Waspada! Gelombang Kedua Covid-19 Bakal Masuk ke Indonesia, Terapkan Protokol Kesehatan Secara Ketat
Masyarakat Indonesia diingatkan untuk mewaspadai fenomena gelombang kedua pandemi Covid-19.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Masyarakat Indonesia diingatkan untuk mewaspadai fenomena gelombang kedua (second wave) pandemi Covid-19.
Second wave atau lonjakan kedua adalah tren kenaikan kasus yang kembali memuncak setelah mengalami kurva penambahan kasus yang melandai.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat Indonesia untuk waspada.
Baca juga: Rizieq Shihab Sebut Punya Dokumen Perjanjian dengan BIN hingga Bisa Pulang ke Indonesia: Resmi!
Baca juga: Ternyata Dokter AM Dua Kali Terlibat Skandal dengan Bidan hingga Video Syur Dirinya Viral
Baca juga: Alasan-alasan Wanita Memilih Berselingkuh dari Para Suami, Korban Kekerasan hingga Suami Lakukan Ini
"Bahwa lonjakan kasus, merefleksikan kenaikan kasus aktif atau orang yang sakit, baik yang tengah menjalani isolasi atau dirawat akibat Covid-19," jelasnya saat memberikan keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (12/11).
Wiku kembali mengingatkan, menurut World Health Organization (WHO), gejala Covid-19 akan muncul atau dapat dirasakan setelah 5 atau 6 hari dari terpapar virus Covid-19. Atau juga, paling lama dapat dirasakan setelah 14 hari, bahkan terkadang tidak tampak sakit.
Pada umumnya, ada dua istilah untuk membedakan pasien Covid-19. Ialah, asimtomatik yang berarti dapat menularkan tanpa menunjukkan gejala apapun dan presimptomatik yang berarti orang yang masih dalam tahap pengembangan gejala atau berada dalam masa inkubasi.
Wiku juga merujuk pada 3 penelitian yaitu dari Kronbichler et al pada 506 pasien dari 36 studi (2020), He et al pada 50 pasien dari 114 studi (2020), dan Yu et al pada 79 pasien dari 3 Rumah Sakit di Wuhan China tahun 2020.
Ketiga penelitian itu menyatakan bahwa, kebanyakan penderita Covid-19 yang tidak bergejala adalah populasi berusia muda dan berpotensi menularkan orang-orang sekitarnya.
"Hal ini fenomenanya juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil riset itu, apabila seseorang terlihat sehat, bukan berarti mereka terbebas atau tidak berada dalam kondisi sakit," tambah Wiku.
Karenanya ia meminta masyarakat untuk terus menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan.
Karena efektivitas penekanan risiko penularan akan lebih maksimal dengan menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
"Saya imbau masyarakat jangan lengah, karena pandemi masih berlangsung. Dan saya apresiasi seluruh elemen, baik tenaga kesehatan, komunitas, pemerintah dan masyarakat karena kerjasamanya bisa bertahan di mas pandemi Covid-19 sampai sekarang," Wiku menyampaikan.
Kasus Naik di Libur Akhir Pekan
Kasus positif COVID-19 di Jawa Barat dua minggu pascalibur panjang Maulid Nabi Saw 28 Oktober hingga 1 November 2020 mengalami kenaikan, tapi tidak setinggi liburan panjang Agustus 2020.