Human Interest Story
Kisah Anak Nelayan Putus Sekolah di Indramayu, Bukan Karena Faktor Biaya, Demi Bisa Melaut ke Papua
Usaha pembuatan miniatur perahunya mulai terasa hidup saat PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan merangkul usahanya sebagai CSR pada tahun 2017 lalu.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Sejak awal pucak pandemi pada Maret 2020 lalu ketika pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tak ada satu pun pesanan yang ia terima.
Ia juga terpaksa merumahkan karyawannya yang berjumlah 20 orang, kini yang tersisa hanya sebanyak 2 anak itu saja.
Mereka pun tidak setiap hari bekerja, hanya kalau Darmin membutuhkan tenaga tambahan saja, demi memangkas biaya operasional agar tidak membengkak.
Kerajinan andalan Darmin berupa miniatur perahu tradisional atau miniatur perahu kuno khas Indramayu seperti perahu konthing, kolek, soto, dorit, jegong, tembon, hingga perahu sope juga sudah lama tak dibuat.
Padahal perahu-perahu itu sudah menembus pasar Internasional seperti Brazil dan Australia.
Perahu tradisional khas Indramayu itu diborong para bule atau turis setiap kali berkunjung ke Kabupaten Indramayu dan mampir ke rumah produksinya.
Awal mula menggeluti usaha pada tahun 2014, diakui Darmin memang tidak berjalan lancar.
Seretnya pemasaran menjadi kendala utama dalam mengembangkan usahanya, belum lagi dari sisi peralatan yang belum memadai saat itu.
Usaha pembuatan miniatur perahunya mulai terasa hidup saat PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan merangkul usahanya sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) pada tahun 2017 lalu.
Darmin saat itu dibantu permodalan, hingga peralatan pembuatan kerajinan perahu, dan dibantu juga dari sisi pemasaran.
"Untuk Pak Darmin ini sebenarnya dia masuk program kelompok binaan kita yang Rumah Berdikari pada tahun 2017, yang bergerak di bidang industri kreatif," ujar Junior Officer CSR and SMEPP PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan, Sri Sulastriyana.
Di masa pandemi ini, PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan juga turut membantu Darmin dengan pesanan pengadaan stater pack new normal berupa sendok, garpuh, dan sumpit dari kayu, masing-masing berjumlah 160 pcs.
"Pengadaan stater pack new normal ini diintegrasikan dengan program lain yaitu pemuda masif. Jadi peran Pak Darmin di sini menyediakan alat makan dari kayu, ada bagi hasil keuntungan dari pemuda masif nanti dari penjualan staterpack new normal," ujarnya.
Dalam hal ini, PT Pertamina (Persero) RU-VI Balongan sangat mengapresiasi usaha Darmin yang turut memberdayakan anak-anak putus sekolah.
Hal tersebut sebagai wujud CSR Pertamina turut bersinergi dalam membangun negeri dan ketulusan dalam melayani.
"Sebenarnya untuk pengembangan ke depannya itu kita membebaskan pembinaan dan alhamdulillah sekali kalau Pak Darmin bisa memberdayakan anak-anak putus sekolah di sekitar sini, tentu kami sangat mendukung," ujar Sri Sulastriyana.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/cirebon/foto/bank/originals/irsan-dan-fahmi.jpg)