juga netizen yang mengutarakan betapa salutnya dia melihat Edhy Prabowo yang berani mengakui semuanya. 

Ada juga yang mengaku senang melihat Edhy minta maaf tanpa senyum-senyum di depan kamera. 

Selain itu, ada juga netizen yang mengungkapkan bahwa baru kali ini melihat pejabat yang tertangkap OTT oleh KPK berani menyatakan seperti Edhy Prabowo

Baca juga: Dibantu Menlu Retno Marsudi, Timnas U-19 Kemungkinan Besar Gelar TC di Spanyol    

Bukan cuma itu, bahkan ada yang mengaku sampai merinding mendengar cara Edhy Prabowo mengutarakan maaf. 

Selain itu, ada pula yang salut lantaran tak semua orang bisa mengakui kesalahan seperti Edhy Prabowo di depan publik. 

Berikutnya bahkan ada netizen yang mengambil kesimpulan bahwa manusia tidak pernah luput dari kesalahan, sebab manusia tidak sempurna. (Tribunnews.com/Daryono/wartakotalive)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Satu Rombongan, Kenapa Ngabalin Tidak Ikut Terjaring saat OTT Edhy Prabowo? Ini Kata Novel Baswedan, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/12/01/satu-rombongan-kenapa-ngabalin-tidak-ikut-terjaring-saat-ott-edhy-prabowo-ini-kata-novel-baswedan?page=all.
Penulis: Daryono
Editor: Tiara Shelavie

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved