Banjir Bandang di Sukabumi
Aliran Sungai Terbendung Jadi Danau Lumpur, Warga Kampung Cibuntu Khawatir Banjir Bandang Susulan
Kedua warga ini mengharapkan adanya tindakan pencegahan agar banjir bandang tidak kembali terjadi menerjang kampung halamannya.
TRIBUNCIREBON.COM - Sejumlah warga Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat mengaku khawatir terjadi banjir bandang susulan.
Rasa khawatir ini menyusul adanya aliran sungai yang terbendung hingga menjadi danau berlumpur. Jarak danau ini hingga ke permukiman sekitar 1 kilometer.
Lebih parahnya danau dengan luas sekitar 5.000 meter persegi terbentuk di bekas galian tambang. Juga saat ini dipenuhi material banjir bandang seperti gelondongan kayu.
"Khawatir, takut terjadi banjir susulan. Takutnya ada hujan deras lagi di Gunung Salak. Soalnya kayu-kayunya (gelondongan) besar-besar," ungkap Dede (34) saat berbincang dengan Kompas.com saat meninjau lokasi, Rabu (23/9/2020).
Banjir susulan
Warga lainnya, Darman (36) mengakui sangat mengkhawatirkan bila kembali terjadi hujan deras di daerah hulu (Gunung Salak).
Apalagi saat ini di atas permukiman masih ada aliran sungai yang terbendung dan menjadi danau.
"Ngeri, kalau lihat ada sungai terbendung seperti ini. Takut kejadian yang kemarin terjadi lagi," aku dia yang juga ikut melihat aliran sungai terbendung.
Kedua warga ini mengharapkan adanya tindakan pencegahan agar banjir bandang tidak kembali terjadi menerjang kampung halamannya.
Meski rumah keduanya selamat karena posisinya berada lebih atas dari bantaran sungai.
"Harapan kami bencana kemarin jangan terulang kembali," harap Darman.
Bencana longsor
Menurut Dede, lokasi danau ini awalnya juga pernah terjadi bencana longsor dan galian pasir beberapa tahun lalu. Di danau ini sebenarnya di bawahnya terdapat aliran sungai.
"Aliran sungai awalnya lewat danau ini. karena longsor alirannya bergeser," ujar dia.
Mengenai adanya informasi aliran sungai terbendung menjadi danau sudah dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi.
"Ia betul ada laporan masyarakat, sudah kami lihat dan gak akan bahaya karena bukan bendungan dan bukan seperti mangkok," kata Sekretaris BPBD Kabupaten Sukabumi Anita Mulyani.
"Tapi besok kami yakinkan lagi kedalamannya," sambung dia.
Diberitakan sebelumnya banjir bandang dikabarkan menerjang wilayah Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (21/9/2020) sekitar pukul 17:00 Wib
Peristiwa tersebut terjadi saat sejumlah daerah di Sukabumi diguyur hujan dengan intensitas tinggi beberapa jam. Bahkan hingga petang ini, hujan masih mengguyur sejumlah daerah.
Status Tanggap Darurat
Bupati Sukabumi Marwan Hamami menetapkan status tanggap darurat selama tujuh hari di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terhitung mulai Senin (21/9/2020).
Langkah ini dilakukan untuk penanganan darurat pasca banjir bandang dari anak Sungai Cicatih yang melanda tiga kecamatan, yakni Cicurug, Cidahu dan Parungkuda. "Bupati Sukabumi sudah menetapkan status tanggap darurat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (23/9/2020).
Dia menjelaskan, banjir bandang menyebabkan tiga orang warga terseret arus banjir. Dua warga telah ditemukan tim gabungan dalam kondisi meninggal dunia.
Sedangkan satu lainnya masih dalam pencarian. Pada Selasa pagi, tim gabungan melakukan penyusuran wilayah di enam titik yang diperkirakan menjadi lokasi keberadaan korban.
Tim gabungan telah menyusun rencana lanjutan untuk mencari korban hilang dengan membentuk 12 tim dan perluasan titik pencarian.
"Selain 3 hanyut, ada 10 korban luka dan telah dirujuk di rumah sakit setempat," kata Raditya.
Data sementara dari BPBD Kabupaten Sukabumi, pada Selasa, pukul 23.00 WIB, ada 11 desa dan 11 kampung yang terdampak. Masing-masing yakni, Kecamatan Cicurug meliputi Desa Cisaat (Kampung Cipari), Pasawahan (Cibuntu), Cicurug (Aspol), Mekarsari (Kampung Nyangkowek dan Kampung Lio) dan Bangbayang (Perum Setia Budi). Kecamatan Parungkuda meliputi Desa Langensari (Kampung Bojong Astana) dan Kompa (Bantar).
Kecamatan Cidahu yakni Desa Babakanpari (Kamping Bojong Astana), Podokkaso Tengah (Bantar), Jayabakti (Cibojong) dan Cidahu.
Selain itu, 133 kepala keluarga (KK) atau 431 jiwa terdampak banjir bandang. Sejumlah warga mengungsi ke tempat saudara dan tetangga terdekat.
Sementara itu, kerusakan akibat banjir bandang mencakup rumah rusak berat 47 unit, rusak sedang 41 dan rusak ringan 45.
Rumah rusak berat di Kecamatan Cicurug sebanyak 36 unit; Cidahu 10 unit; dan Parungkuda 1 unit. Sedangkan rumah rusak ringan di Kecamatan Cicurug 34 unit; dan Cidahu 7 unit. Kemudian, 5 jembatan rusak berat dan 1 tembok penahan tanah rusak berat.
Bantuan dari Pemprov
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menginstruksikan kepala daerah di 27 kabupaten/kota se-Jabar untuk waspada dan mengantisipasi bencana banjir atau longsor. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Rabu (23/9/2020).
"Masyarakat juga agar selalu waspada terhadap potensi bencana alam seperti angin kencang atau angin puting beliung, banjir, banjir bandang dan tanah longsor," kata Uu.
Terkait bencana banjir bandang di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Uu juga sudah meninjau ke lokasi di Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, pada Selasa kemarin.
Saat ke lokasi, selain meninjau rumah yang terdampak banjir bandang, dia juga memastikan bahwa kondisi pengungsian layak, serta kebutuhan logistik para warga terdampak terpenuhi dengan baik.
"Kami turut prihatin. Saya hadir di sini sebagai bentuk perhatian dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, dengan harapan mudah-mudahan banjir atau bencana tidak terulang di wilayah sini," kata dia.
"Kami juga ucapkan belasungkawa atas mereka yang terkena dampak, khususnya meninggal dunia, kita kirim doa," ucap Uu.
Uu mengaku ditugaskan oleh Gubernur Jabar untuk meninjau langsung proses evakuasi dan menyiapkan kebutuhan warga yang terdampak banjir bandang.
Saat ini, Pemprov Jabar memberikan bantuan berupa sembako. Rencananya, akan disediakan bantuan rumah bagi para penyintas korban banjir. Namun tidak semua rumah dibangun, karena hanya akan disesuaikan dengan kebutuhan yang paling mendesak.
“Pulang dari sini saya akan laporan ke Pak Gubernur Ridwan Kamil seperti apa sikap dari Pemprov dan bantuan apa yang akan diberikan tergantung Pak Ridwan Kamil nanti," kata dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banjir Bandang Sebabkan Sungai Terbendung Jadi Danau Lumpur, Warga Sukabumi Khawatir", Klik untuk baca: https://regional.kompas.com/read/2020/09/23/20550991/banjir-bandang-sebabkan-sungai-terbendung-jadi-danau-lumpur-warga-sukabumi.
Penulis : Kontributor Sukabumi, Budiyanto
Editor : Aprillia Ika
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L