Tradisi Rebo Wekasan di Situs Makam Pangeran Pasarean Cirebon, Berebut Uang 'Tawurji' dan Makan Apem

Puluhan orang tampak memadati Situs Makam Pangeran Pasarean di Kelurahan Gegunung, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon

Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
Puluhan warga tampak antusias berebut uang koin tawurji dalam rangkaian tradisi rebo wekasan di Situs Makam Pangeran Pasarean di Kelurahan Gegunung, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Rabu (14/10/2020). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Puluhan orang tampak memadati Situs Makam Pangeran Pasarean di Kelurahan Gegunung, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Rabu (14/10/2020).

Mereka terlihat mulai memadati kompleks situs bersejarah itu kira-kira sejak pukul 08.00 WIB.

Beberapa orang berpakaian serba hitam dan membawa kendi terlihat melintasi warga yang memadati situs tersebut.

Baca juga: Hari Ini Arba Mustakmir, Ini Doa & Amalan Rebo Wekasan Untuk Tolak Bala di Rabu Terakhir Bulan Safar

Baca juga: Bolehkah Memperingati Rebo Wekasan yang Dipercaya Turun Bencana? Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad

Kuncen Situs Pangeran Pasarean, R Hasan Ashari, yang mengenakan baju putih tampak menyambut mereka di depan musala.

Ia pun terlihat menuangkan air dalam kendi ke dalam gentong berukuran cukup besar.

Air dari kendi yang dibawa orang-orang berpakaian serba hitam itu pun dituangkan seluruhnya ke dalam gentong.

Selanjutnya Hasan tampak mencelupkan janur yang disebut sebagai Isim Kala Caka.

Warga pun tampak berebut mengambil air yang telah dicelup Isim Kala Caka itu, karena dipercaya mengandung berkah.

"Satu-satu ya, jangan berebut, tenang, nanti semua kebagian," kata pria yang membagikan air dari gentong itu.

Sejumlah warga saat mengambil air dari gentong yang telah dicelup Isim Kala Caka saat rangkaian tradisi rebo wekasan di Situs Makam Pangeran Pasarean di Kelurahan Gegunung, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Rabu (14/10/2020
Sejumlah warga saat mengambil air dari gentong yang telah dicelup Isim Kala Caka saat rangkaian tradisi rebo wekasan di Situs Makam Pangeran Pasarean di Kelurahan Gegunung, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Rabu (14/10/2020 (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)

Selain itu, warga juga terlihat antusias memperebutkan uang koin yang dilempar oleh R Hasan Ashari.

Tradisi yang disebut tawurji itupun menyita perhatian hampir seluruh warga yang memadati kompleks Situs Makam Pangeran Pasarean.

Sejumlah orang yang berada di dalam musala juga tampak membaca doa saat Tawurji berlangsung.

Sebelumnya mereka juga menunaikan salat hajat dua rakaat untuk menolak bala.

"Saat tawurji juga dibacakan doa khusus untuk menolak bala," kata R Hasan Ashari saat ditemui usai kegiatan.

Usai Tawurji, Isim Kala Caka dibawa menggunakan kereta kencana ke Sungai Cipager yang berada persis di belakang situs tersebut.

Baca juga: Tata Cara Sholat Rebo Wekasan, Niat dan Doa Tolak Bala Lengkap dengan Waktu Pelaksanaannya

Isim Kala Caka itupun diletakkan di dasar aliran sungai, kemudian warga tampak mandi atau sekadar mencuci muka dan kedua tangannya di Sungai Cipager.

Setelah Isim Kala Caka disimpan di aliran sungai, warga percaya air sungai tersebut berkhasiat untuk mengusir jin dan menyembuhkan segala penyakit.

"Tradisi Rebo Wekasan biasa digelar di hari rabu terakhir bulan Safar," ujar R Hasan Ashari.

Ia mengatakan, di hari itu Allah SWT menurunkan 320 ribu malapetaka ke bumi.

Karenanya, pihaknya berdoa agar terhindar dari malapetaka tersebut dan rangkaian tradisi rebo wekasan juga bertujuan untuk menolak bala.

Dari mulai salat hajat berjemaah, doa bersama, sedekah yang dikemas dalam bentuk Tawurji dan santunan anak yatim, serta ngirab atau mandi bersama di sungai.

Setelah seluruh rangkaian tradisi Rebo Wekasan dilaksanakan, orang-orang tampak berkumpul di pendopo Situs Makam Pangeran Pasarean.

Baca juga: Daftar Harga HP iPhone Oktober 2020: Lengkap Ada iPhone 7 Plus, iPhone 11 Pro Max Hingga iPhone X

Mereka tampak duduk santai sambil menikmati kue apem yang biasa disajikan saat bulan Safar dalam kalender hijriyah.

Bahkan, pengurus situs juga terlihat membagikan apem kepada beberapa warga yang datang.

"Apemnya dibuat di sini, dan dibagikan ke masyarakat setelah tradisi rebo wekasan selesai," kata R Hasan Ashari.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved