Ayah Meli Jawara Lida 2020 Akui Tak Punya Sumur dan Bak Mandi, Tiap Hari Pergi ke Sungai Bawa Air
Ade sehari-hari hanya di rumah mengandalkan pekerjaan tidak tetap menjadi buruh tani jika ada yang menyuruh.
Hal itu dikatakan ayah Meli, Ade (55), yang masih mengingat permintaan anak bungsunya tersebut.
Ade mengatakan, ia sempat bekerja menjadi TKI di Malaysia, saat hendak pulang anak bungsunya minta dibelikan VCD dengan kaset berisikan lagu dangdut yang banyak.
"Saya mengingatnya, karena saya baru pulang dari Malaysia dan punya uang maka langsung saya belikan beserta kaset-kasetnya," kata Ade saat dihubungi, Rabu (30/9/2020).
Ade mengatakan, setiap hari Meli memutar lagu dan bernyanyi. Sebagai orangtua ia hanya menuruti keinginan anaknya tersebut.
• Sebelum Mati Ditembak DN Aidit Dalang G30S/PKI Berikan Pesan Terakhir, di Tepi Sumur Ia Dihabisi
• Jabar Tolak Napi dari Jakarta, Buntut 11 Narapidana Positif Covid-19 di Lapas Garut
Ade sempat kaget dengan bakat Meli, pasalnya sekali mendengarkan lagu anaknya tersebut langsungengingat liriknya.
"Mungkin kelebihannya itu, jika satu kali diputar maka Meli langsung mengingat liriknya," katanya.
Ade mengatakan, sejak saat itu tak hanya orangtuanya yang mengenal bakat Meli. Pihak sekolah pun setiap tahunnya selalu mengikutsertakan Meli dalam ajang pekan olahraga dan seni (Porseni).
"Alhamdulilah selalu menjadi juara dan pulang membawa piala," katanya.
Tak hanya tingkat desa, kata Ade, Meli masuk ke kompetisi kecamatan dan juga menjadi juara.
"Selepas itu sebelum mengikuti liga dangdut, Meli juga juara kabupaten," katanya.
Ade mengatakan, anaknya belajar sendiri dari lagu VCD dan tak ada campur tangan dari dirinya maupun istrinya, Wasidah (45).
"Boro-boro ngajarin pa, nyanyi aja kami ga bisa," ujar Ade.(*)