Harga Emas

Awal Agustus, Harga Emas Antam Kembali Naik Jadi Rp 1.028.000 Per Gram, Tunggu Aksi Taking Profit

Posisi ini merupakan level tertinggi sepanjang sejarah penjualan emas Antam. Sementara itu, harga buyback naik Rp 13.000 menjadi Rp 926.000 per gram.

Editor: Machmud Mubarok
(THINKSTOCK)
Ilustrasi emas batangan. 

TRIBUNCIREBON.COM - Mengawali bulan Agustus, harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk kembali naik dan membuat rekor harga tertinggi sepanjang penjualan.

Dilansir situs resmi Logam Mulia Sabtu (130/7/2020), harga emas Antam naik Rp 12.000 dibanding sebelumnya, menjadi Rp 1.028.000 per gram.

Posisi ini merupakan level tertinggi sepanjang sejarah penjualan emas Antam. Sementara itu, harga buyback naik Rp 13.000 menjadi Rp 926.000 per gram.

Ini merupakan harga buyback alias tertinggi sepanjang masa. Sebagai catatan, harga emas Antam tersebut berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta.

Sementara di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda.

INI Jadwal Pencairan Gaji ke-13 dan Uang Pensiunan PNS 2020, Ada 6 Tunjangan Lagi Selain Gaji Pokok

Ini Harga dan Spesifikasi Realme C15, Punya Baterai Jumbo Bisa Jadi Power Bank Tahan 57 Hari

Resep Membuat Tongseng Kambing dan Sapi, Lengkap Tips Agar Daging Empuk dan Mudah Masak

Adapun sesuai dengan PMK No 34/PMK.10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen.

Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45 persen, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi.

Setiap pembelian emas batangan akan disertai dengan bukti potong PPh 22.

Berikut rincian harga emas Antam hari ini:

0,5 gram Rp 544.000

1 gram Rp 1.028.000

2 gram Rp 1.996.000

3 gram Rp 2.969.000

5 gram Rp 4.920.000

10 gram Rp 9.775.000

25 gram Rp 24.312.000

50 gram Rp 48.545.000

100 gram Rp 97.012.000

250 gram Rp 242.265.000

500 gram Rp 484.320.000

1.000 gram Rp 968.600.000

Penyebab Kenaikan

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, selain pandemi virus corona yang melanda dunia, sejumlah masalah global lainnya turut mempengaruhi melonjaknya harga emas.

Salah satunya, konflik geopolitik China dan India di Pegunungan Himalaya yang sedang memanas kembali. Kini 40 tank militer India sudah merapat di perbatasan wilayah tersebut.

"Ini kemungkinan besar akan terjadinya perang terbuka antar kedua negara tersebut," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (28/7/2020).

Di sisi lain, hubungan China dengan Amerika Serikat (AS) juga kian memanas. Keduanya saling menutup konsulat, China menutup konsulat AS di Chengdu, sebagai upaya balas dendam atas ditutupnya konsulat China oleh AS di Houston, Texas.

Sementara alasan penutupan dari AS adalah tuduhan pencurian properti intelektual oleh China, yang terjadi sehari setelah Departemen Kehakiman mendakwa 2 warga China atas tuduhan meretas ratusan perusahaan, dan berusaha mencuri data penelitian vaksin Covid-19

Tak cukup itu, persoalan ekonomi di AS juga turut mempengaruhi. Maklum, AS merupakan negara dengan perekonomian terbesar di dunia yakni menyumbang 20 persen pada ekonomi global.

Saat ini, ekonomi AS kian terpukul ketika kasus Covid-19 terus melonjak hingga lebih dari 4 juta kasus.

Tunggu Taking Profit

Tren melonjaknya harga emas Antam semakin menarik minat masyarakat untuk berinvestasi di instrumen ini.

Tapi membeli emas di saat harga tertinggi bukanlah langkah yang tepat.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, ketidakpastian ekonomi akibat Covid-19 membuat pelaku pasar menaruh dananya di produk investasi yang lebih aman (safe haven), yakni ke instrumen emas. 

Namun, pandemi hanya bersifat jangka pandek, mengingat berbagai penelitian vaksin sedang dilakukan.

Sedangkan emas sendiri, merupakan instrumen bersifat jangka panjang jika ingin mendapatkan keuntungan.

Sehingga, ketika vaksin ditemukan, pelaku pasar akan segera kembali ke instrumen obligasi dan saham.

Harga emas pun akan anjlok, yang tentunya akan berakibat kerugian bagi masyarakat yang baru membeli di harga tertinggi seperti saat ini.

"Pada kondisi saat ini, pelaku pasar disarankan untuk wait and see, jadi lihat, amati, awasi saja. Tunggu sampai nanti pas ada aksi taking profit (sebagian besar investor menjual emasnya untuk ambil untung)," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (28/7/2020).

Ibrahim mengatakan, ketika harga emas sedang melonjak tinggi merupakan kesempatan bagi para pelaku pasar yang sudah memiliki investasi di emas Antam untuk mengambil untung dengan menjual emas batangannya.

Dengan aksi jual ini, nantinya harga emas Antam pun akan lambat laun menurun. Saat harga menurun, barulah langkah yang tepat untuk membeli emas Antam.

Menurut Ibrahim, akan lebih tepat jika masyarakat berinvestasi di emas Antam ketika harganya sudah turun menyentuh level Rp 800.000-an per gram.

"Ketika para investor (pemilik emas Antam) menjual emasnya, maka harganya akan kembali turun. Pas di level-level Rp 800.000-an lah, baru di situ saat yang tepat investor lakukan pembelian," saran dia.

Ia bilang, kondisi ekonomi saat ini penuh ketidakpastian, maka memilih instrumen investasi juga harus lebih cermat.

Jangan sampai, keinginan mendapatkan keuntungan malah menghasilkan kerugian di kemudian hari.

"Dalam kondisi begini, investor mungkin juga alami kebingungan karena bisa saja pekerjaan terhenti. Jadi jangan sampai malah membeli di harga tertinggi, dan kemudian terjerembab harga turun. Ini akan dua kali stresnya," ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Naik Rp 12.000, Harga Emas Antam Kembali Bikin Rekor", https://money.kompas.com/read/2020/08/01/110128626/naik-rp-12000-harga-emas-antam-kembali-bikin-rekor.
Penulis : Ade Miranti Karunia
Editor : Erlangga Djumena

Akses Kompas.com lebih cepat dan mudah melalui aplikasi
Google Play: https://bit.ly/3g85pkA
Apple App Store: https://apple.co/3hXWJ0L

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved