Heboh Paguyuban Tunggal Rahayu
Gara-gara Pakai Gelar Profesor Bodong, Pimpinan Paguyuban Tunggal Rahayu Jadi Tersangka dan Ditahan
Erdi mengungkapkan, tak menutup kemungkinan bakal ada pasal lain yang dikenakan pada Sutarman, salah satunya yakni mengenai pengubahan pada lambang ne
Sutarman disebut menipu anggotanya dengan menjanjikan uang dari Bank Swiss.

Bikin Heboh
Sebelumnya diberitakan, Paguyuban Tunggal Rahayu di Garut selatan membuat heboh.
Mereka membuat logo mirip lambang negara Indonesia, Burung Garuda.
Tak hanya itu, mereka juga mencetak uang sendiri.
Ini pengakuan beberapa mantan pengikut Paguyuban Tunggal Rahayu.
Hari Rabu (9/9/2020) kemarin, para pengikut paguyuban membuat surat pengunduran diri.
Surat itu akan diserahkan kepada ketua Paguyuban Tunggal Rahayu Kecamatan Cisewu.
Mereka beralasan, misi organisasi tidak sejalan dengan pemahaman warga yang jadi pengikut.
"Saya dan anggota yang lain hari ini membuat surat pengunduran diri. Sudah banyak hal yang menyimpang dari paguyuban ini," kata Ai Laela.
Salah satu yang dinilai menyimpang oleh Ai adalah perubahan ayat Alquran.
Kalimat Bismillah diganti menjadi Al-Bismillah oleh pimpinan paguyuban.
Ai yang masuk jadi anggota sejak bulan Agustus 2020 menilai ada kejanggalan dari paguyuban itu. Selama menjadi anggota, Ai belum dipungut bayaran.
Namun dari informasi anggota lain, ada biaya pendaftaran sebesar Rp 100 ribu untuk membuat kartu anggota. Selain itu, ada juga biaya pembuatan sertifikat pendanaan sebesar Rp 600 ribu.
Ai sempat tertarik karena dijanjikan mendapat sejumlah keuntungan berupa uang. Namun janji itu tidak terbukti hingga kini.