Tsunami Pangandaran

Tsunami Menghantam Pangandaran 14 Tahun Lalu, Kini Jejaknya Mulai Dilupakan

Mungkin karena saat ini sedang menghadapi pandemi wabah Corona, kejadian tsunami yang telah menelan ratusan nyawa 17-07-2006 itu pun seakan terlupaka

Editor: Machmud Mubarok
ISTIMEWA
Pengunjung pantai Pangandaran naik 3 sampai 4 kali lipat dibanding hari minggu sebelumnya, Minggu (7/7/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani

TRIBUNCIREBON.COM, CIAMIS – Hari Jumat (17/7), 14 tahun lalu  terjadi tsunami yang memporak-porandakan Pantai Pangandaran sampai ke Pantai Cipatujah Tasikmalaya Selatan.  Sebanyak 550 nyawa melayang, 32 orang dinyatakan hilang, ratusan orang luka-luka dan puluhan ribu warga terpaksa mengungsi.

Tsunami yang terjadi  Senin ( 17 Juli 2006) sore  dipicu oleh gempa bumi yang episentrumnya berada di Samudra Hindia di kordinat  107.285 BT-9,311 LS dengan kekuatan 7,7 magnitude di kedalaman 10 km.

Meski gempanya tidak terlalu kuat tetapi telah memicu terjadinya tsunami dengan ketinggian air laut yang bergerak kencang kedarat mencapai 1 m hingga 7 meter.

Tidak hanya Pantai Pangandaran yang dibuatnya porak poranda. Tetapi sepanjang pantai Selatan Ciamis (waktu itu), seperti Batu Hiu, Bojongsalawe, Batu Karas, Madasari hingga Legok Jawa. Bahkan juga Cipatujah , Cilacap dan beberapa sisi pantai Jateng Selatan.

Pantai Pangandaran paling terdampak. Ratusan kios PKL disisi pantai ludes disapu tsunami, hotel dan restoran, toko-toko banyak yang poranda.

Jerinx SID Sambut Tantangan Dokter Yovi Masuk ke Ruang Covid-19 Tanpa APD,Saya Sudah Siap Mati

PENGAKUAN Pelaku yang Hajar Polisi di Indramayu Sampai Patah Rahang: Rombongan Dia Keroyok Tim Saya

Jadwal dan Link Live Streaming Belajar dari Rumah di TVRI Sabtu 18 Juli 2020, Misteri Pesawat Mainan

Nelayan tak bisa melaut karena perahunya hancur. Ekonomi lumpuh. Anak-anak tidak bisa bersekolah.  Bencana itu menyisakan duka yang mendalam.  Kejadian tersebut menjadi monument yang sulit dilupakan.  

Namun setelah 14 tahun kejadian dahsyat itu berlalu, mungkin sudah banyak yang melupakan. Jumat (17/7) ini nyaris tidak ada peringatan 14 tahun tsunami Pangandaran.

Padahal tahun-tahun sebelumnya rutin dilakukan peringatan tsunami tersebut yang biasanya diisi dengan kegiatan doa bersama dan tausiah.

“Hari ini tidak ada peringatan tsunami. Baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun warga,” ujar Koordinator Forum Tagana Pangandaran, Nana Nay Suryana kepada Tribun Jumat (17/7).

Mungkin karena saat ini sedang menghadapi pandemi wabah Corona, kejadian tsunami yang telah menelan ratusan nyawa 17-07-2006 itu pun  seakan terlupakan.

“Iya tidak ada peringatan apapun hari ini di Pangandaran,” katanya.

Yang ada Jumat (17/7) kata Nana adalah kehadiran rombongan Tim Kemensos di Pantai Pangandaran  untuk persiapan lanjutan program Kawasan Siaga Bencana.

“Kegiatan ini berkaitan dengan potensi rawan tsunami. Dengan membentuk relawan dan edukasi untuk masyarakat pesisir. Relawan tersebut dilatih dalam penangan bencana berbasis kearifan lokal,” ujar Nana.

Tadi di hari  14 tahun tsunami Pangandaran, JUmat (17/7) sekitar pukul 11.08 WIB Pangandaran diguncang gempa  berkekuatan 3,7 magnitude dengan episentrumnya di koordinat 8,18 LS-107,85 BT 89 km barat daya Pangandaran di kedalaman 18 km. Getarannya sampai dirasakan ke Cipatujah dan daerah Tasikmalaya Selatan lainnya.

“Di Pangandaran banyak yang  tidak merasakan. Saya juga tidak. Mungkin karena gempa tadi siang itu getarannya kecil,” ujar Nana. (andri m dani)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved