Kesenian Reog Indramayu Disukai Kalangan Muda, Anak-anak Selalu Antusias Nonton Reog
Kesenian Reog Indramayu menjadi salah satu tradisi turun temurun yang masih eksis sampai dengan sekarang.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Kesenian Reog Indramayu menjadi salah satu tradisi turun temurun yang masih eksis sampai dengan sekarang.
//
Semangat dan jiwa seni yang sudah melekat di hati para senimannya membuat kesenian yang satu ini tetap bisa bertahan hingga kini.
Pemilik Reog Dangdut Putra Vikar Jaya, Caswadi (52) mengatakan, meski keuntungan yang diperoleh tidak seberapa.
Namun, karena sudah menjadi pekerjaan sekaligus kecintaan sejak dahulu, Caswadi dan para seniman lainnya berkomitmen agar kesenian yang satu ini bisa tetap terlestarikan.
"Ya disyukuri saja agar kesenian khas Indramayu ini tidak sampai punah," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat melakukan pementasan di Desa Terusan, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Senin (10/8/2020).
Caswadi menjelaskan, rombongan yang dipimpinnya berjumlah 50 orang. Sebagian besarnya adalah anak-anak dan remaja.
Ia juga bersyukur, walau tergolong kesenian zaman dahulu. Tapi tetap dicintai oleh generasi muda.
Penonton Reog Indramayu pun tidak kalah banyak dengan kesenian-kesenian khas zaman sekarang.
Pantauan Tribuncirebon.com, ada puluhan hingga ratusan masyarakat yang menonton pertunjukan yang digelar Reog Dangdut Putra Vikar Jaya siang hari tadi.
Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sukacita menonton pementasan, sebagian lagi tertawa melihat para seniman yang bercanda menggunakan kostum. Ada yang berkostum Hanoman, Buto, Gatot Kaca, Arwana, Arimbi, dan masih banyak lagi.
Yang menarik dari Reog Indramayu dibandingkan kesenian lainnya adalah goyangan seniman yang energik dengan mengenakan kostum sangat diminati masyarakat.
Mereka menari serentak dengan gerakan menyesuaikan kostum yang mereka kenakan masing-masing diiringi lagu tarling Jawa.
Contohnya, seperti Hanoman yang bergoyang layaknya kera, Buto yang bergoyang seperti raksasa, dan lain sebagainya.
"Reog Indramayu itu ramainya memang kalau sehabis lebaran ada banyak pada keliling kampung, tapi ada juga yang rutin kaya ada panggilan seperti sekarang," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang penonton Maruf (19) mengaku senang dengan atraksi yang ditampilkan para seniman.
"Gak sengaja lewat sini ada reog, mampir dulu nonton. Ini kan khas Indramayu, harus dilestarikan," ujarnya.