Anak di Kuningan Bunuh Ibu Kandung

Sebelum Tewas Dibunuh Anak Kandungnya, Jumirah Sempat Minta Air ke Tetangga untuk Wudhu

Hal itu menyusul dengan kematian Jumirah (76) yang meninggal dunia di tangan OS (45), yang diketahui merupakan anak korban.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Ahmad Ripai/Tribuncirebon.com
Warga Dusun Bojong RT 01/02 Desa Kadatuan, Kecamatan Garawangi, nekat mengahabisi nyawa ibu kandungnya, Jumat (21/8/2020). 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Suasana duka menyelimuti Desa Kadatuan, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan, Sabtu (22/8/2020).

Hal itu menyusul dengan kematian Jumirah (76) yang meninggal dunia di tangan OS (45), yang diketahui merupakan anak korban.

Beberapa jam sebelum kematian menjemput Jumirah (76), Sukriah, yang merupakan kerabat korban dan tinggal bertetangga ini mengatakan, Jumirah pada waktu siang sempat mampir dan mengambil air wudhu, untuk menjalani ibadah salat seperti biasa.

Daftar Harga Sepeda Lipat Bulan Agustus 2020: Element, Pacific, Polygon, Paling Murah Rp 1 Jutaan

"Iya Jumirah kemarin ke kobong dan minta air untuk berwudhu, karena air di rumahnya tidak ada," kata Sukriah saat ditemui di dapur rumahnya.

Sukriah menjelaskan, Jumirah meninggal terhantam batu ulekan yang digunakan anakannya. "Saya tidak tahu, awalnya dan pemicu bagaimana, namun pada sore kemarin itu rumah Jumirah ramai banyak orang," katanya.

Sukriah menceritakan, sikap penurunan mental yang dialami OS (45). "Kemungkinan besar akibat rumah tangga, karena sudah dua kali, istrinya meninggalkan terus," katanya.

Pantauan di lingkungan rumah, almarhumah dikenal merupakan sosok orang tua baik. Hal itu diketahui dengan banyak warga dan kerabat yang datang melakukan takziah.

"Kalau yang datang mah, dari mana-mana. Anak - anaknya yang berada di luar kota pun datang semua," ujarnya.

 Gerombolan Wisatawan Asal Jakarta Bersikap Arogan, Bikin Onar di Vila Sukabumi, Hajar Bule Spanyol

 INI Daftar Harga HP Oppo Terlengkap Agustus 2020 Mulai Oppo A5, A92, F11, F15, Reno3 hingga Reno4

 Jadwal Acara TV Hari Ini Sabtu 22 Agustus 2020, Ada Film Pompeii di Trans TV dan Miami Vice di GTV

Di tempat yang sama Yuli (52), salah seorang menantu korban, ditemui mengatakan, dirinya terkejut dengar informasi bahwa ibu mertua meninggal terhantam ulekan yang dilakukan OS.

"Informasi saya terima jam delapan malam dan jam sebelas malam, kami langsung pulang dari Jakarta," kata Yuli yang menikah dengan Satum Sahara (55), yang juga anak ketiga Jumirah (76).

Dalam kesempatan itu, Yuli pun memperlihatkan titik tempat kejadian saat mertua mengembuskan nyawa.

"Iya nih di sini lokasi saat ibu mertua terkapar," kata Yuli seraya menambahkan bahwa proses pemakaman tadi biasa tanpa standar kesehatan Covid19. 

Tukang Jahit dan Ketua RW Bakal Lawan Gibran Rakabuming - Teguh dalam Pilwalkot Solo Nanti

Sosok OS di Mata Warga

Sosok OS (45), penganiaya ibu kandung hingga tewas, sudah cukup lama dikenal mengalami gangguan kejiwaan dan masuk kategori orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

"Sudah bertahun-tahun, OS mengalami begitu dan OS sendiri pun sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Plumbon tahun lalu," kata Ketua Karang Taruna Desa Kadatuan, Kecamatan Garawangi, Kuningan, Edo Darba, saat ditemui di Kadatuan, Sabtu (22/8/2020).

Edo mengatakan, sikap mental begitu, terjadinya memang mengalami pasang surut.

"Ya terkadang nyambung kalau ngobrol atau sebaliknya dan bisa dikatakan galak, jika ada yang dia rasa, sehingga warga pun tak berani mendekatinya," katanya.

Diketahui, kata Edo, OS memiliki sebanyak lima anak dan belum lama telah melangsungkan pernikahan untuk anaknya. 

"Saat akad nikah, OS sempat jadi wali nikah anaknya dan kelima anak yang ia miliki itu dari istri pertama sebanyak tiga orang dan istri kedua dikaruniai dua anak," katanya.

OS mengalami dugaan turun mental akibat rumah tangga yang dilakoni beberapa tahun terakhir. Pasalnya, OS pernah menjalani kehidupan normal pada umumnya.

"Tidak hanya itu, soal baca hafal Quran juga dikatakan jago," katanya.

Sementara itu, Didi warga setempat menambahkan, siang sebelum melakukan penganiayaan terhadap Ibu kandungnya, OS sempat keliling kampung.

"Kemarin waktu siang,  rumah bibi saya juga dia datangi dan minta kopi. Itu memang sering ia lakukan dan setiap melihat pintu rumah terbuka, pasti dia masuk dan minta kopi," katanya.

Di tempat terpisah, Kasat Reserse Kriminal Polres Kuningan, AKP Danu Raditya Atmaja mewakili Kapolres AKBP Lukman Syafri Dandel Malik gerak cepat lakukan pendalaman kasus penganiaya dilakukan OS (45) terhadap Ibu Kandung yakni Jumirah (76), hingga tewas di di Desa Kadatuan, Kecamatan Garawangi, Sabtu (22/8/2020).

Danu mengatakan, mengenai penangan pelaku itu sudah dilakukan penangkapan. "Pelaku kami tangkap dan sekarang sudah di Rumah Sakit Plumbon, karena pelaku diketahui memiliki latar belakang ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa, red)," katanya.

Meski demikian, masih kata Danu, pihaknya tetap melakukan penangan kasusnya.
"Kasus tetap kami tangani, kedepan jika pelaku dikatakan sehat, kami mintai keterangan," katanya. 

Peristiwa menghebohkan di Desa Kadatauan, Kecamatan Garawangi pecah jelang waktu solat magrib, Jum’at (21/8/2020).
OS (45) warga Dusun Bojong RT 01/02 Desa Kadatuan, Kecamatan Garawangi, tega menghabisi nyawa ibu kandungnya yakni Jumirah (76).
Didi, salah seorang warga setempat, mengatakan, bahwa kejadian pembunuhan itu benar terjadi.
“Tadi ribut-ribut ada pembunuhan kira-kira jam lima sore,” kata dia.
Didi mengatakan, awal kejadian yang menggemparkan warga sekitar.
“Tadi diketahui awal itu oleh kakak OS (pelaku pembunuh), Mang Sakri (50) juga sempat kena amukan pelaku,” ungkap Didi lagi.
Didi menerangkan, pelaku pembunuhan terhadap ibu kandung, diduga mengalami gangguan jiwa. 
“Kalau diketahui dalam keseharian pelaku memang rada begitu (stres),” ungkap Didi lagi.
Didi saat dihubungi via ponsel tadi menyebutkan, kondisi rumah korban di desanya.
”Iya kang, sekarang masih ramai banyak orang datang,” katanya. 
Menurutnya korban bermata pencaharian sebagai pedagang sayur keliling.
“Namun di usia yang sudah tua, almarhumah Ibu Jumirah memang hidup berdua dengan OS,” kata Didi seraya menambahkan, bahwa
Sementara suami korban yakni Rohadi telah lama meninggal sejak lima tahun lalu. 
Menyinggung soal pelaku, kata Didi, OS merupakan anak ke 6 dari 7 bersaudara. 
 
 
Dipukul Pakai Ulekan
Kematian Jumirah (76) oleh anak kandungnya OS (45), di Desa Kadatauan,Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan ternyata karena dipukul pada bagian kepala oleh pelaku dengan menggunakan ulekan.
Demikian hal itu di katakan Kepala Desa Kadatuan, Kastor, saat dihubungi ponselnya, Jumat (21/8/2020).
Kastor menyebutkan, peristiwa seperti ini baru terjadi ini sebelumnya tidak ada.
“Apalagi tindakan tega seorang anak yang menghabisi nyawa ibu kandungnya,” katanya.
Kastor menyebutkan, pelaku diketahui memiliki mental alias gangguan jiwa.
“Diketahui sejak delapan tahun terakhir, pelaku emang punya mental berbeda dengan warga biasanya,”ungkapnya.
Dari kejadian tadi, kata Kastor, warga sekitar memang tidak ada yang berani melakukan peleraian terhadap peristiwa tersebut.
“Pertama diketahui dan pelaku di reda dari tindakan kerasnya itu oleh kakak kandungnya,” katanya.
Kastor mengatakan, untuk kasus dalam peristiwa ini sudah mendapat perhatian dan penanganan dari kepolisian.
“Pelaku sudah diamankan dan dibawa ke kantor polisi dan sementara korban, tadinya sih mau di bawa ke Rumah Sakit untuk diketahui bagian mana saja yang terkena hantaman pelaku,” ungkapnya.
 
 
Dibawa ke Polsek
Polsek Garawangi tangkap langsung OS (45), pelaku pembunuh ibu kandung di Desa Kadatuan, Kecamatan
Garawangi, Jum’at (21/8/2020).
Kapolsek Garawangi AKP Her Budiman melalui Kanit Reskrim Polsek setempat yakni, Aipda Aan Tri Wijayanto
saat ditemui di Mapolsek mengatakan pihak kepolisian langsung meringkus pelaku.
“Pelaku sudah kami amankan dan korban juga telah dibawa ke Rumah Sakit untuk dilakukanoOtopsi dalam
pengemanbangan keterangan,” ungkap Aan tadi.
Rencananya pihak polisi akan kembali memanggil pihak keluarga untuk pengembangan kasus
”Ini kami lakukan esok hari, sebab sekarang suasana masih berduka dan korban pun, telah di pulangkan
untuk dilakukan prosesi pemakaman,” katanya.
Tindak lanjut terhadap pelaku OS (45), kata Aan, saat ini pelaku dan sejumlah perkara lainnya.
“Telah kami limpahkan ke Mapolres,” katanya.
Terpisah salah satu petugas RSUD 45 Kuningan melakukan pemeriksaan terhadap korban.
“Sudah kami lakukan pemeriksaan, dan beberapa luka robek di bagian kepala akibat hantaman benda yang
digunakan pelaku,” katan petugas tadi.
“Sudah kami jahit,” katanya.

Sementara itu, Roy Fadli salah seorang cucu Jumirah (76), mengaku bahwa pelaku memang sudah mengalami

gangguan mental tingkat tinggi.

“Pelaku memang suka kumat jika mentalnya terganggu dan bersikap galak saja begitu,” ungkap Roy saat

ditemui di Polsek Garawangi kepada awak media, Jum’at (21/8/2020).

Roy mengatakan, awal mengetahui neneknya meninggal itu dari istrinya. “Tadi istri yang kasih tahu saya,”

ungkap dia.

Roy mengaku sangat prhiatin dengan tindakan pamannya, yakni OS (45) yang tega membuat nyawa Jumirah

(76) melayang.

“Dulu pernah juga sempat marah – marah tapi bisa dibendung. Kemudian juga, dulu OS pernah msuk

penjara dan saya jemput,” katanya.

Menyinggung soal jasad neneknya, kata Roy, korban dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapat pemeriksaan.

“Sebab ada beberapa bagian organ sobek akibat hantaman tadi,” katanya.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved