Presiden Jokowi Minta Vaksin Covid-19 Siap Dalam 3 Bulan, Tim Riset Berani Menolak, Ini Sebabnya
Meskipun vaksin ini memang dibutuhkan masyarakat, Kusnandi menegaskan pihaknya tidak akan terburu-buru dan sangat hati-hat dalam melakukan uji klinis
TRIBUNCIREBON.COM - Presiden Joko Widodo, Selasa (21/7/2020) siang, menerima Tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi meminta agar vaksin Covid-19 asal China yang saat ini sedang dalam tahap uji klinis dapat diselesaikan dan tersedia dalam tiga bulan ke depan.
Demikian diungkapkan Koordinator Uji Klinis Vaksin Covid-19 yang juga Ketua Tim Riset Kusnandi Rusmil, usai pertemuan.
"Arahan khusus dari Pak Presiden, usahakan vaksin corona ini cepat ada. Kalau bisa tiga bulan," ujar Kusnadi dalam jumpa pers.
Namun, tim tidak dapat memenuhi permintaan tersebut. Kusnadi menyebut, tim riset uji klinis vaksin Covid-19 bekerja sangat hati-hati sehingga tidak mungkin dapat dirampungkan dalam tiga bulan saja.
"Kami bilang enggak bisa tiga bulan. Karena kita harus melakukan dengan hati-hati dan dengan benar," kata Kusnandi.
• Zodiak Besok, Rabu 22 Juli 2020: Libra Dapat Kejutan, Cancer Hati-hati Pada Barang Berhargamu
• Ubur-ubur Pulus Jalastrong Serbu Pantai Selatan Sukabumi, Kepala DKP Sukabumi Bilang Bisa Mematikan
• Update Daftar Harga HP Vivo 2020, Mulai Vivo Y91 Rp 1,7 Juta hingga Vivo X50 Pro Rp 9,9 Jutaan
Kusnandi dam tim pun memperkirakan, proses uji klinis baru bisa selesai pada Januari 2021 mendatang. Unpad bekerjasama dengan PT Bio Farma dan Balitbang Kementerian Kesehatan dalam melakukan proses uji klinis ini.
Vaksin tersebut akan disuntikkan ke ke 1.620 sampel orang rentang usia 18-59 tahun.
Jika uji klinis ini berhasil, maka barulah PT Bio Farma akan memproduksi massal vaksin tersebut.
Kusnandi sendiri mengaku sudah meneliti vaksin lebih dari 20 tahun. Selama rentang waktu itu, ia sudah mengerjakan 32 kali uji klinis.
Meskipun vaksin ini memang dibutuhkan masyarakat, Kusnandi menegaskan pihaknya tidak akan terburu-buru dan sangat hati-hat dalam melakukan uji klinis ini.
"Karena kalau untuk uji klinis medis ada tata cara yang sudah diatur oleh WHO. Harus begini, enggak boleh dicepetin. Nanti hasilnya tidak baik dan malah vaksin ini tidak terpantau efek sampingnya dan manfaatnya," kata Kusnandi.
Diberitakan sebelumnya, Vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech, perusahaan asal Cina, dibawa ke Bandung untuk diuji klinis. Sebanyak 2.400 sampelnya sudah tiba di Bio Farma, Minggu (19/7). Rencananya, uji klinis tahap 3 vaksin ini akan mulai dilakukan Agustus ini.
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan, uji klinis vaksin Covid-19 dijadwalkan berjalan selama enam bulan.
“Apabila uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3 lancar, Bio Farma akan memproduksinya pada Q1 2021 mendatang dan kami sudah mempersiapkan fasilitas produksinya di Bio Farma dengan kapasitas produksi maksimal di 250 juta dosis,” ujar Honesti melalui pesan elektronik yang diterima Tribun Jabar, Senin (20/7) malam.
Menurut Honesti, alasan pemilihan Sinovac sebagai mitra adalah platform vaksin dan metode pembuatan vaksin yang digunakan oleh perusahaan tersebut sama dengan kompetensi yang dimiliki Bio Farma, yakni metode inaktivasi. Dengan metode tersebut, Bio Farma sudah memiliki pengalaman dalam pembuatan vaksin seperti vaksin pertusis.
"Vaksin ini masih memerlukan beberapa tahapan lagi sebelum bisa dilakukan uji klinis pada Agustus 2020. Tahap yang masih harus dilewati tersebut antara lain pengujian di dalam laboratorium Bio Farma dan beberapa perizinan lainnya," katanya.
Rencananya, uji klinis vaksin Covid-19 ini akan dilaksanakan di Pusat Uji Klinis di Fakultas Kedokteran Unpad. Unpad akan mengambil sampel untuk 1.620 subjek dengan rentang usia 18–59 tahun, dengan kriteria-kriteria tertentu.
Sisa dari vaksin tersebut akan digunakan untuk uji lab di beberapa lab, antara lain di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN).
Dalam uji klinis vaksin Covid-19, Bio Farma berperan sebagai sponsor, berkolaborasi dengan berbagai pihak, antara lain Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan RI sebagai medical advisor dan pelaksanaan uji titer antibodi netralisasi. Bio Farma juga bekerja sama dengan BPOM RI sebagai regulator dan tentu saja dengan FK Unpad sebagai insititusi yang sudah berpengalaman dalam pelaksanaan uji klinis vaksin-vaksin yang beredar di Indonesia.
"Pengembangan vaksin Covid-19 ini merupakan satu dari lima skenario Bio Farma, dalam menangani penyebaran virus SARS COV2 penyebab Covid-19, antara lain produksi real time polymerase chain reaction (RT-PCR), terapi plasma konvalesen, mobile laboratorium BSL 3, dan pembuatan viral transport media (VTM)," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Minta Vaksin Covid-19 Selesai dalam 3 Bulan, Tim: Tidak Bisa", https://nasional.kompas.com/read/2020/07/21/17145951/jokowi-minta-vaksin-covid-19-selesai-dalam-3-bulan-tim-tidak-bisa.
Penulis : Ihsanuddin
Editor : Fabian Januarius Kuwado