Ratusan Buruh Migas Demo Pertamina di Indramayu, Minta Perundingan Upah Dilakukan di Dalam Kota

Hadi Haris Kiyandi mengatakan, selama ini perundingan tersebut selalu dilakukan di luar kota, seperti Kuningan maupun Bandung.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Handhika Rahman/Tribuncirebon.com
Aksi unjuk rasa ratusan buruh migas di depan gerbang utama PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan, Senin (28/9/2020). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Ratusan buruh migas di Kabupaten Indramayu melakukan aksi unjuk rasa di gerbang utama PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan.

Ratusan massa yang mengatasnamakan GASBumi FSBmigas-KASBI itu mendesak Pertamina melakukan perundingan pengupahan para buruh agar dilakukan di dalam kota Indramayu.

"Hari ini kita turun ke jalan itu pertama kita mengawal perundingan terkait pengupahan tahun 2021 agar di laksanakan di Kabupaten Indramayu," ujar Ketua Umum GASBumi FSBmigas-KASBI, Hadi Haris Kiyandi kepada Tribuncirebon.com, Senin (28/9/2020).

Kericuhan antara para buruh migas dan polisi saat aksi unjuk rasa di Gerbang Utama PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan Indramayu, Senin (28/9/2020).
Kericuhan antara para buruh migas dan polisi saat aksi unjuk rasa di Gerbang Utama PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan Indramayu, Senin (28/9/2020). (Handhika Rahman/Tribuncirebon.com)

Hadi Haris Kiyandi mengatakan, selama ini perundingan tersebut selalu dilakukan di luar kota, seperti Kuningan maupun Bandung.

Hal tersebut, dinilai para buruh sangat tidak transparansi dalam menentukan besaran upah mereka.

Mereka juga keberatan apabila melakukan perundingan ke luar kota, dengan alasan penyebaran Covid-19.

"Makanya tahun ini, perundingan itu kita minta di Indramayu," ujarnya.

Selain itu, aksi unjuk rasa tersebut juga sebagai bentuk penolakan terhadap omnibuslaw RUU Cipta Kerja.

"Karena menurut kami (buruh) dan masyarakat se-Indonesia omnibuslaw ini tidak berdampak baik untuk kedepannya," ujarnya.

Sementara itu, Unit Manager Comrel and CSR PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan, Cecep Supriyatna mengatakan, aksi unjuk rasa tersebut memang sudah merupakan agenda tahunan yang dilakukan para buruh dalam mengawal pengupahan.

Ada 9 Kota/Kabupaten di Pantai Selatan Jawa Berpotensi Terdampak Apabila Tsunami Besar Menerjang

25 Ribu Jiwa Warga Garut Selatan Terancam Tsunami 20 Meter, Akan Sulit Dievakuasi

Dalam hal ini, PT Pertamina disebutkan Cecep Supriyatna sangat terbuka, apabila para buruh menginginkan perundingan dilakukan di dalam kota, tuntutan tersebut akan dipenuhi.

"Mereka menuntutnya di sini, kalau Petamina dimana saja, kami terbuka tidak ada masalah termasuk dengan para buruh. Malah di masa pandemi ini kita tidak ada pemevcatan pekerja satu pun," ujarnya.

Meski demikian aksi unjuk rasa tersebut diwarnai kericuhan antara masa pendemo dan aparat kepolisian.

Saat itu polisi menghalang-halangi aksi unjuk rasa sehingga membuat masa pendemo emosi, adu mulut dan dorong-dorongan pun tak terelakan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved